X

Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa Beserta Penjelasannya

Informasi berupa laporan keuangan dihasilkan melalui proses akuntansi yang panjang. Di mana pada proses tersebut terdapat tahap-tahap yang harus dipenuhi untuk mendapatkan hasil laporan yang baik, valid dan akuntabel. Tahap-tahap itulah yang kemudian disebut sebagai siklus akuntansi.

Pada dasarnya siklus akuntansi perusahaan meliputi 3 tahap, tahap pencatatan, pengikhtisaran dan pelaporan. Jadi semua jenis perusahaan memiliki siklus yang sama. Jadi siklus akuntansi perusahaan jasa tidak akan jauh berbeda dengan siklus akuntansi perusahaan dagang maupun manufaktur. Yang membedakan adalah proses kegiatan usaha dan produk yang dihasilkan. Di mana perbedaan itu memengaruhi lembar kerja yang digunakan masing-masing perusahaan. (Baca juga :  Manfaat Akuntansi Manajemen)

Pada praktik perusahaan jasa hanyalah melakukan penawaran dan penjualan di bidang jasa (produk tidak berwujud). Dan lembar-lembar kerja yang dipakai lebih sederhana dibandingkan dengan perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur yang memiliki transaksi keuangan yang lebih beragam dan kompleks. Contoh transaksi yang membedakan, misal penjualan barang. Pada perusahaan jasa hanya terdapat akun pendapatan untuk transaksi penjualan. Sedangkan perusahaan dagang maupun manufaktur terdapat akun penjualan, persediaan dan harga pokok persediaan serta harga pokok penjualan yang terlibat dalam transaksi penjualan (barang).

Siklus akuntansi adalah tahap-tahap atau prosedur kegiatan akuntansi yang harus dilalui dan dilakukan secara berurutan dan terus-menerus hingga menghasilkan informasi keuangan yang valid dan akuntabel. Fungsi dari siklus akuntansi ini adalah untuk menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan berguna bagi pihak-pihak berkepentingan. Karena itu dalam siklus akuntansi terdapat tahap-tahap yang disusun menggunakan prinsip akuntansi berterima umum (PABU). (Baca juga : Kerangka Konseptual Akuntansi Keuangan)

Seperti penjelasan di atas, maka terdapat 3 tahap dalam siklus akuntansi perusahaan jasa. Tahap tersebut meliputi sebagai berikut :

Pencatatan dan Penggolongan

Dalam siklus akuntansi tahap pertama dibutuhkan data-data dari transaksi keuangan perusahaan. Data-data ini harus otentik dan akurat agar informasi keuangan yang dihasilkan valid dan bisa dipertanggungjawabkan. Karena itu harus ada bukti dari transaksi keuangan seperti kwitansi penjualan, nota pembelian perlengkapan, dan sebagainya.

Jadi tahap pertama ini dimulai dengan mencatat transaksi keuangan yang sudah terjadi melalui bukti transaksi yang ada. Pencatatan ini harus dilakukan dengan rinci untuk kelancaran proses analisa laporan nantinya.

Di dalam tahap pertama ini juga ada tahap penggolongan, yaitu menggolongkan data transaksi keuangan sesuai dengan jenis transaksi, tanggal terjadinya transaksi, nomor dan nama akun yang sesuai dan sebagainya. Penggolongan ini diwujudkan dengan adanya proses posting ke dalam buku besar. (Baca juga : Cara Membuat Neraca Saldo)

Lebih jelasnya, dalam tahap pencatatan dan penggolongan ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

  • Menyiapkan dan mengumpulkan bukti-bukti transaksi keuangan. Bukti transaksi bisa berupa nota, faktur, memo serta kwitansi.
  • Mencatat atau membukukan bukti transaksi ke dalam jurnal umum.
  • Memindahkan data dari jurnal umum ke dalam buku besar (pemostingan). Dalam buku besar, akun-akun digolongkan menurut jenis akun dan nomor akunnya. Setelah semua bukti transaksi selesai dicatat pada jurnal, selanjutnya adalah memindahkan atau posting pada buku besar (ledger). Pemostingan ini berdasarkan akun-akun transaksi yang tercatat pada jurnal. 1 nama akun akan masuk dalam 1 buku besar. Jadi semua transaksi pada jurnal yang berhubungan dengan kas akan masuk dalam 1 buku besar Kas. Setelah semua data selesai diposting, masing-masing akun pada buku besar dihitung saldonya. Fungsinya untuk mengetahui total nilai akun dan mempermudah dalam membuat neraca saldo pada tahap kedua. (Baca juga : Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik)

