Sponsors Link

Cara Membuat Neraca Lajur Sederhana

Sponsors Link

Neraca lajur bukan lagi sebuah hal yang asing bagi akuntan. Ini adalah salah satu kertas kerja yang biasa dibuat sebagai tahap dalam penyusunan laporan kerja. Neraca lajur merupakan kerja kerja yang digunakan baik untuk mencatat, menyesuaikan, hingga menggolongkan semua akun yang terdaftar dalam daftar saldo dan dibuat ketika seorang akuntan hendak membuat laporan keuangan. Namanya neraca lajur karena memang kertas kerja ini terdiri dari banyak kolom (berlajur) yang dirancang untuk menghimpun data sehingga bisa sistematis. (Baca juga: Macam-macam Rasio)

ads

Dibuatnya neraca lajur tentu bukan tanpa manfaat dan tujuan akuntansi biaya. Kertas kerja ini adalah tahap yang harus diselesaikan sebelum beranjak pada penyusunan laporan keuangan. Neraca lajur harus dibuat dengan manfaat sebagai referensi menyusun jurnal penutup, memeriksa data yang akan ditampilkan dalam laporan keuangan, menunjukkan pelaksanaan prosedur, sampai mempermudah akuntan dalam menemukan dan menyusuri kesalahan yang mungkin dilakukan. (Baca juga: Jurnal Penerimaan Kas)

Sementara itu, tujuan pembuatan neraca lajur adalah untuk memudahkan akuntan dalam menyusun laporan keuangan, meringkas informasi dari daftar saldo dan data penyesuaian, sampai menghindarkan akuntan dari kesalahan yang mungkin terjadi. (Baca juga: Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa)

Kali ini akan dibahas cara membuat neraca lajur sehingga bisa menyusun laporan keuangan.

  1. Untuk membuatnya, Anda harus menyiapkan kertas yang cukup besar untuk menampung setidaknya dua belas kolom. Dua kolom pertama untuk menulis nomor dan nama akun. Sedangkan, sepuluh kolom selanjutnya akan dibagi Neraca Saldo, Ayat Penyesuaian, Neraca Saldo setelah Penyesuaian, Laba/Rugi, dan Neraca. Kolom pada tiap poin ini akan dibagi menjadi dua untuk memisahkan Debit dan Kredit.
  2. Pengisian dilakukan mulai dari kolom paling kiri. Setelah membubuhkan nomor, tulis semua nama akun yang transaksinya terjadi pada periode tertentu. Masukkan semua nominal nama akun tersebut yang tadinya ada di fungsi buku besar ke dalam kolom Neraca Saldo. Letakkanlah sesuai dengan tempatnya (penempatan pada kolom Debit dan Kredit). Hal yang harus diperhatikan dalam langkah ini adalah memastikan nominal pada kolom Debit dan Kredit sama.
  3. Analisis kembali data yang Anda miliki untuk menemukan koreksi atas kesalahan yang mungkin Anda lakukan selama penjurnalan sebelumnya. Ketika Anda melakukan kesalahan, segera buat jurnal penyesuaian untuk tiap akun yang ternyata salah catat. Masukkan jurnal penyesuaian ini ke kolom Ayat Penyesuaian sesuai dengan nama akun, nominalnya, dan letaknya ada di Debit atau Kredit.
  4. Pada kolom selanjutnya, yaitu kolom Neraca Saldo setelah Penyesuaian, Anda hanya tinggal perlu melakukan penghitungan ulang dengan memperhatikan kolom Neraca Saldo dan Ayat Penyesuaian. Jika tidak terdapat kesalahan atau tidak ada ayat penyesuaian, tulis nominal apa adanya. Ketika ada penyesuaian, tulis jumlah yang sudah disesuaikan. Penting untuk diingat: perhatikan peletakan nominal tersebut di kolom yang benar (Debit atau Kredit).
  5. Kolom selanjutnya adalah kolom Laba/Rugi dan kolom Neraca. Dua kolom ini bisa diisi secara bersamaan karena pada prinsipnya tinggal memindahkan nominal yang ada di kolom Neraca Saldo setelah Penyesuaian. Petunjuk pengisiannya adalah:
    • Kolom Laba/Rugi diisi dengan nominal yang merupakan angka dari akun-akun yang termasuk rekening riil. Akun-akun ini termasuk Harta, Utang, dan Modal.
    • Kolom Neraca diisi dengan nominal yang merupakan angka dari akun-akun yang termasuk dalam rekening normal. Akun-akun ini termasuk Pendapatan dan Beban.
      Sponsors Link

  6. Setelah memindahkan sesuai di kolom Laba/Rugi atau kolom Neraca, kini saatnya Anda menjumlahkan semua angka yang termasuk di dua kolom tersebut sesuai dengan kolomnya masing-masing.
    • Jika dari hasil penjumlahan, pada kolom Laba/Rugi didapati angka yang lebih besar pada kolom Kredit, berarti operasional organisasi tersebut mengalami LABA. Besaran laba adalah selisih antara angka di Kredit dan Debit kemudian hasilnya diletakkan pada kolom Neraca sisi Kredit.
    • Sebaliknya, jika dari hasil penjumlahan, pada kolom Laba/Rugi didapati angka yang lebih besar pada kolom Debit, maka operasional tersebut mengalami RUGI. Besaran rugi adalah selisih antara angka di kolom Kredit dan Debit kemudian hasilnya ditelakkan pada kolom Neraca sisi Debit.
  7. Jumlahkan angka di kolom Laba/Rugi dan Neraca. Seharusnya, sisi Debit dan Kredit pada kolom Laba/Rugi maupun Neraca menjadi seimbang meski nominal kedua kolom tersebut tak sama. Jika sudah, berarti proses pembuatan Neraca Lajur sudah selesai. (Baca juga: Cara Membuat Laporan Laba Rugi)
    ads

