X

Pentingnya Pelaporan Aset Tak Berwujud

Semua individu dan perusahaan wajib melaporkan jumlah pendapatan sebagai manfaat laporan keuangan kepada pemerintah karena adanya kewajiban untuk membayar pajak. Pelaporan pendapatan oleh setiap individu dan perusahaan diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Syarat pelaporan pendapatan bagi perusahaan lebih ketat menurut SAK daripada SAP karena syarat-syarat tersebut berhubungan dengan transaksi yang akan mengalir dari dan ke perusahaan tersebut.

1.  Hakikat Akuntansi tentang Aset Tak Berwujud

a.  Definisi

Definisi aset tak berwujud menurut para ahli sebagai berikut.

  • Menurut Obaidullah Jan, aset tak berwujud ialah aset jangka panjang yang dimiliki oleh perusahaan yang tidak hadir secara fisik, tetapi bisa teridentifikasi. (Indentifiable long term assets of a company having non physical existence are called intangible assets).
  • Menurut Steven Bragg, aset tak berwujud ialah aset nonfisik yang memiliki manfaat lebih dari satu tahun. (An intangible asset is a non-physical asset having a useful life greater than one year).
  • Menurut Kieso (2010), aset tak berwujud adalah aset teridentifikasi non-moneter yang tidak dapat disentuh/diukur secara fisik. “Intangible asset are defined as indentifiable non-monetary asset that can not be seen, touch or physically measured”.
  • Menurut para ahli yang tergabung dalam WebFinance, Inc, aset tak berwujud ialah sumber daya dalam jangka panjang yang dimiliki oleh semua entitas, tetapi tidak nampak secara fisik. (Intangible assets are the long termresources of an entity, but have no physical existence).

Jadi, definisi aset tak berwujud (intangible asset) ialah harta tak terlihat yang memberikan manfaat bagi pemiliknya. Aset ini termasuk aset nonmoneter yang teridentifikasi, tetapi tidak ada wujud fisik. Aset ini bisa menjadi sumber pendapatan yang penting karena menghasilkan laba/profit bagi perusahaan sehingga harus diakui keberadaannya.

b.  Contoh Aset Tak Berwujud

Aset tak berwujud identik dengan bisnis/perusahaan. Contoh aset tak berwujud sebagai berikut.

  • Hak cipta, seperti karya berupa buku atau lagu.
  • Hak paten, seperti desain mesin dari suatu pabrik mobil yang menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
  • Goodwill, individu atau perusahaan yang ingin membeli suatu aset dengan nilai yang lebih tinggi dari nilai buku.
  • Merk dagang, hak perusahaan untuk memasarkan produk yang diproduksi.

2.  Cara Pelaporan Aset Tak Berwujud

Perlakuan aset tak berwujud dalam jenis jenis akuntansi dilakukan dengan tahapan sebagai berikut.

a.  Pengakuan Aset Tak Berwujud

Aset tak berwujud diakui asalkan memenuhi ketentuan, yaitu individu/perusahaan berpotensi  memperoleh manfaat ekonomi pada masa yang akan datang dari aset tersebut dan biaya-biaya perolehannya bisa diukur dengan handal.

b.  Penilaian Aset Tak Berwujud

Aset tak berwujud dinilai berdasarkan harga perolehannya. Biaya perolehan aset tidak berwujud terdiri dari beberapa hal berikut.

  • Harga beli termasuk bea masuk (impor) dan pajak pembelian yang tidak bisa dikembalikan setelah dikurangkan diskon dan rabat.
  • Semua biaya yang bisa dikaitkan secara langsung berhubungan dengan persiapan aset agar dapat digunakan.

c.  Pencatatan Aset Tak Berwujud

Aset tidak berwujud dicatat dalam neraca (cara membuat neraca keuangan) pada kolom aktiva sesuai dengan nilai bersih setelah dikurangi akumulasi amortisasi. Pengakuan pendapatan dan penilaian aset tidak berwujud ini sangat penting sebagai bentuk pelaksanaan hukum negara dan pertumbuhan keuntungan (profit) karena pemerintah butuh untuk penagihan pajak. Setiap perusahaan harus memonitor kondisi keuangannya sehingga keberlangsungan hidup perusahaan bisa diketahui. Semua perkembangan dan perubahan aset harus selalu bisa menyesuaikan diri dengan kondisi pelaporan akuntansi dan keuangan yang terus berubah.

Contoh pencatatan akuntansi untuk pembelian dan amortisasi aset tak berwujud sebagai berikut.

Pembelian Amortisasi
(D) Aset Tak Berwujud (D) Biaya Amortisasi
     (K)      Kas      (K)  Aset Tak Berwujud

Itulah sekilas tentang pelaporan aset tak berwujud sesuai konsep dasar akuntansi dan prinsip-prinsip akuntansi yang terdiri dari pencatatan, pengakuan, pengukuran, dan pelaporan atas harta tak berwujud yang memberikan manfaat kepada pemiliknya. Setelah itu akan lebih mudah untuk memahami tentang unsur-unsur laporan keuangan, cara membuat jurnal umum, dan sistem akuntansi biaya.

Categories: Dasar Akuntansi