X

Ciri Ciri Piutang Menurut Para Ahli Terlengkap Beserta Penjelasannya

Piutang adalah jenis transaksi yang dilakukan secara kredit sehingga sesuai hakikat akuntansi, piutang ini harus ditagih. Pihak yang menyebabkan terjadinya contoh piutang dagang adalah konsumen yang berutang karena adanya pembelian sebuah barang atau layanan (jasa). Perusahaan tentu saja lebih menyukai penjualan secara tunai karena menghemat biaya dan menghindari  risiko yang timbul akibat transaksi secara kredit. Jangka waktu yang disepakati untuk piutang biasanya selama 30 sampai dengan 90 hari. Piutang dalam akuntansi memiliki pengertian yang lebih sempit, yaitu sebuah tuntutan pada pihak luar perusahaan (pembeli) yang harus menyelesaikan utang dengan sejumlah uang tunai.

Perusahaan biasanya tetap melayani pembelian secara kredit agar penjualan dan pendapatan perusahaan meningkat. Penjualan secara kredit mengakibatkan munculnya piutang dagang dalam neraca perusahaan yang tergolong aktiva lancar. Piutang dagang yang normal atau umum terjadi adalah piutang jangka pendek.

Piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang dan jasa perusahaan dengan pembayaran yang dilakukan setelah tanggal transaksi jual beli. Piutang (termasuk contoh piutang lain lain) adalah harta perusahaan yang sangat penting sehingga harus dilakukan prosedur yang wajar dan cara-cara yang memuaskan dengan para debitur.

Setelah memahami tentang pengertian akuntansi piutang maka harus mengetahui ciri ciri piutang. Berikut ini ciri-ciri piutang menurut Martono dan Harjito (2007:95) agar menambah wawasan.

1.  Memiliki Nilai Jatuh Tempo

Nilai jatuh tempo adalah istilah yang menjelaskan jumlah (nominal) dari nilai transaksi yang ditambah dengan persentase (nilai) bunga yang dibebankan untuk dibayar pada tanggal jauh tempo. Bunga adalah biaya yang harus dibayarkan oleh pengutang karena adanya penangguhan waktu pembayaran utang tersebut (contoh piutang wesel berbunga).

Sedangkan bagi pemberi piutang, bunga adalah tambahan pendapatan yang berasal dari pembayaran penjualan. Seorang konsumen yang telah melakukan transaksi pembelian secara kredit harus membayar nilai barang yang telah beli dan nilai bunga sehingga harus menjadi pertimbangan pada saat pembelian selanjutnya.

2.  Memiliki Tanggal Jatuh Tempo

Tanggal jatuh tempo didapatkan dari waktu atau usia piutang wesel. Pada umumnya, penjual memakai dua jenis pengukuran dalam surat promes jatuh tempo, yaitu bulan dan hari. Jika suatu promes berumur bulanan, tanggal jatuh temponya berarti sama dengan tanggal pembelian pada saat pembeli melakukan transaksi kredit tersebut. Jika promes berumur hari (bersifat harian) harus dilakukan penghitungan untuk menentukan kapan tanggal jatuh tempo atau waktu pelunasan secara pasti.

3.  Menerapkan Bunga yang Berlaku

Piutang wesel dapat terjadi karena konsumen melakukan transaksi pembelian secara kredit sehingga menimbulkan bunga. Bunga ini harus dibayarkan oleh konsumen sebagai bentuk konsekuensi pembeli telah meminta jangka waktu pembayaran tertentu. Hal ini bisa menjadi bahan pertimbangan kalau pembeli tidak mau membayarkan tambahan biaya.

Bunga ini menjadi laba bagi penjual karena telah sabar menunggu pelunasan kredit tersebut. Besarnya bunga dalam bentuk nominal yang dibebankan kepada pembeli biasanya disesuaikan dengan kebijakan masing-masing penjual. Sebelum pembeli dan penjual sepakat melakukan transaksi kredit biasanya penjual akan menjelaskan bahwa adanya pengenaan bunga dalam persentase tertentu. Jika telah disepakati barulah transaksi terjadi.

Setelah mengetahui tentang ciri ciri piutang menurut para ahli, tentu para pembaca akan lebih mudah untuk memahami berbagai bentuk transaksi piutang. Jenis jenis piutang membuat para pembaca lebih mudah untuk memahami tentang unsur sistem akuntansi, konsep dasar akuntansi, dan ciri ciri akuntansi perusahaan dagang termasuk contoh piutang tak tertagih dan metode penghapusan piutang.

Categories: Dasar Akuntansi