Dalam dunia usaha, ada berbagai macam jurnal yang dipakai oleh para pelaku bisnis. Hal tersebut tergantung dari jenis perusahaan berikut jenis transaksi keuangan yang terjadi di dalamnya. Jurnal pada perusahaan jasa akan berbeda dengan jurnal pada perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur. Umumnya perusahaan jasa hanya menggunakan jurnal umum untuk mencatat aktifitas keuangannya. Sedangkan perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur memakai jurnal khusus di samping penggunaan jurnal umum.
Jurnal khusus dipakai untuk mencatat transaksi-transaksi khusus yang tidak bisa dicatat pada jurnal umum. Di mana perusahaan dagang adalah pelaku yang pasti memakai jurnal khusus ini. Alasan utama dari penggunaan jurnal khusus tidak lain adalah untuk mencapai efektifitas dan efisiensi pekerjaan guna memperoleh laba yang maksimal. Lalu seperti apakah transaksi khusus? Apa sebenarnya jurnal khusus itu? Apa saja manfaatnya bagi perusahaan terutama perusahaan dagang? Mari kita uraikan penjelasannya. (Baca juga : Cara Membuat Jurnal Umum)
Pengertian Jurnal Khusus
Sebelum membicarakan tentang manfaatnya, sebaiknya kita kenali dulu apa itu jurnal khusus. Namanya saja jurnal khusus, maka jurnal ini dipakai untuk mencatat transaksi-transaksi khusus yang terjadi pada perusahaan. Transaksi khusus yang dimaksud adalah transaksi yang banyak dan sering terjadi serta bersifat sama dan berulang-ulang. Jika dalam perusahaan dagang, contoh transaksi khusus seperti pembelian barang dagang atau penjualan barang dagang. Di mana transaksi ini pasti sering terjadi terus-menerus dan berulang-ulang. Tentu saja karena aktifitas usaha perusahaan dagang tidak lain berkaitan dengan pembelian dan penjualan barang dagangan. Maka jurnal khusus ini dibuat untuk efisiensi dan memudahkan pembagian pekerjaan.
Dari uraian tersebut, maka pengertian dari jurnal khusus adalah jurnal yang dipakai untuk mencatat transaksi keuangan yang rutin dan sering terjadi dalam kegiatan bisnis perusahaan. Jurnal khusus biasa dipakai pada perusahaan dagang dan perusahaan besar lainnya yang memiliki transaksi banyak dan beragam. Teknis dari pemakaian jurnal khusus ini adalah ketika transaksi keuangan terjadi, seorang akuntan mengelompokkan dan mengidentifikasi transaksi tersebut dan mencatatnya ke dalam salah satu jurnal khusus yang sesuai. (Baca juga : Konsep Dasar Akuntansi)
Jurnal khusus terbagi menjadi 4 jenis, antara lain :
- Jurnal Pembelian (Purchase Journal), digunakan untuk mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan pembelian barang dagangan secara kredit.
- Jurnal Penjualan (Sales Journal), dipakai untuk mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan penjualan barang dagangan secara kredit.
- Jurnal Penerimaan Kas (Cash Receipt Journal), digunakan untuk mencatat semua transaksi penerimaan uang tunai dari berbagai sumber.
- Jurnal Pengeluaran Kas (Cash Payment Journal), dipakai untuk mencatat semua transaksi pengeluaran uang tunai berkaitan dengan operasional perusahaan. (Baca juga : Sistem Akuntansi Biaya Perusahaan)
Manfaat Jurnal Khusus
Perusahaan yang pasti memanfaatkan jurnal khusus adalah perusahaan dagang. Karena transaksi yang terjadi pada perusahaan dagang tidak jauh dari pembelian dan penjualan barang dagangan yang biasanya sering dan banyak terjadi. Sehingga manfaat dan pengaruh jurnal khusus sangat besar bagi kelancaran aktifitas perusahaan dagang. Adapun manfaat jurnal khusus tersebut bagi perusahaan dagang adalah sebagai berikut :
- Memberi kemudahan pencatatan keuangan secara sistematis
Jurnal khusus terbagi atas 4 jenis transaksi keuangan, yaitu pembelian barang dagangan, penjualan barang dagangan, penerimaan kas, dan pengeluaran kas. Transaksi keuangan yang terjadi pada perusahaan dapat dicatat dan dikelompokkan pada jurnal khusus tersebut berdasar jenis transaksinya. Di sini tercipta pencatatan keuangan secara sistematis. Maka dengan pemanfaatan jurnal khusus telah memberikan kemudahan pencatatan akuntansi secara sistematis.
- Menyajikan data keuangan lebih cepat dan jelas
Jurnal khusus memuat transaksi-transaksi keuangan yang sejenis. Seperti pembelian barang dagangan saja, atau penjualan barang dagangan saja, atau penerimaan kas perusahaan saja, atau pengeluaran kas saja. Dengan adanya jurnal khusus tersebut, jelas telah terjadi pengelompokan data yang sejenis. Sehingga data keuangan dapat disajikan lebih cepat dan jelas berdasarkan pengelompokan data tersebut. (Baca juga : Standar Akuntansi Syariah Internasional)
- Mempercepat proses data transaksi keuangan
Dengan adanya pengelompokan data seperti pada poin 2, maka pemrosesan data keuangan bisa lebih cepat terjadi. Jika menggunakan jurnal umum saja, 100 kali transaksi akan dijurnal, dikelompokkan, diikhtisarkan 100 kali pula. Berbeda dengan jurnal khusus. Transaksi keuangan perusahaan dagang yang terjadi 100 kali (sejenis) dapat dijurnal lebih praktis pada jurnal khusus. Pengelompokan dan pengikhtisaran datanya bisa 1 kali saja berdasarkan jenis akun. Maka proses penyajian laporan bisa lebih cepat. Dalam hal ini jurnal khusus telah mempercepat proses data transaksi keuangan yang terjadi pada perusahaan.