Relatif mudah bukan membuat neraca lajur? Meski begitu, penyusunan neraca lajur membutuhkan ketelitian tinggi dan kecermatan dalam memasukkan angka-angka sesuai dengan kolom dan sisi. Proses terberat yang harus benar-benar dikerjakan dengan teliti adalah ketika mengerjakan di bagian kolom Ayat Penyesuaian karena hal ini akan terkait dengan catatan transaksi selama satu periode. (Baca juga: Prinsip-prinsip Akuntansi)

Selain memperhatikan bagian Ayat Penjurnalan yang relatif riskan untuk mengalami error, ada hal-hal lain yang tidak boleh dianggap sepele dan diremehkan oleh pembuat neraca lajur. Dalam sebuah neraca lajur, pastikan Anda tidak lupa untuk mencantumkan:

  • Nama perusahaan atau badan usaha. Hal ini penting untuk menjelaskan neraca lajur tersebut milik usaha apa atau siapa.
  • Periode (diletakkan di bawah nama perusahaan). Periode penting untuk dicantumkan sebagai catatan bahwa neraca lajur tersebut menjelaskan transaksi yang terjadi pada periode tertentu. Misalkan neraca lajur ini untuk periode Agustus 2016 atau untuk periode 1 Juli sampai 31 Juli 2016.
  • Menyatakan untung dan rugi setelah menyelesaikan kolom Laba/Rugi dan Neraca. Penting untuk diketahui bahwa mungkin pihak manajemen tidak semuanya bisa membaca neraca lajur sehingga pembuatnya harus benar-benar menjelaskan poin-poin kecil ini secara detil, termasuk dalam memberikan keterangan laba atau rugi.
  • Memastikan bahwa semua kolom mengalami keseimbangan di kedua sisinya, baik itu Debit maupun Kredit. Ketidaksamaan angka di kedua sisi kolom ini menjadi pertanyaan besar apakah pembuat dan penyusun neraca lajur benar-benar sudah memastikan tidak adanya kesalahan selama proses pembuatan. (Baca juga: Manfaat Jurnal Khusus)

Bagaimana Kunci Memastikan Neraca Lajur yang Dibuat Sudah Benar?

Hal yang membuatnya bisa diandalkan dalam penyusunan laporan keuangan adalah pada proses pra pembuatan neraca lajur yaitu tahap pencatatan dan penggolongan. Tahap ini kerap kali dianggap sepele karena (seolah) hanya mencatat kejadian yang berkaitan dengan pertukaran antara badan usaha dengan konsumen maupun rekan kerja. Akan tetapi proses ini yang akan menentukan tahap-tahap berikutnya baik di neraca lajur maupun sampai pada laporan keuangan.

Pencatatan ini wajib dilakukan dan dipastikan sudah mencakup semua transaksi yang terjadi secara detil. Pengumpulan semua nota dan kwitansi terkait tidak boleh ada yang terlewat untuk menjaga catatan keuangan badan usaha tetap valid dan bisa dipercaya. (Baca juga: Fungsi Buku Besar dalam Akuntansi)

Jika ini menjadi kunci, lantas bagaimana membuat tahap pencatatan dan penggolongan ini sudah lengkap dan bisa digunakan dalam tahap selanjutnya? Anda bisa mengikuti tiga langkah mudah berikut:

  • Penyusunan semua bukti transaksi yang terjadi, baik itu transaksi intern maupun transaksi ekstern. Jangan lupa untuk tidak meninggalkan transaksi yang nilainya kecil sekalipun (misalkan Dana Kas Kecil).
  • Pencatatan semua transaksi itu harus pada jurnal-jurnal tertentu sesuai dengan transaksinya, misalkan jurnal penjualan, pendapatan, beban gaji, beban listrik, dan lain-lain. Peletakkan nominal juga harus tepat sesuai dengan akunnya masing-masing.
  • Ketika semua pencatatan ini sudah selesai dilakukan, Anda harus memindahkannya ke laporan buku besar. Ini adalah langkah wajib yang tidak boleh Anda lewatkan karena pencatatan yang ada di buku besar ini menjadi landasan untuk mengisi kolom-kolom pada Neraca Lajur. Sedikit kesalahan pencatatan bisa berdampak fatal ke jurnal yang lain secara keseluruhan.
Sponsors Link

Itu adalah tiga tahap penting yang harus Anda selesaikan sebelum beranjak pada neraca lajur. Demi menghasilkan catatan yang valid, tahap ini harus dipastikan selesai dengan ketelitian tinggi. Ketika sudah selesai, Anda bisa melanjutkan proses pencatatan selanjutnya dalam neraca lajur yang akan digunakan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan badan usaha.

Penyusunan neraca lajur hanyalah sebagian dari rangkaian tahap dalam penyusunan laporan keuangan. Perlu diingat bahwa laporan keuangan akan digunakan oleh banyak pihak, intern maupun ekstern perusahaan. Data yang Anda tampilkan jelas tidak boleh mengandung unsur kesalahan karena penggunanya akan menggunakan laporan ini sebagai dasar pengambilan keputusan. Maka dari itu penting untuk Anda menyusun neraca lajur secara teliti dan tepat sehingga penyampaian data di laporan keuangan tidak menimbulkan mispersepsi.

Sponsors Link
, , , ,