Sponsors Link

Metode Penghapusan Piutang dan Contohnya

Sponsors Link

Dalam dunia akuntansi, tentu kita tidak asing lagi  dengan istilah hutang dan piutang. Hutang adalah beban biaya yang kita bayarkan. Dan piutang (account receivable) adalah sebaliknya, beban atau biaya yang harus dibayarkan pihak lain kepada kita. (Baca juga: Bidang-Bidang Akuntansi)

ads

Warren Reeve dan Fess menyatakan bahwa “piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya.” Piutang biasanya muncul ketika perusahaan kita menjual barang atau jasa kepada pihak lain secara kredit. Dengan kata lain, pihak tersebut yang berhutang pada kita. Karena itu, piutang termasuk ke dalam  aktiva atau aset perusahaan.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) pada tahun 2007 menggolongkan piutang ke dalam dua kategori. Penggolongan ini dibuat berdasarkan sumber terjadinya piutang. Kategori pertama adalah piutang usaha, yaitu piutang yang muncul dari kegiatan penjualan usaha seperti barang dan jasa. Kategori kedua adalah piutang lain-lain, yaitu piutang yang muncul diluar kegiatan usaha perusahaan. (Baca juga: Perbedaan Laporan Keuangan Syariah dan Konvensional).

ads

Piutang memiliki dua metode pencatatan yang dapat digunakan. Metode-metode tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Metode konvensional, yaitu pencatatan piutang dengan mencatat ke dalam kartu piutang  yang dilakukan berdasarkan data dari jurnal pembukuan.
  2. Metode posting langsung. Metode ini dibagi lagi ke dalam dua kelompok, yaitu metode posting harian dan metode posting periodik. Metode posting harian mencatat dengan memasukkan ke dalam kartu piutang dengan tulisan tangan dan jurnal tidak terinci, hanya jumlah total harian. Sedangkan metode posting periodik mencatat dengan tertunda dan penagihan dilakukan secara bersiklus.
  3. Metode pencatatan tanpa buku pembantu (ledgerless bookeeping), yaitu metode yang mencatat piutang dengan mencantumkan nama peminjam dalam dokumen faktur yang belum dibayar.
  4. Metode pencatatan dengan komputer.

Namun pada prakteknya, tidak semua piutang dapat ditagih kepada para peminjam. Ada kalanya terjadi hal-hal yang tak terduga, seperti orang yang ditagih mengalami kebangkrutan sehingga tidak bisa membayar, meninggal dunia, atau hal lainnya. Jika sudah begitu, piutang tersebut berubah status dari aset perusahaan menjadi kerugian dan beban yang harus ditanggung. (Baca juga: Laporan Keuangan Perusahaan Dagang)

Dalam mengalami hal seperti ini, perusahaan mau tidak mau perlu melakukan penghapusan piutang. Apa itu penghapusan piutang?

Sponsors Link

Pengertian Penghapusan Piutang

Penghapusan piutang (bad debt) dalam pengertian sederhana adalah kerugian yang harus ditanggung perusahaan karena adanya piutang yang tidak dapat ditagih. Piutang tidak dapat ditagih selain karena peminjam memiliki kondisi yang menyulitkannya membayar, juga dapat disebabkan karena tidak dibuatnya kontrak atau perjanjian yang jelas dan dilindungi hukum.

Ketika perusahaan hendak melakukan penghapusan piutang, perlu dilakukan berdasarkan metode penghapusan piutang. Menurut Zaki Baridwan, metode penghapusan piutang adalah “piutang usaha yang tidak mungkin dapat ditagih, seperti debiturnya bangkrut, meninggal, pailit dan lain-lain harus dihapuskan sehingga akan menjadi biaya bagi perusahaan.” (Dalam buku Intermediate Accounting, 2004)

Ada dua metode dalam metode penghapusan piutang, yaitu metode langsung dan metode cadangan. Selengkapnya akan dibahas di bagian selanjutnya.

Metode penghapusan piutang mempunyai dua jenis metode, yaitu:

Metode Langsung

Metode penghapusan piutang langsung disebut juga direct method. Dalam metode langsung, penghapusan piutang baru akan dicatat dalam pembukuan ketika piutang sudah benar-benar dinyatakan tidak dapat ditagih lagi. Metode ini biasanya digunakan oleh perusahaan kecil atau perusahaan yang tidak dapat memperkirakan penghapusan piutang atau piutang tak tertagih dengan tepat.

Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya tidak melakukan perhitungan akan kerugian piutang tak tertagih pada tiap akhir periode pembukuan atau pencatatan keuangan. Namun kerugian piutang tersebut baru dicatat ketika sudah benar-benar pasti tidak dapat ditagih. (Baca juga: Tujuan Akuntansi Keuangan)

Piutang tersebut kemudian dihapus dan dibebankan pada perkiraan kerugian piutang. Dalam pencatatannya, kerugian piutang atau beban penghapusan piutang di bagian debet. Dan piutang di bagian kredit. Seperti  ini bentuk pencatatannya.

Beban penghapusan piutang                 xxxxx

Piutang                                                         xxxxx

Jika kemudian peminjam ternyata hendak melakukan pembayaran piutang tersebut, catatan pun diperbahrui dengan adanya keterangan pelunasan piutang itu. Pencatatan dilakukan dengan membalik pencatatan sebelumnya, yaitu piutang di sebelah debet dan kerugian piutang atau beban penghapusan piutang di sebelah kredit. Seperti ini bentuk pencatatannya.

Piutang                                                 xxxxx

Beban penghapusan piutang              xxxxx

Ketika pelunasan piutang sudah dilakukan, maka piutang tersebut masuk ke dalam kas perusahaan. Pencatatannya adalah kas di bagian debet, dan piutang di bagian kredit. Dengan begitu, sudah tidak ada lagi piutang dan menjadi kas perusahaan. Seperti ini bentuk pencatatannya. (Baca juga: Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik)

Kas                               xxxxx

Piutang                      xxxxx

Namun ada kalanya, peminjam baru menyatakan hendak melunasi piutang ketika sudah dilakukan tutup buku pencatatan periode tertentu. Kalau mengalami situasi seperti ini, maka pencatatannya adalah memunculkan piutang di bagian debet dan pendapatan lain-lain di bagian kredit. Seperti ini bentuk pencatatannya.

Piutang                                        xxxxx

Pendapatan lain-lain              xxxxx

Jika sudah dilakukan pembayaran atas piutang tersebut, maka posisi piutang pun berubah pada pencatatan. Piutang berada di bagian kredit, sementara di bagian debet masuk kas. Seperti ini bentuk pencatatannya.

Kas                               xxxxx

Piutang                      xxxxx

 

Metode Cadangan

Metode penghapusan piutang cadangan disebut juga allowance method. Dalam metode cadangan, perusahaan perlu melakukan penaksiran terhadap piutang tak tertagih pada tiap akhir periode pembukuan. Metode ini biasanya digunakan oleh perusahaan yang memiliki skala besar yang terbiasa mencatat perkiraan atau estimasi piutang yang tak dapat ditagih. (Baca juga: Sistem Akuntansi Biaya)

Perkiraan tersebut kemudian dicatat sebagai beban terhadap kerugian piutang tak tertagih. Namun beban tersebut tidak lantas dikeluarkan dari perkiraan piutang, hanya dianggap sebagai cadangan piutang tak tertagih. Dalam pencatatannya, beban kerugian piutang di bagian debet. Dan cadangan kerugian piutang di bagian kredit. Seperti ini bentuk pencatatannya.

Beban kerugian piutang                       xxxxx

Cadangan kerugian piutang                 xxxxx

Jika peminjam menyatakan telah benar-benar tidak bisa membayar hutangnya, maka perusahaan perlu melakukan penghapusan terhadap piutang dari peminjam. Maka pencatatannya adalah cadangan kerugian piutang di bagian debet, dan piutang di bagian kredit. Seperti ini bentuk pencatatannya.  (Baca juga: Fungsi Akuntansi Biaya)

Cadangan kerugian piutang                       xxxxx

Piutang                                                             xxxxx

Ketika kemudian peminjam menyampaikan pada perusahaan bahwa ia dapat mengembalikan hutangnya, maka piutang dapat dimunculkan kembali. Cadangan kerugian piutang pun dihapuskan. Piutang berada di bagian debet, dan cadangan kerugian piutang di bagian kredit. Berikut bentuk pencatatannya.

Piutang                                                       xxxxx

Cadangan kerugian piutang                 xxxxx

Saat pelunasan piutang dilakukan, maka piutang dihapus dan kas masuk perusahaan. Kas berada di bagian debet dan piutang di bagian kredit. Berikut bentuk pencatatannya. (Baca juga: Sistem Akuntansi Biaya Perusahaan)

Kas                               xxxxx

Piutang                      xxxxx

 

Untuk lebih memahami mengenai metode penghapusan piutang, berikut contoh kasus dari masing-masing metode. (Baca juga: Manfaat Akuntansi Manajemen).

