Piutang (termasuk contoh piutang biaya) muncul akibat adanya penjualan secara kredit kepada perusahaan lain. Ada jenis piutang yang tidak dibayarkan hingga akhir periode oleh pembeli atau pihak yang memakai jasa, piutang ini disebut piutang tak tertagih. Piutang ini menjadi kerugian bagi perusahaan karena uang perusahaan tidak bisa kembali.
Umumnya penyebab piutang tak tertagih adalah debitur yang tidak mampu lagi melunasi karena perusahaanya bangkrut, debitur yang kabur sehingga tidak diketahui keberadaannya, dan lain sebagainya. Hal yang harus dilakukan oleh perusahaan jika ada piutang tak tertagih adalah penghapusan piutang sesuai fungsi akuntansi secara umum.
1. Pengertian Akuntansi Piutang Menurut Para Ahli
- Menurut Slamet Sugiri, piutang sesuai pengertian akuntansi adalah tagihan yang akan diterima berupa kas yang ditujukan kepada perseorangan atau perusahaan.
- Menurut Al Haryono Jusup, piutang adalah hak untuk menagih uang kepada pihak pembeli (individu atau perusahaan lain) yang timbul karena adanya suatu transaksi.
2. Metode Penghapusan Piutang
Metode penghapusan piutang sesuai hakikat akuntansi terbagi menjadi dua, yaitu:
- Metode Pengapusan Langsung (Direct Write Off Method)
Metode langsung disebut dengan write-off untuk setiap piutang dagang yang telah ditetapkan untuk dihapuskan yang secara langsung dibebankan di kolom debet pada akun beban kerugian piutang (bad debt expenses) dan kolom kredit pada akun piutang dagang.
- Metode Tidak Langsung (Inderect Write Off Method)
Metode ini juga dikenal sebagai metode cadangan yang digunakan pada saat kerugian piutang yang cukup besar jumlahnya. Ada hal penting yang berkaitan dengan metode cadangan, yaitu:
- Piutang tak tertagih yang jumlahnya ditaksir terlebih dahulu, lalu diakui sebagai biaya pada periode penjualan, contohnya piutang tak tertagih yang berasal dari tahun 2016 sehingga kerugian diakui pada tahun yang sama.
- Taksiran kerugian piutang harus dicatat dengan cara mendebet kerugian piutang dan mengkredit cadangan kerugian piutang melalui jurnal penyesuaian.
- Piutang yang tidak dapat ditagih harus dicatat dengan menempatkan rekening cadangan kerugian piutang di debit dan menempatkan rekening piutang usaha di kredit pada saat piutang tersebut dihapus dari pembukuan.
- Taksiran kerugian piutang dicatat ke rekening Kerugian Piutang di sisi debet dan Cadangan Kerugian Piutang di sisi kredit. Berikut ini contoh jurnalnya.
Kerugian Piutang Rp. xxx
Cadangan Kerugian Piutang Rp. xxx
Penghapusan piutang ini tidak dicatatkan ke rekening Kerugian Piutang, tetapi dicatatkan ke rekening Cadangan Kerugian Piutang karena kerugian piutang sudah diakui pada akhir periode sebelumnya. Contohnya, penghapusan piutang seorang debitur Rp 15.000.000 maka jurnalnya sebagai berikut:
Cadangan Kerugian Piutang Rp. 15.000.000
Piutang Rp. 150.000.000
Terkadang ada hal baik berupa pelunasan piutang yang sudah dihapus. Penerimaan piutang yang sudah dihapuskan harus dikreditkan ke rekening Cadangan Kerugian Piutang. Berikut ini pencatatannya.
Kas Rp. xxx
Cadangan Kerugian Piutang Rp. xxx
Pelunasan piutang yang sudah dihapus tidak langsung diterima sehingga pada saat diketahui piutang akan dilunasi dibuat jurnal untuk mencatat kembali piutang yang sudah dihapus. Berikut ini jurnalnya.
Piutang Rp. xxx
Cadangan kerugian piutang Rp. Xxx
Setelah uang diteruma maka jurnalnya sebagai berikut. (Baca: fungsi buku besar)
Kas Rp xxx
Piutang Rp xxx
Kesimpulan yang dapat dibuat dari adanya penghapusan piutang adalah penghapusan piutang bukanlah hal yang semestinya dilakukan karena ini sangat merugikan. Namun, kalau sudah yakin piutang tidak akan terbayar karena pembeli bangkrut atau menghilang tanpa kejelasan barulah penghapusan piutang bisa dilakukan. Setelah mengetahui serba serbi tentang piutang tak tertagih maka para pembaca bisa memahami bagaimana cara yang tepat untuk mengatasi adanya piutang ini.
baca juga: perbedaan biaya dan beban dalam akuntansi, contoh piutang wesel, contoh piutang dagang, contoh piutang lain lain