Istilah penilaian dan pengukuran dalam akuntansi sering tidak dibedakan karena ada asumsi tentang penggunaan unit moneter yang bermakna ekonomik dari suatu elemen dalam laporan keuangan berupa pengukuran atau penilaian elemen aset. Untuk mengadakan penilaian, kita harus melakukan pengukuran terlebih dahulu. Dalam proses pengukuran digunakan 3 standar, yaitu ukuran baku (meter, kilogram, takaran, dan sebagainya), ukuran tidak baku (depa, jengkal, langkah, dan sebagainya), dan ukuran perkiraan berdasarkan pengalaman. Sedangkan untuk penilaian biasanya lebih bersifat kualitatif yang membutuhkan penjelasan tertentu. Perbedaan pengukuran dan penilaian dalam akuntansi sebagai berikut.
1. Pengertian
a. Pengukuran
Pengukuran adalah proses membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu dan bersifat kuantitatif karena adanya satuan ukuran tertentu. Pengukuran (measurement) adalah kegiatan pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan yang telah mencapai karakteristik tertentu. Pengukuran adalah penentuan besaran,dimensi, atau kapasitas yang biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran yang tidak terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan seperti tingkat ketidakpastian atau kepercayaan konsumen.
b. Penilaian
Penilaian adalah kegiatan yang bertujuan mengambil keputusan tentang sesuatu berdasarkan kriteria baik buruk dan bersifat kualitatif. Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian ini juga dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang hasil yang akan didapatkan.
2. Konsep Pengukuran dan Penilaian dalam Akuntansi
a. Pengukuran
Dalam hakikat akuntansi terdapat teori pengukuran yang berhubungan dengan modal dan keuntungan sebagai ukuran turunan. Modal berasal dari transaksi dan revaluasi di pasar keuangan dan keuntungan yang diperoleh dari pengeluaran yang dicocokkan dengan pendapatan atau perubahan modal selama satu periode tertentu. Modal bisa didefinisikan dan diturunkan dari beberapa hal seperti biaya operasional, biaya historis, biaya keuangan, atau nilai wajar. Standar internasional lebih banyak memanfaatkan konsep nilai wajar. Perubahan ini lebih fokus pada penilaian neraca, perpindahan dari sistem pengukuran alokasi laba yang sederhana dan menekankan pada relevansi untuk realita komersial dan pengambilan keputusan pemodal daripada keandalan.
b. Penilaian
Berdasarkan prinsip prinsip akuntansi, penilaian ditujukan kepada aset atau harta. Aset adalah salah satu elemen pembentuk posisi keuangan (neraca) yang nantinya dijadikan informasi semantik bagi investor dan kreditor sehingga tujuan dari penilaian aset ini berkaitan dengan tujuan dari jenis jenis laporan keuangan. Tujuan pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang bisa membantu investor dan kreditor dalam menilai jumlah dan ketidakpastian dari laporan arus kas bersih yang masuk ke badan usaha. Dasar penilaian aset harus dikaitkan dengan aliran kas ke badan usah’ agar penilaian lebih relevan. Aliran kas ke badan usaha bisa diprediksi melalui informasi semantik yang terdiri dari posisi keuangan, profitabilitas, likuiditas, dan solvensi. Keempat informasi tersebut berperan dalam penentuan/penyusunan laporan keuangan melibatkan penilaian aset untuk merepresentasikan pos-pos aset yang berkaitan dengan laporan keuangan yang memakai basis-basis tertentu sesuai standar akuntansi keuangan.
Itulah perbedaan pengukuran dan penilaian dalam akuntansi yang harus diketahui sehingga mendapat manfaat mempelajari akuntansi dan tahu fungsi akuntansi.
baca juga: jenis jenis akuntansi, fungsi buku besar, dan manfaat jurnal khusus