Sponsors Link

Pencatatan Transaksi Keuangan Paling Lengkap

Sponsors Link

Setiap bisnis atau usaha yang sedang berjalan tentunya akan selalu menghasilkan pendapatan setiap waktunya. Untuk itulah sebuah perusahaan tentu harus melakukan pencatatan transaksi keuangan untuk mencatat biaya apa saja yang masuk dan keluar di dalam perusahaan tersebut. Pencatatan transaksi keuangan  pun tak boleh dibuat dengan asal-asalan saja. Pencatatan yang baik tentunya akan mempengaruhi keberhasilan dalam usaha yang anda jalankan. Proses pencatatan transaksi keuangan biasanya sering dikenal dengan proses pembukuan. Pembukuan ini merupakan tindakan untuk mencatat secara teratur dan sistematis tentang segala transaksi keuangan yang dilakukan perusahaan. Nah berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai pencatatan transaksi keuangan secara jelas dan detail. (baca juga: Pengertian Akuntansi Biaya)

ads

Pengertian Pencatatan Transaksi Keuangan

Pencatatan transaksi keuangan adalah proses dimana perusahaan mencatat dengan rinci segala transaksi keuangan yang dilakukan perusahaan yang dapat berpengaruh pada perubahan harta, hutang, modal, pendapatan serta beban. Prinsip dasar dari pencatatan transaksi keuangan sebenarnya hampir sama dengan persamaan dasar akuntansi, yaitu:

HARTA= HUTANG + MODAL 

atau

AKTIVA = PASSIVA

Tentunya pencatatan transaksi keuangan ini dibuat untuk memenuhi tujuan-tujuan yang ada, antara lain adalah:

  • Dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan sumber-sumber ekonomi, modal perusahaan, serta kewajiban.
  • Memberikan informasi detal mengenai perubahan pada sumber ekonomi akibat adanya aktivitas usaha yang dilakukan untuk mendapat keuntungan.
  • Mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan perusahaan yang relevan kepada pengguna laporan.
  • Memberikan informasi keuangan yang dapat membantu perusahaan untuk memperkirakan potensi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan kedepannya.

Tentunya proses pencatatan keuangan tersebut harus diserta bukti-bukti yang akan digunakan sebagai bentuk ertanggung jawaban pada transaksi yang sudah dilakukan. Karena transaksi keuangan yang dilakukan perusahaan terdiri dari dua jenis yaitu transaksi keuangan internal dan eksternal, maka bukti transaksi keuangan juga terdiri dari dua jenis yaitu buktitransaksi internal dan eksternal perusahaan. (baca juga: Pengertian Persamaan Dasar Akuntansi)

Bukti Transaksi Internal

Meurpakan bukti transaksi yang dikeluarkan dan beredar hanya di lingkungan perusahaan tersebut saja.

  • Bukti kas masuk, merupakan bukti yang menandakan jika perusahaan telah menerima uang dalam bentuk kas atau tunai.
  • Bukti kas keluar, merupakan tanda bukti dimana perusahaan telah mengeluarkan uang dalam bentuk tunai, misalnya saja pada pembelian atau pembayaran secara tunai.
  • Memo, bukti yang berupa pencatatan antara bagian-bagian di dalam lingkungan perusahaan tersebut. (baca juga: Pengertian Akuntansi Piutang)
Sponsors Link

Bukti Transaksi Eksternal

Merupakan bukti yang berkaitan dengan pihak luar perusahaan. Berikut contoh-contoh bukti transaksi eksternal perusahaan. (baca juga: Metode Penghapusan Piutang)

  • Faktur, merupakan bukti transaksi keuangan bila terjadi sebuah pembelian ataupun penjualan yang dilakukan secara kredit.
  • Kwitansi, bukti transaksi yang berisikan mengenai penerimaan sejumlah uang yang juga ditanda tangani oleh pihak penerima uang dan diserahkan kepada pihak yang akan membayar sejumlah uang tersebut.
  • Nota, merupakan bukti pembelian barang yang dilakukan secara tunai.
  • Nota debit, bukti bila perusahaan telah mengirimkan kembali barang-barang yang sudah dibeli karena beberapa barang ada yang mengalami kerusakan atau tidak sesuai pesanan. Sehingga nota debet ini dikeluarkan oleh pembeli dan ditujukan pada penjual. (baca juga: Fungsi Buku Besar)
  • Nota kredit, merupakan bukti penerimaan barang kembali yang sebelumnya sudah dijual melalui kredit dikarenakan barang-barang tersebut mengalami kerusakan atau tidak sesuai pesanan.
  • Cek, merupakan surat perintah yang dikeluarkan oleh pihak yang memiliki rekening di bank, agar bank dapat membayar sejumlah uang kepada pihak yang tercantum di dalam cek tersebut.
  • Bilyet giro, surat perintah yang dikeluarkan nasabah kepada pihak bank yang bersangkutan untuk memindahbukukan sejumlah uang yang ada di dalam rekeningnya ke dalam rekening lain yang namannya tertulis di dalam bilyet giro.

