Terdapat cukup banyak istilah neraca yang beredar dalam ilmu tujuan akuntansi biaya. Neraca keuangan adalah salah satunya. Istilah ini mungkin kurang umum padahal sebenarnya neraca keuangan hanya menjelaskan laporan posisi keuangan. Neraca keuangan atau laporan posisi keuangan yang merupakan salah satu laporan yang wajib dibuat untuk melaporkan kekayaan dan kewajiban perusahaan. Laporan ini secara sistematis akan memperlihatkan berapa jumlah harta dan kewajiban perusahaan sekaligus memperlihatkan ekuitas pemilik. Fungsinya apa? Tak jauh-jauh dari proses pengambilan keputusan oleh para penggunanya. (Baca juga: Macam-macam Rasio)
Neraca hanyalah satu dari serangkaian tahap dalam penyusunan laporan keuangan. Sebelum sampai pada tahap ini, akuntan harus menyelesaikan tahap sebelumnya, yaitu cara membuat neraca lajur. Tahap ini mulai dari pencatatan setiap transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Setelah mempostingnya ke Neraca Saldo, akuntan harus memastikan lagi tidak ada kesalahan pencatatan maupun yang tertinggal. Bila ada, kesalahan pencatatan tersebut harus disesuaikan. Fungsinya agar akun-akun yang salah tersebut nanti menghasilkan angka yang seharusnya. (Baca juga: Sistem Akuntansi Biaya Perusahaan)
Neraca adalah laporan paling akhir yang dibuat setelah melalui serangkaian proses pencatatan dan penjurnalan. Secara gamblang hal ini bisa kita lihat dari neraca lajur. Untuk mendapatkan saldo di kolom neraca, kita harus melewati berbagai tahap. Tahap ini mulai dari pencatatan, penjurnalan, dan mempostingnya mulai dari neraca saldo, akun penyesuaian, neraca saldo setelah disesuaikan, lalu pengisian pada kolom laba/rugi dan neraca. Setelah pengisian pada kolom neraca ini selesai, barulah kita bisa menyusun balance sheet. (Baca juga: Cara Membuat Laporan Laba Rugi)
Istilah neraca keuangan sering juga disebut dengan neraca, laporan posisi keuangan, balance sheet, atau pun statement of financial position. Semuanya hanya masalah istilah. Neraca memiliki rumus keseimbangan: HARTA = KEWAJIBAN + MODAL. Rumus keseimbangan ini adalah prinsip dalam penyusunan neraca. Artinya dalam menyusun, akuntan juga harus memastikan bahwa hasil akhirnya ada seimbang di antara harta dengan kewajiban dan modal. (Baca juga: Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa)
- Pada akhir penyusunan neraca lajur, saldo-saldo yang ada di kolom laba/rugi dan neraca mulai diperhatikan. Pada kolom laba/rugi akan didapati angka-angka yang merupakan milik akun kewajiban sementara pada kolom neraca terdapat angka-angka yang merupakan milik akun harta.
- Ketika hasil akhir dari penghitungan di kedua kolom selesai dilakukan, lihatlah apakah ada selisih baik di kolom Laba/Rugi maupun di kolom Neraca. Perlu diingat, besaran selisih keduanya akan sama ketika penghitungan sudah benar.
- Besar selisih tersebut menunjukkan laba atau rugi akhir transaksi yang terjadi dalam suatu periode. Bila selisih tersebut berada pada sisi Debit di kolom Laba/Rugi atau sisi Kredit di kolom Neraca, maka selisih tersebut merupakan laba atau kentungan. Namun, bila besar selisih tersebut menunjukkan di posisi Kredit kolom Laba/Rugi atau di sisi Debit kolom Neraca, maka selisih tersebut dianggap rugi.
- Pastikan saldo akhir untuk masing-masing Laba/Rugi dan Neraca sudah sama atau seimbang.
- Menghitung modal akhir untuk kebutuhan penyusunan balance sheet. Rumusnya adalah: Modal Akhir = Modal Awal + Laba – Prive. Prive adalah pengambil dana oleh pemilik secara pribadi yang secara fungsi akuntansi biaya akan mengurangi modal. Tidak setiap bulan pemilik akan mengambil prive, jadi ketika dalam neraca lajur tidak terhadap akun pengambilan prive, maka hal ini bisa diabaikan. (Baca juga: Prinsip-prinsip Akuntansi)
Pembuatan Neraca Keuangan
Petunjuk kali ini akan memaparkan pembuatan neraca keuangan atau balance sheet dalam bentuk T atau bentuk scontro. Bentuk ini adalah bentuk yang umum digunakan.
- Dalam membuat neraca keuangan, pisahkan sisi kanan dan sisi kiri. Sisi kiri untuk Aktiva dan sisi kanan untuk Kewajiban dan Modal.
- Pada sisi Aktiva, tulis semua akun yang berkaitan dengan Aktiva. Hal itu termasuk Aktiva Lancar dan Aktiva Tetap. Keduanya harus dipisah untuk mengetahui besar nominal masing-masing. Setelah itu jumlahkan. Jumlah ini akan menjadi Total Aktiva.
- Pada sisi Kewajiban dan Modal, tulis semua akun yang berkaitan dengan keduanya. Akun dan nilai Kewajiban bisa dilihat sesuai dengan neraca lajur yang dibuat sebelumnya. Sedangkan untuk Modal, tinggal memasukkan nilai modal akhir yang sudah dihitung sebelumnya. Setelah itu jumlahkan. Jumlah Kewajiban dan Modal ini merupakan nilai Total Pasiva.
