Sebelum mengetahui tentang keunggulan dan kelemahan balanced scored card maka ketahui terlebih dahulu tentang pengertiannya. Balanced Score Card adalah kerangka kerja baru yang menggabungkan berbagai ukuran strategi perusahaan sehingga memudahkan para karyawan terutama bagian keuangan karena mencakup unsur unsur laporan keuangan. Balanced scorecard memanfaatkan teknologi informasi dalam bisnis yang memberi kebebasan dan kemudahan bagi para pemakainya untuk mewujudkan kreativitas.
Balanced Score Card (BCS) mengombinasikan ukuran finansial masa lalu dan pendorong kinerja masa depan sesuai fungsi akuntansi keuangan. Pendorong kinerja antara lain perspektif pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan yang diturunkan dari proses penerjemahan strategi perusahaan. sebelumnya ketahui dahulu tentang pengertian kinerja keuangan barulah memilih metode evaluasi kinerja keuangan.
Kerangka kerja ini harus diterapkan secara eksplisit dan ketat ke berbagai tujuan dan ukuran yang nyata. Balanced Scorecard juga tetap memakai berbagai ukuran keuangan tradisional yang bisa menjelaskan berbagai peristiwa masa lalu. Namun balance scored card ini lebih menuntun perusahaan pada abad informasi untuk menciptakan nilai masa depan melalui investasi yang ditanamkan pada pelanggan, pemasok, pekerja, proses, teknologi, dan inovasi.
Keunggulan Balance Scored Card (BSC)
Hasil evaluasi kinerja yang memakai balanced scorecard yang mencakup keuangan maupun non-keuangan bisa digunakan untuk merancang rencana strategis perusahaan pada masa yang akan datang. Tujuan dan contoh analisis laporan keuangan diperlukan untuk mempermudah pemahaman para personel perusahaan. Keunggulan balanced scorecard tertuang dalam empat karakteristik menurut Mulyadi (2005:11-15)yaitu: komprehensif, koheren, seimbang dan terukur. Penjelasan keempat karakteristik tersebut sebagai berikut.
- Komprehensif
Balanced scorecard bersifat komprehensif atau menyeluruh karena kerangka ini memperluas perspektif tentang perencanaan strategic. Mungkin sebelumnya evaluasi perusahaan hanya terbatas pada perspektif keuangan, namun telah meluas ke beberapa perspektif lainnya seperti pelanggan, proses, pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan perspektif ke beberapa hal yang bersifat nonkeuangan bermanfaat untuk menghasilkan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berkesinambungan serta membuat organisasi bisa masuk ke lingkungan bisnis yang kompleks. Strategi-strategi tersebut ditetapkan ke dalam setiap perspektif yang memperluas lingkup bisnis perusahaan sehingga misi dan visi perusahaan bisa tercapai.
- Koheren
Balanced scorecard membuat setiap karyawan harus menjalin hubungan sebab-akibat (causal relationship ) kepada berbagai sasaran strategik yang dihasilkan dalam perencanaan. Setiap sasaran strategik yang ditetapkan dalam perspektif non keuangan harus memiliki hubungan kausal dengan sasaran keuangan secara langsung dan tidak langsung. Strategi dan sasaran di berbagai perspektif yang koheren bisa memperbaiki kinerja keuangan bagi perusahaan yang akan memasuki iklim bisnis yang penuh turbulen (rintangan).
- Seimbang
Sasaran strategik yang dirancang oleh sistem perencanaan strategik harus seimbang untuk menghasilkan kinerja keuangan yang berkesinambungan. BCS menjelaskan tentang tujuan dan cara pencapaian tujuan tersebut secara seimbang. Setiap perspektif memiliki tujuan yang hendak dicapai yaitu financial returns yang berlipat ganda dalam jangka panjang yang menjadi tujuan utama bagian keuangan. Tujuan kedua yang ingin dicapai yaitu dari perspektif customers, produk dan jasa yang memiliki best value untuk costumer. Tujuan ketiga dari perspektif bisnis yaitu cost effective sehingga pengeluaran perusahaan yang minimum bisa menghasilkan keuntungan yang besar.
- Terukur
Sasaran strategik harus bisa diukur sehingga berbagai sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem bisa tercapai sesuai rencana. Balanced scorecard juga bisa mengukur berbagai sasaran strategik yang sulit diukur oleh kerangka kerja lainnya seperti perspektif costumer, proses bisnis/intern, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Sasaran ketiga perspektif non keuangan bisa ditentukan ukurannya supaya tujuan perusahaan bisa tercapai. Catatan atas laporan keuangan yang meliputi manajemen kas dan laporan arus kas juga bisa dinilai oleh BCS.