Tahapan-Tahapan Proses Pencatatan Transaksi Keuangan

Untuk memulai membuat catatan transaksi keuangan, maka setiap transaksi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan akan menjadi informasi awal yang harus dicatat dan diolah sehingga nantinya menghasilkan laporan keuangan. Berikut ini langkah-langkah untuk membuat pencatatan transaksi keuangan:

1. Menyiapkan Bukti-Bukti Transaksi

Sebelum membuat pencatatan transaksi keuangan, tentunya anda harus menyiapkan bukti0buktir transaksi seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Bukti-bukti transaksi ini memang sangat penting karena sebagai dasar dari pencatatan transaksi yang anda buat. Dapat dikatakan bila bukti-bukti tersebut dianggap sebagai pertanggung jawaban terhadap transaksi yang sudah dilakukan. Untuk dapat mencatat bukti-bukti tersebut ke dalam jurnal, tentunya bukti-bukti ini harus dianalisis terlebih dahulu sehingga diketahui perlakuan yang tepat untuk akun yang berkaitan. (baca juga: Prinsip Akuntansi Syariah Di Indonesia)

2. Pencatatan Transaksi Ke Dalam Jurnal Harian

Setelah menganalisis bukti-bukti transaksi yang ada, saatnya mencatat bukti-bukti tersebut ke dalam jurnal harian. Jurnal merupakan catatan yang disusun secara sistematis dan didasarkan pada kronologis transaksi-transaksi yang dilakukan. Fungsi dari adanya jurnal ini adalah:

  • Digunakan untuk mencatat semua transaksi yang dilakukan berdasarkan pada bukti yang ada.
  • Fungsi historis, sehingga transaksi-transaksi yang ada dapat dicatta berdasarkan waktu kejadiannya.
  • Fungsi analisis, setiap transaki yang dilakukan dan dicatat dalam jurnal merupakan hasil analisa dari bukti-bukti yang tersedia.
  • Fungsi intruktif, artinya pencatatan yang dilakukan di dalam jurnal dapat digunakan sebagai intruksi untuk melakukan posting debet atau kredit ke buku besar.
  • Memberikan informasi terkait dengan transaksi-transaksi yang sudah dilakukan.

Dalam pembagiannya, jurnal terdiri dari dua jenis yaitu:

  • Jurnal Umum : Yaitu jurnal yang mencatat seluruh transaksi ke dalam sebuah kesatuan berdasarkan pada urutan waktu.
  • Jurnal Khusus : Jenis jurnal ini biasanya digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan secara spesifik berdasar pada jenis dan kebutuhan perusahaan.

Berikut ini beberapa jenis jurnal khusus yang sering digunakan di perusahaan.

  • Jurnal penjualan
  • Jurnal penerimaan kas
  • Jurnal pengeluaran kas
  • Jurnal pembelian

3. Melakukan Posting Ke Dalam Buku Besar

Berikut ini langkah-langkah untuk memposting dari jurnal ke dalam buku besar:

  1. Pindahkan tanggal transaksi dari jurnal ke lajur perkiraan yang berkaitan di dalam buku besar.
  2. Pindahkan jumlah debet dan kredit yang ada di jurnal ke lajur debet atau kredit perkiraan yang ada di buku besar.
  3. Catat nomor kode akun pada kolom referensi jurnal sebagai tanda jumlah jurnal yang sudah dipindahkan ke dalam buku besar.
  4. Catat nomor halaman jurnal pada kolom referensi yang ada di dalam buku besar setiap pemidah-bukuan.
Sponsors Link

Menyusun Neraca Saldo

Setelah membuat buku besar, langkah selanjutnya yang harus dilakukan sebuah perusahaan adalah menyusun neraca saldo. Neraca saldo atau Trial Balance berbeda dengan neraca lainnya. Neraca saldo merupakan salah satu proses di dalam siklus akuntansi yang disusun setelah buku besar selesai dibuat. Neraca saldo berisikan total dari saldo-saldo transaksi yang dilakukan dari masing-masing akun. Tujuan dari pembuatan neraca saldo ini adalah digunakan untuk mengetahui keseimbangan antara jumlah debit dan kredit pada buku besar. Sebenarnya neraca saldo termasuk di dalam tahap pengikhtisaran pada sebuah siklus akuntansi karena hanya disusun saat akhir periode atau pada waktu yang diperlukan. (baca juga: Perkembangan Akuntansi Di Indonesia)