Jadi pada tahap pertama ini bisa mengandung 2 langkah penting, yaitu :

  • Membukukan bukti transaksi ke dalam jurnal (pencatatan)
  • Memindahkan data jurnal ke dalam buku besar (penggolongan)

Tahap Pengikhtisaran

Ikhtisar berarti ringkasan. Maka tahap kedua ini adalah membuat ringkasan dari data keuangan yang sudah diproses sebelumnya. Tahap pengikhtisaran atau ringkasan ini menjadikan data semakin jelas dan mudah dibaca. Fungsinya adalah untuk mempermudah dalam membaca dan menganalisa data-data keuangan perusahaan. Jadi dalam tahap kedua ini meliputi beberapa langkah sebagai berikut :

  • Menyusun Neraca Saldo

Nama lain dari neraca saldo adalah neraca percobaan (trial balance). Cara membuat neraca saldo ini sangatlah mudah. Yaitu dengan mengutip atau menyalin saldo semua akun yang ada dalam buku besar. Karena itulah menghitung saldo tiap buku besar tadi sangat penting untuk mempermudah langkah ini. (Baca juga : Cara Membuat Buku Besar)

  • Menyusun Jurnal Penyesuaian (adjusment entries)

Jurnal penyesuaian adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk melakukan koreksi dan atau menyesuaikan data catatan dengan data sebenarnya. Yang umum dibuat ayat penyesuaian adalah koreksi kesalahan penjurnalan, penyusutan aset tetap, penyesuaian sewa dibayar di muka yang berubah menjadi beban sewa karena manfaatnya telah digunakan atau dilampaui, perlengkapan yang berubah menjadi beban perlengkapan karena telah habis dipakai, pendapatan diterima di muka yang dihapus menjadi pendapatan jasa sesuai dengan produk jasa yang telah dijual, dan sebagainya.

  • Menyusun Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Selesai disusun ayat penyesuaian atas akun-akun tertentu, akun-akun yang bersangkutan tersebut pasti mengalami perubahan nilai atau nominal. Sehingga nilai saldonya perlu disesuaikan kembali dengan menyusun Neraca Saldo Setelah Penyesuaian. Teknisnya dengan menjumlahkan atau mengurangkan akun-akun penyesuaian dengan saldonya pada Neraca Saldo. (Baca juga : Manfaat Jurnal Khusus)

  • Menyusun Neraca Lajur (worksheet)

Neraca lajur adalah lembar kerja yang memudahkan untuk menyusun laporan keuangan. Neraca lajur ini memuat semua data keuangan perusahaan. Karena itu neraca lajur ini dapat menunjukkan perkembangan keuangan perusahaan.

Neraca lajur terdiri dari Neraca Saldo, Jurnal Penyesuaian, Neraca Saldo Setelah Penyesuaian, Lembar Laba Rugi, dan Neraca. Maka jika langkah-langkah di atas telah terpenuhi, maka menyusun neraca lajur ini pun telah terpenuhi 50%. Selanjutnya tinggal membuat kolom Laba Rugi dan Neraca yang berfungsi sebagai dasar pembuatan laporan keuangan.

Dasar membuat kolom Laba Rugi dan Neraca adalah dengan melihat dan memecah data dari Neraca Saldo Setelah Penyesuaian. Akun-akun yang dipecah menjadi 2 kelompok, yaitu akun-akun nominal atau akun temporal untuk kolom Laba Rugi, sedang akun-akun riil atau akun permanen untuk kolom Neraca.  (Baca juga :  Cara Membuat Laporan Laba Rugi)

Tahap Pelaporan

Tahap ketiga atau tahap terakhir dalam siklus akuntansi perusahaan jasa adalah pelaporan atau penyajian laporan keuangan. Laporan ini merupakan kesimpulan dan analisa dari 2 tahap sebelumnya. Maka ada beberapa poin dalam tahap pelaporan ini, meliputi :

  • Laporan Neraca (Balance Sheet)

Neraca adalah laporan yang berisi posisi keuangan perusahaan meliputi aset, utang dan modal pada periode akuntansi tertentu. Menyusun laporan neraca ini sangat mudah yaitu dengan mengambil data dari neraca lajur kolom Neraca dan menyusunnya pada lembar laporan neraca yang sesuai berdasar bagian-bagian yang terdapat dalam neraca.