- Perhatikan nilai Total Aktiva dan Pasiva. Ketika keduanya memiliki angka total yang sama, berarti pembuatan Neraca Keuangan telah seimbang dan selesai. Namun, jika angka keduanya beda, berarti ada kesalahan yang mungkin terjadi. Kesalahan bukan sekadar saat penyusunan laporan keuangan. Mulai dari pencatatan, penjurnalan, penyesuaian, bisa menjadi kesempatan terjadinya kesalahan. (Baca juga: Jurnal Penerimaan Kas)
Setelah mendapatkan saldo pada Neraca Saldo Setelah Disesuaikan, akuntan bisa mendapat saldo yang dimasukkan dalam kolom Laba/Rugi dan Neraca. Kolom Laba/Rugi hanya akan mencatat saldo dari akun-akun Kewajiban. Hal ini termasuk penjualan, pembelian, dan berbagai utang. Sementara itu, kolom Neraca akan mencatat saldo dari akun Aktiva, akun utang, akun modal, dan akun prive (bila ada).
Kita bisa mengetahui posisi normal suatu akun jurnal berdasarkan rumus keseimbangan tersebut. Sisi kiri yaitu Harta menunjukkan bahwa adanya peningkatan pada sisi harta akan menambah kas di sisi Debit (posisi normal). Hal-hal yang tergolong dalam kelompok Harta atau Aktiva antara lain: kas, surat berharga, deposito, piutang usaha, persediaan, pendapatan yang masih harus diterima, investasi jangka panjang, hak paten, dan lain-lain.
Sedangkan di sisi kanan yaitu Kewajiban dan Modal menunjukkan adanya peningkatan pada sisi ini akan menambah utang di sisi Kredit. Hal-hal yang tergolong sebagai Kewajiban (biasa juga disebut Pasiva atau Utang) adalah utang usaha, utang wesel, utang bunga, utang pajak, uang muka penjualan, dan utang obligasi.
Manfaat Neraca Keuangan
Neraca keuangan memiliki beberapa manfaat. Secara garis besar, neraca ini memiliki tiga fungsi, yaitu:
- Alat untuk menganalisis fleksibilitas keuangan. Artinya laporan ini bisa digunakan perusahaan untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan tindakan di masa mendatang.
- Alat untuk menganalisis likuiditas. Manfaat ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan harta likuid yang mereka miliki.
- Alat untuk menganalisis solvabilitas. Manfaat ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk segera melunasi utang-utang mereka. Utang-utang tersebut diharapkan sudah lunas sebelum sampai pada tanggal jatuh tempo.
Ada beberapa keterbatasan dalam penyusunan dan penggunaan neraca. Keterbatasan tersebut misalkan offbalance sheet, biaya historis yang mungkin terjadi, nilai tukar yang tidak stabil, adanya aktiva tak berwujud, dan komparabilitas.
(Baca juga: Fungsi Buku Besar dalam Akuntansi)
Bentuk neraca keuangan ada dua macam, yaitu Neraca Staffel (Report Form) dan Neraca Scontro (Bentuk T). Bentuk staffel merupakan bentuk neraca yang disusun ke bawah. Sedangkan bentuk T atau scontro merupakan bentuk neraca yang disusun bersebelahan. Pada penggunaan secara umum, akuntan dan para pelajar sistem akuntansi biaya menggunakan bentuk scontro. Hal ini akan mempermudah dalam membandingkan nilai akhir sisi Aktiva dan Pasiva yang harus sama.
Macam-macam Bentuk Neraca Keuangan
Neraca keuangan pada dasarnya hanya mencatat apa saja yang menjadi harta, kewajiban, dan modal perusahaan di satu periode tertentu. Bentuknya bermacam-macam, tetapi dua jenis yang umum tentang neraca keuangan adalah :
- Neraca Keuangan Sederhana : yaitu di mana pada Neraca Keuangan Sederhana hanya ada satu lajur untuk menulis angka nominal yaitu anggaran realisasi
- Neraca Keuangan Anggaran dan Realisasi : Sedangkan pada Neraca Keuangan Anggaran dan Realisasi terdapat dua lajur untuk menuliskan angka nominal anggaran dan yang sesungguhnya terjadi.
Secara prinsip, keduanya sama-sama menuliskan akun dalam format yang hampir sama, perbedaan hanya terletak di sisi kanan (tempat pembubuhan angka). (Baca Juga: Fungsi Buku Besar)
Ada juga yang disebut dengan Neraca Keuangan 12 bulan. Biasanya neraca ini digunakan untuk melihat posisi keuangan perusahaan selama satu tahun. Formatnya hampir sama dengan Neraca Keuangan Sederhana. Hanya saja pada lajur angka di sisi kanan bukan hanya ada satu, tetapi ada dua belas lajur. Fungsinya jelas untuk menjelaskan dari posisi keuangan dari bulan Januari sampai Desember.
Ketika penyusunan neraca keuangan sudah selesai, hal ini tak lantas berakhir. Masih banyak rangkaian laporan keuangan lain. Setelah penyusunan neraca keuangan selesai dan mendapat nilai seimbang, akuntan harus menyusun laporan arus kas. Laporan arus kas merupakan pelaporan yang dibuat setelah balance sheet selesai dikerjakan. Pengguna laporan ini bermacam-macam mulai dari pihak intern sampai ekstern.