Menurut Rangkuti (2012: 94), beberapa keunggulan yang dimiliki oleh Balanced Scored Card untuk mempermudah proses manajemen strategi sebagai berikut.
- Setiap karyawan termotivasi untuk bertindak strategis sesuai ketentuan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan bisa ditingkatkan oleh setiap karyawan dengan melakukan berbagai langkah strategis terkait permodalan yang membutuhkan langkah besar dalam jangka panjang. Selain itu, sistem ini juga membuat setiap karyawan untuk mencari berbagai inisiatif strategis sasaran-sasaran yang telah direncanakan bisa terwujud.
- Sistem Balanced scorecard memudahkan penyusunan sasaran strategis dengan empat perpektif sehingga tiga perspektif non keuangan bisa dipicu dari aspek keuangan tergantung jenis jenis akuntansi keuangan.
- Sistem Balanced scorecard mampu mewujudkan dua macam integrasi yaitu integrasi antara visi dan misi dengan program kerja perusahaan serta integrasi program dengan perencanaan yang meningkatkan profit (laba) bersih.
Faktor yang memengaruhi perusahaan untuk menggunakan Balance Scorecard adalah lingkungan bisnis yang penuh persaingan dan rintangan. Lingkungan bisnis yang seperti itu menuntut kemampuan organisasi untuk membangun keunggulan perusahaan yang menghasilkan profit lebih besar, mewujudkan masa depan organisasi yang berkelanjutan dalam jangka panjang, melakukan berbagai langkah strategik untuk membangun masa depan organisasi serta memusatkan kemampuan dan komitmen seluruh karyawan dan pihak terkait dalam membangun masa depan organisasi.
Kelemahan Balanced Scored Card (BSC)
Balanced Scored Card tidak hanya memiliki keunggulan, tetapi juga memiliki kelemahan. Berikut ini beberapa kelemahan menurut Anthony dan Govindarajan (2005:180).
- Terjadi hubungan yang buruk antara ukuran perspektif nonfinansial dengan hasil yang diperoleh. Keuntungan di masa depan tidak terjamin selalu mengikuti pencapaian target dalam perspektif non-finansial.
- Hanya terpaku pada hasil keuangan (fixation on financial result). Manajer memiliki tanggung jawab terbesar terhadap kinerja keuangan sehingga manajer lebih peduli terhadap aspek finansial perusahaan daripada aspek lainnya.
- Tidak ada mekanisme perbaikan yang jelas (no mechnism for improvement) untuk perusahaan. Banyak perusahaan yang tidak mempunyai alternative cara untuk meningkatkan tujuannya sehingga hal ini menjadi kelemahan BCS. Tanpa metode yang jelas maka peningkatan tujuan tidak dapat dicapai oleh perusahaan.
- Tidak ada pembaharuan ukuran (measures are not up to date). Tidak memiliki mekanisme formal untuk memperbarui ukuran menjadi kendala yang sering dihadapi oleh banyak perusahaan sehingga masih memakai ukuran dengan basis strategis lama.
- Terlalu banyak pengukuran yang dipakai oleh suatu perusahaan (measurement overload). Ukuran yang dipakai oleh manajer biasanya akan menghilangkan fokus sehingga kesuksesan perusahaan akan sulit tercapai. Kehilangan fokus juga menyebabkan manajer melakukan terlalu banyak hal dalam waktu bersamaan.
- Kesulitan dalam menetapkan trade-off pada sebuah perusahaan (difficult in estabilishing trade off).
Beberapa perusahaan akan menggabungkan ukuran non-finansial dengan finansial pada suatu laporan sehingga setiap ukuran akan diberi bobot . Tanpa bobot maka perusahaan akan sangat sulit untuk menggabungkan aspek finansial dan non-finansial. - Balanced Scorecard belum bisa menetapkan sistem kompensasi secara tepat sebagai tindak lanjut dari hasil penilaian kinerja.
- Belum adanya standar ukuran yang baku terhadap kinerja perusahaan jika memakai metode BCS.
Penggunaan BCS pada suatu perusahaan pasti memiliki konsekuensi, sama halnya dengan pemakaian metode lainnya. Keunggulan dan kelemahan BCS ini menjadi hal yang wajib diketahui sehingga bisa membandingkannya dengan metode lainnya. Setiap jenis perusahaan biasanya butuh metode evaluasi yang berbeda juga termasuk pencatatan transaksi keuangan yang memengaruhi cara membuat laporan keuangan perusahaan.