  • Laporan Laba Rugi (Profit and Loss Report)

Laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan perhitungan atas semua pendapatan dan biaya perusahaan. Terdiri dari seluruh pendapatan yang diperoleh perusahaan dikurangi dengan semua beban yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Menyusun laporan laba rugi juga sama mudahnya dengan neraca tadi. Dengan mengambil data dari neraca lajur kolom Yaitu akun-akun pendapatan seperti pendapatan jasa, pendapatan sewa dan sebagainya dimasukkan terlebih dahulu. Baru kemudian ditulis beban-beban usaha yang telah dikeluarkan perusahaan. (Baca juga : Prinsip-Prinsip Akuntansi )

  • Laporan Perubahan Modal (Equity Report)

Laporan perubahan modal adalah laporan yang menyajikan perubahan posisi modal perusahaan. Perubahan tersebut bisa terjadi karena penambahan (tambahan modal disetor) atau pengurangan investasi (prive) dari pemilik modal perusahaan. Kemudian hasilnya ditambah dengan laba atau dikurangi rugi perusahaan dari Laporan Laba Rugi. Nantinya dapat diketahui berapa jumlah modal perusahaan pada akhir periode akuntansi.

  • Laporan Arus Kas (Cash Flow Report)

Laporan arus kas adalah laporan yang menyajikan aliran dana kas masuk dan keluar perusahaan pada aktifitas investasi, operasional, dan pendanaan dalam satu periode akuntansi tertentu.

  • Catatan Atas Laporan Keuangan

Yaitu laporan tambahan yang berisi informasi yang lebih rinci atas akun tertentu. Tujuannya adalah untuk memberikan nilai yang lebih komprehensif atas laporan keuangan perusahaan. Dalam catatan ini biasanya terdapat informasi metode pencatatan akuntansi yang digunakan perusahaan juga hal-hal yang perlu diperbaiki guna kondisi manajemen dan keuangan perusahaan yang lebih baik. (Baca juga :  Jurnal Penerimaan Kas)

Setelah selesai dengan laporan keuangan di atas, bukan berarti siklus akuntansi benar-benar telah selesai. Terdapat 2 langkah lagi yang harus dipenuhi dalam siklus akuntansih karena berpengaruh pada pencatatan periode akuntansi selanjutnya. Adapun langkah-langkah tersebut adalah :

  • Menyusun jurnal penutup, yaitu membuat jurnal untuk menutup semua akun yang berkaitan dengan laporan laba rugi dan laporan perubahan modal. Tujuan jurnal penutup ini adalah menhindari terjadinya perhitungan ulang pada periode akuntansi berikutnya. Jadi yang ditutup meliputi akun-akun pendapatan, beban dan perubahan modal.
  • Menyusun neraca saldo setelah penutupan. Tujuan dari neraca ini adalah untuk melihat apakah akun telah seimbang (balance) untuk selanjutnya memulai kegiatan akuntansi pada periode baru. Teknisnya dengan menyusun akun-akun yang masih memiliki nilai saldo setelah dilakukan penutupan. (Baca juga : Fungsi Buku Besar)
  • Menyusun jurnal pembalik, yaitu membuat jurnal untuk membalik akun-akun yang telah dibuat jurnal penutup. Jurnal pembalik disusun pada awal periode akuntansi baru. Fungsinya adalah untuk menyesuaikan akun-akun yang telah dibuat jurnal penutup pada akhir periode. Jurnal ini dibuat sebelum perusahaan mencatat transaksi baru pada periode akuntansi baru.

Itulah penjelasan siklus akuntansi perusahaan jasa yang tidak jauh berbeda dengan siklus akuntansi pada perusahaan dagang maupun manufaktur.

Categories: Dasar Akuntansi