Dengan adanya neraca saldo, perusahaan dapat mengetahui bila terjadi kesalahan pada jurnal yang telah dikerjakan. Hal ini dapat terlihat dari perbedaan pada sisi kredit dan debit di dalam neraca saldo. Kesalaha-kesalahan yang ada di dalam buku besar biasanya terjadi karena beberapa hal, antara lain adalah:

  • Kesalahan dalam menempatkan saldo akun besar ke dalam neraca saldo
  • Tidak semua saldo yang ada di dalam akun buku besar dipindahkan ke neraca saldo
  • Sebagian transaksi yang berasal dari jurnal khusus tidak semuanya diposting ke dalam buku besar

Pada perusahaan yang menggunakan jenis buku besar stafel maka pada saat akan menyusun neraca saldo, hanya tinggal melihat pada saldo akhir yang terletak di bawah setiap masing-masing akun. Namun pada perusahaan yang menggunakan jenis buku besar bentuk skoontro T dan horizontal, terlebih dahulu harus menghitung saldo akhir pada masing-masing akun dengan menjumlahkan sisi debet dan kredit dan kemudian dikurangkan untuk mencari selisih yang anda. Berikut ini langkah-langkah mudah dalam menyusun neraca saldo. (baca juga: Fungsi Laporan Keuangan)

  1. Mempersiapkan kolom-kolom yang ada di dalam neraca saldo dengan format yang tepat.
  2. Tuliskan nomor akun di dalam kolom nomor dan nama akun di dalam nama aku.
  3. Kemudian masukkan saldo debit yang ada pada saldo akhir buku besar debit pada kolom debit dan saldo kredit di dalam kolom kredit.
  4. Setelah semua saldo telah dipindahkan dengan tepat, selanjutnya jumlah masing-masing nominal yang ada di dalam kolom debit dan kolom  kredit. Jumlah akhir harus lah seimbang. Keseimbangan ini menunjukkan bahwa pencatatan yang dilakukan sudah tepat. (baca juga: Fungsi Akuntansi Biaya)

Menyusun Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan di dalam sebuah perusahaan pada periode akuntansi yang digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan. Laporan keuangan ini bertujuan untuk menyediakan informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan di dalam sebuah perusahaan yang dapat dimanfaatkan untuk mengambil sebuah keputusan. (baca juga: Prinsip-Prinsip Akuntasi)

Laporan keuangan yang baik, harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang ada dibawah ini:

  • Relevan, laporan keuangan yang dibuat memang harus dapat dimanfaatkan penggunanya
  • Mudah dimengerti, sebuah laporan keuangan tentunya harus menggunakan bahasa yang simple dan mudah dimengerti oleh orang lain ketika membaca laporan tersebut.
  • Netral, laporan keuangn tidak boleh memihak kepada salah satu pengguna
  • Daya uji, sebuah laporan keuangan tentunya bisa diuji kevalidannya oleh pengukur independen
  • Daya banding, laporan keuangan tentunya harus dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya ataupun laporan yang sejenis di periode yang sama.
  • Tepat waktu, laporan keuangan harus tersaji sedini mungkin
  • Lengkap, sebuah lapran keuangan tentu harus menyakin fakta keuangan dengan lengkap dan tepat. (baca juga: Cara Membuat Laporan Laba Rugi)

Di dalam sebuah laporan keuangan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat penyusunannya. Berikut ini komponen-komponen yang ada di dalam laporan keuangan.

  • Neraca
  • Laporan rugi laba
  • Laporan ekuitas modal pemilik
  • Laporan arus kas

Berikut ini langkah-langkah untuk menyusun sebuah laporan keuangan

  • Menyusun Neraca Saldo
  • Mengumpulkan data-data yang diperluka pada pembuatan jurnal penyesuaian
  • Menyusun neraca lajur
  • Membuat laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan lainnya.
  • Menyesuaikan dan menutup rekening yang ada
  • Menyusun neraca saldo setelah dilakukan penutupan

Nah itu tadi penjelasan mengenai pencatatan transaksi keuangan. Pencatatan transaksi keuangan memang harus dilakukan setiap perusahaan, baik apapun bidang aktivitasnya. Pencatatan transaksi keuangan ini diperlukan untuk mengetahui kondisi keuangan dari sebuah perusahaan. Semoga informasi diatas dapat bermanfaat bagi anda.

baca juga:

Sponsors Link
, , , , ,
Oleh :
Kategori : Akuntansi Keuangan