Penjualan secara kredit terkadang menyebabkan kerugian bagi perusahaan karena adanya kemungkinan tidak dibayarkannya piutang tersebut sehingga menjadi piutang tak tertagih. Penerimaan dan keuntungan perusahaan bisa meningkat dengan adanya penjualan secara kredit, tetapi kerugian yang dialami perusahaan juga meningkat karena meningkatnya jumlah piutang tak ditagih.
Kerugian ini disebut beban piutang tak tertagih menurut ciri ciri akuntansi piutang dan prinsip prinsip akuntansi yang bervariasi pada setiap perusahaan. Untuk mendapatkan informasi posisi keuangan perusahaan, maka perusahaan yang melakukan penjualan secara kredit akan memakai metode penyisihan untuk mengukur jumlah piutang tak tertagih.
Metode ini tidak menunggu sampai pelanggan tidak mampu membayar, tetapi melakukan perkiraan jumlah piutang yang tidak akan dapat dibayar oleh pelanggan. Metode ini berpatokan pada pengalaman masa lampau untuk memperkirakan jumlah beban piutang tak tertagih pada periode ini. Perusahaan akan mencatat beban piutang tak tertagih di sisi debet dan mencatat akun penyisihan piutang tak tertagih di neraca di sisi kredit yang menjadi pengurang dari akun piutang dagang di dalam neraca. Beban piutang tak tertagih dicatat pada jurnal penyesuaian pada periode penjualan dilakukan. Pencatatan ini akan menurunkan laba bersih karena mendebit akun beban dan menurunkan piutang dagang netto karena mengkredit akun Penyisihan. Penyisihan piutang tak tertagih mengurangi akun piutang dagang untuk mendapatkan piutang dagang netto.
Contoh Soal
Jumlah penjualan perusahaan tahun 2012 sebesar Rp 4.000.000, berdasarkan pengalaman masa lalu perusahaan memperkirakan beban dengan memakai metode penghapusan piutang tak tertagih sebesar Rp 300.000. Pencatatan tahun 2012 sebagai berikut.
Periode 2011
Piutang dagang A 300.000
Piutang dagang B 700.000
Piutang dagang C 3.000.000
Penjualan 4.000.000
Selama tahun 2012, perusahaan berhasil menagih hampir semua piutang dagangnya. Tetapi A dan B tidak dapat membayar utang mereka. Perusahaan terpaksa menghapus utang mereka dengan pencatatan sebagai berikut.
Periode 2012
Kas 3.000.000
Piutang dagang lainnya 3.000.000
Pencatatan penerimaan piutang
Periode 2012
Penyisihan piutang tak tertagih 1.000.000
Piutang Dagang A 300.000
Piutang Dagang B 700.000
Jurnal penghapusan piutang tidak memengaruhi keuntungan perusahaan karena tidak ada pendebitan akun beban (baca: perbedaan biaya dan beban dalam akuntansi). Jurnal ini juga tidak akan memengaruhi jumlah piutang dagang netto karena jurnal ini mendebit akun penyisihan dan mengkredit akun piutang dagang. Walaupun piutang dagang tersebut sudah dihapuskan, debitur tetap berkewajiban untuk membayar utangnya.
Misalnya piutang A yang sudah dihapuskan ternyata dibayar, maka pertama kali yang harus dilakukan perusahaan adalah membuat jurnal pembalik. Jurnal ini untuk memberikan nilai sisa debit bagi piutang langganan yang sudah dihapuskan tersebut. Piutang A sebesar Rp 300.000 dihapuskan pada bulan Maret 2012 dan A membayar utangnya pada bulan Agustus 2012. Jurnal yang dibuat antara lain:
1. Maret 2012
Pencatatan penghapusan piutang A
Penyisihan Piutang Tak tertagih (D) 300.000
Piutang Dagang A (K) 300.00
2. Agustus 2012
Pengembalian piutang A
Piutang Dagang A 300.000
Penyisihan Piutang Tak Tertagih 300.000
Pencatatan pembayaran piutang A
Kas 300.000
Piutang Dagang A 300.000
Setelah mengetahui tentang ayat jurnal penyesuaian piutang tak tertagih yang menjadi bagian dari estimasi piutang tak tertagih, selanjutnya akan lebih mudah untuk memahami contoh piutang lain lain seperti contoh piutang dagang dan unsur unsur laporan keuangan lainnya.