Sponsors Link

Contoh Metode Langsung

Kasus 1 : Pada tanggal 31 Maret 2016, PT. XYZ tidak bisa menagih utang sebesar Rp 10.000.000 yang sudah jatuh tempo kepada PT. ABC karena pemiliknya terlilit pailit dan mengalami kebangkrutan. Menyadari bahwa piutang tersebut tidak bisa lagi ditagih, PT. XYZ mencatat di pembukuan bahwa piutang tersebut dihapuskan.

Namun pada tanggal 10 Desember 2016, PT. ABC mengabari kalau mereka dapat melunasi hutang terhadap PT. XYZ. Pelunasan piutang baru dilakukan PT. ABC pada tanggal 27 Desember 2016. (Baca juga: Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa)

Berikut pencatatan yang dilakukan PT. XYZ:

Penghapusan piutang (31 Maret 2016)

Beban penghapusan piutang                 Rp 10.000.000

Piutang                                                         Rp 10.000.000

Pemberitahuan pembayaran piutang (10 Desember 2016)

Piutang                                                       Rp 10.000.000

Pendapatan lain-lain                                Rp 10.000.000

Pelunasan piutang (20 Februari 2017)

Kas                          Rp 10.000.000

Piutang                   Rp 10.000.000

Kasus 2 : Sama seperti kasus sebelumnya, PT. XYZ tidak dapat menagih piutang kepada PT. ABC. Piutang sudah ditutup dan dibebankan pada beban penghapusan piutang. PT. XYZ pun melakukan  tutup buku pada akhir tahun.

Namun PT. ABC pada 2 Februari 2017 menyatakan hendak membayar hutang mereka. Piutang tersebut dibayar lunas pada tanggal 20 Februari 2017.

Berikut pencatatan yang dilakukan PT. XYZ. (Baca juga: Cara Membuat Neraca Lajur)

Penghapusan piutang (31 Maret 2016)

Beban penghapusan piutang                 Rp 10.000.000

Piutang                                                         Rp 10.000.000

Pemberitahuan pembayaran piutang (2 Februari 2017)

Piutang                                                       Rp 10.000.000

Beban penghapusan piutang                   Rp 10.000.000

Pelunasan piutang (27 Desember 2016)

Kas                          Rp 10.000.000

Piutang                   Rp 10.000.000

Contoh Metode Cadangan

Kasus: Pada tanggal 29 November 2015, PT. XYZ memiliki estimasi bahwa PT. ABC yang sedang dililit pailit tidak akan dapat membayar hutang mereka. Karena itu, piutang sebesar Rp 20.000.000 dari PT. ABC diperkirakan tidak dapat ditagih. Sampai pada akhir periode pembukuan,  31 Desember 2015, PT. ABC menyatakan bahwa hutang tersebut tidak bisa mereka bayar. (Baca juga: Fungsi Buku Besar)

Ternyata pada tanggal 5 Agustus 2016, PT. ABC menyampaikan bahwa mereka hendak membayar hutang mereka. Hutang tersebut baru dilunasi pada tanggal 15 Agustus 2016.

Berikut pencatatan yang dilakukan PT. XYZ.

Perkiraan kerugian piutang tak tertagih (29 November 2015)

Beban kerugian piutang                       Rp 20.000.000

Cadangan kerugian piutang                 Rp 20.000.000

Penghapusan piutang tak tertagih (31 Desember 2015)

Cadangan kerugian piutang                       Rp 20.000.000

Piutang                                                             Rp 20.000.000

Pemberitahuan pembayaran piutang (5 Agustus 2016)

Piutang                                                       Rp 20.000.000

Cadangan kerugian piutang                 Rp 20.000.000

Pelunasan piutang (15 Agustus 2016)

Kas                          Rp 20.000.000

Piutang                   Rp 20.000.000

Demikian penjelasan mengenai metode penghapusan piutang. Semoga tulisan ini dapat berguna bagi anda yang mencari informasi mengenai piutang, metode pencatatan piutang, dan contoh dari metode pencatatan piutang.

Sponsors Link
, , , , , , , , , , , , , ,
Oleh :
Kategori : Akuntansi Piutang