Piutang adalah salah satu istilah dalam ruang lingkup akuntansi yang umum dipakai dan dimengerti oleh siapapun. Pemberi utang memiliki hak untuk menagih sejumlah uang kepada pengutang. Dalam konsep dasar akuntansi biasanya piutang muncul akibat transaksi jual beli antara penjual sebagai pemberi utang kepada pembeli sebagai pengutang. Piutang usaha pada perusahaan jasa disebut piutang dagang pada perusahaan dagang karena biasanya tidak ada piutang pada perusahaan jasa.
Pernahkah mengetahui tentang piutang-piutang dengan nominal besar tanpa penggolongan yang sering muncul sebagai akun pada catatan atas laporan keuangan perusahaan? Piutang-piutang ini dikenal dengan nama piutang non dagang atau piutang lain-lain. Piutang lain-lain antara lain piutang bunga, piutang pajak, piutang karyawan, piutang gaji, dan piutang sewa. Piutang lain-lain biasanya muncil akibat tagihan yang belum terbayar kepada pihak ketiga secara khusus seperti kelebihan pembayaran pajak, bon karyawan dan lainnya. Berikut ini penjelasan dari contoh-contoh piutang lain lain.
- Piutang Bunga
Piutang bunga ada karena pendapatan bunga yang belum diterima, namun sudah diakui sebagai pendapatan saat pencatatan dengan basis akrual. Berikut ini contoh transaksi piutang bunga.
PT DCE membeli obligasi senilai Rp10.000.000 dengan bunga 12% per tahun dari PT JKL pada 11 Maret 2013. Pembayaran bunga dilakukan sebanyak 2 kali dalam setahun, yaitu setiap tanggal 2 Mei dan 2 November. Buatlah jurnal pada 31 Desember 2013, 1 Januari 2014, dan 2 Mei 2014.!
Jawab:
31 Des 2103 Piutang Bunga (D) Rp200.000
Pendapatan Bunga (K) Rp200.000
(Perhitungan pendapatan bunga sebesar 12% x 2/12 x10.000.000)
Jurnal Pembalik
1 Jan 2014 Pendapatan Bunga (D) Rp200.000
Piutang Bunga (K) Rp200.000
Pada tanggal 1 Januari 2014 tidak perlu membuat jurnal jika tidak ada jurnal pembalik
Tanpa Jurnal Pembalik
2 Mei 2014 Kas (D) Rp600.000
Piutang Bunga (K) Rp200.000
Pendapatan Bunga (K) Rp400.000
(Perhitungan Pendapatan bunga sejak 2 Januari-2 Mei 2014 yaitu 4/12×12%x10.000.000)
Jika ada jurnal pembalik maka pendapatan bunga dicatat secara penuh sesuai dasar dasar akuntansi.
2 Mei 2014 Kas (D) Rp 600.000
Pendapatan Bunga (K) Rp600.000
(Perhitungan pendapatan bunga sejak 2 November-2 Mei 2014, yaitu 6/12 x 12% x 10.000.000)
- Piutang Pajak
Piutang pajak timbul karena kelebihan dalam pembayaran pajak perusahaan atau lebih dikenal dengan istilah pajak lebih bayar sesuai manfaat akuntansi. Berikut ini contoh soal piutang pajak.
Setiap bulan pada tanggal 10, PT Renayku membayar pajak penghasilan sebesar Rp1.000.000 pada tahun 2013.
Jurnal yang dibuat setiap bulan seperti ini.
10 xxx 2013 Angsuran PPh (D) Rp1.000.000
Kas (K) Rp1.000.000
Jurnal bulanan tersebut menghasilkan saldo akun Angsuran PPh senilai Rp12.000.000 pada akhir periode.
Pada akhir periode tahun 2013, beban pajak penghasilan PT Renayku sebesar Rp10.000.000
Jurnal yang dibuat seperti ini.
31 Des 2013 Beban Pajak (D) Rp10.000.000
Angsuran PPh (K) Rp10.000.000
Akun ‘Angsuran PPh’ akan menunjukkan saldo debit Rp2.000.000 yang merupakan piutang pajak atau pajak lebih bayar. Piutang ini bisa diminta kembali dalam bentuk uang tunai atau menjadi beban pajak pada periode selanjutnya.
- Piutang Pada Karyawan
Piutang pada karyawan muncul jika perusahaan memberi uang pinjaman kepada karyawan. Jika pinjaman berupa jasa atau barang dagang, perusahaan mencatatnya sebagai piutang usaha atau piutang dagang. Berikut ini jurnal yang dibuat oleh perusahaan.
Piutang Pada Karyawan (D) Rpxxx
Kas (K) Rpxxx
Jika piutang sudah dilunasi maka jurnalnya seperti ini.
Kas (D) Rpxxx
Piutang Pada Karyawan (K) Rpxxx
Setelah mengetahui beberapa contoh piutang lain-lain pasti para pembaca sudah bisa membedakan berbagai jenis piutang dalam akuntansi sehingga lebih mudah untuk cara membuat laporan keuangan, persamaan dasar akuntansi, dan unsur unsur laporan keuangan lainnya.