- Memudahkan dalam pembagian pekerjaan akuntansi (spesialisasi)
Pada perusahaan dagang, kegiatan usaha yang rutin terjadi berkaitan dengan pembelian dan penjualan barang dagangan. Maka dengan adanya jurnal khusus untuk pembelian dan atau penjualan barang dagangan, pembagian pekerjaan akuntansi menjadi lebih mudah. Satu orang akuntan bisa menangani masalah pembelian atau penjualan barang dagangan saja. Sehingga terdapat spesialisasi pekerjaan yang dimungkinkan dapat dilakukan dengan mudah berdasarkan jenis jurnal atau jenis transaksi yang terjadi pada perusahaan dagang. Terlebih pada perusahaan dagang yang telah berkembang dan besar. Di mana adanya jurnal khusus menjadi suatu keharusan. Hal tersebut akan mendorong adanya penanganan pekerjaan secara spesialis yang menciptakan hasil pekerjaan yang semakin baik, efektif serta efisien. (Baca juga : Fungsi Laporan Keuangan Secara Umum)
- Mempermudah proses pemostingan ke buku besar
Dengan adanya jurnal khusus, pemostingan data ke buku besar dapat dilakukan secara berkala dengan lebih praktis dan mudah. Hal itu mungkin terjadi karena dalam jurnal khusus memuat transaksi-transaksi sejenis yang dibukukan dengan akun yang sama. Sehingga pemostingan pun dapat dilakukan serentak beberapa transaksi keuangan berdasarkan jenis akunnya. Misal pada jurnal khusus pembelian barang dagangan, terdapat akun pembelian. Dalam 1 hari terjadi 10 transaksi pembelian barang dagangan dari supplier yang berbeda-beda. Maka pemostingan ke buku besarnya bisa dilakukan berdasar akun pembelian saja yang memuat kesepuluh transaksi pembelian tersebut. Dalam hal ini pemostingan data ke buku besar pun menjadi lebih mudah dan praktis.
- Menjadikan pekerjaan akuntansi lebih efektif dan efisien
Pada jurnal umum, untuk 100 jenis transaksi diperlukan 100 kali penjurnalan meski itu adalah transaksi keuangan yang sama atau sejenis. Maka pemostingan ke buku besar pun menjadi 100 kali pemostingan. Hal tersebut berbeda jika menggunakan jurnal khusus. Penjurnalan dapat dilakukan lebih praktis. Pemostingan data ke buku besar pun dapat dilakukan 1 kali saja berdasarkan jenis akun yang terdapat pada jurnal khusus terkait. Hal ini menjadikan pekerjaan akuntansi lebih efektif dan efisien. (Baca juga : Fungsi Akuntansi Manajemen)
- Menghemat biaya operasional
Seperti pada penjelasan poin 5 dan 6 di atas, pekerjaan akuntansi menjadi lebih efektif dan efisien sehingga menjadikan penghematan dalam hal tenaga manusia (akuntan) maupun pemakaian kertas untuk pencatatan akuntansi. Dengan adanya penghematan tersebut, secara otomatis akan menghemat biaya operasional perusahaan sehingga perolehan laba perusahaan akan lebih maksimal.
- Memungkinkan tercapainya pengendalian internal yang baik
Jika pekerjaan akuntansi dapat terspesialisasi berdasarkan jurnal khusus, maka pengendalian internal pun bisa dilakukan demikian. Pengendalian internal perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya penyelewengan pekerjaan atau dana. Penyelewengan pekerjaan seperti pekerjaan akuntansi yang tidak sesuai standar prosedur kerja atau Standar Operasional Pekerjaan (SOP). Sedang penyelewengan dana seperti tindakan korupsi. Agar hal semacam itu tidak terjadi, seorang karyawan pengendalian internal bisa mengawasi satu atau dua orang akuntan yang rentan penyelewengan. Hal ini berarti terjadi spesialisasi pengawasan atau pengendalian. Pengawasan tersebut bisa dilakukan berdasarkan jenis jurnal khusus yang ditangani akuntan terkait. Dengan kondisi demikian, maka pengendalian internal perusahaan dimungkinkan bisa terjadi dengan baik dan efektif. (Baca juga : Pengertian Akuntansi Perpajakan)
- Memudahkan adanya pemeriksaan kembali secara berkala
Pemeriksaan kembali biasa terjadi secara berkala sesuai jadwal yang telah ditetapkan perusahaan (pemeriksaan internal). Pemeriksaan kembali pun bisa saja terjadi jika perusahaan menginginkan pemeriksaan eksternal menggunakan jasa auditor publik yang biasanya terjadi 1 tahun sekali. Dalam kaitannya dengan jurnal khusus, transaksi keuangan sejenis yang banyak terjadi telah pada perusahaan dagang telah dibukukan menjadi ringkas dan praktis pada satu jurnal khusus terkait. Dengan demikian, hal itu akan memberikan kemudahan bagi auditor internal maupun eksternal untuk melakukan pemeriksaan.
Membuat jurnal khusus sangatlah mudah karena cukup memasukkan akun beserta nominalnya ke dalam kolom-kolom yang telah tersedia pada jurnal. Dan dari penjelasan di atas, jurnal khusus memiliki manfaat yang sangat banyak di mana hal itu berpengaruh pada kelancaran dan kelangsungan perusahaan terutama pada perusahaan dagang. (Baca juga : Tujuan Akuntansi Sektor Publik)