Akuntansi syariah telah dijadikan sebagai metode untuk perhitungan dan analisis data akuntansi dalam laporan keuangan perusahaan dan bisnis. Akuntansi syariah menjadi alternatif bagi perusahaan atau pebisnis yang lebih mengadaptasi metode-metode dasar nilai-nilai Islam dibandingkan akuntansi konvensional yang mengadaptasi sistem Barat. Ruang lingkup akuntansi syariah digunakan sebagai identifikasi transaksi yang akan digunakan dalam pengambilan keputusan para pengguna jenis jenis laporan keuangan berdasarkan ketentuan-ketentuan agama Islam.
Pada awal kemunculannya, hakikat akuntansi syariah mendapatkan berbagai kritikan dan keraguan tentang kegunaan metode ini untuk menggantikan akuntansi konvensional. Berkat diadakannya berbagai workshop, pelatihan, lokakarya, seminar, dan pertemuan lainnya, akuntansi syariah mulai diterima sebagai metode alternatif dalam analisis data transaksi perusahaan. Salah satu kelebihan akuntansi syariah yang pertama mencakup bisnis yang lebih kecil seperti UMKM dan tidak bersifat kapitalis seperti akuntansi konvensional. Berikut ini kelebihan kelebihan akuntansi syariah yang harus diketahui.
a. Memakai Sistem Mudharabah atau Bagi Hasil
Kelebihan akuntansi syariah memakai sistem bagi hasil dan penanggungan risiko bersama dengan semua pihak yang terlibat sesuai prinsip-prinsip akuntansi. Contohnya si X sebagai penyedia modal dan si Y sebagai pengelolanya. X dan Y menanamkan modal dalam jumlah yang berbeda, lalu dipakai sebagai kesepakatan penanggungan risiko secara bersama dan bagi hasil keuntungan antara pemilik modal dengan kesepakatan.
b. Kegiatan Transaksi dengan Prinsip Jual Beli Murabahah
Akuntansi syariah menerapkan sistem jual beli yang sesuai dengan ketentuan agama Islam sebagai kelebihan akuntansi syariah seperti kegiatan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Penerapan murabahah yang modern dilakukan antara bank dan nasabah yang ingin mengajukan kredit pembelian rumah atau KPR. Nasabah yang ingin membeli rumah mengajukan kredit ke bank yang akan membayar rumah tersebut dan diberikan kepada nasabah. Nasabah akan membayar kembali ke bank dalam bentuk cicilan dengan persentase keuntungan yang telah disepakati oleh kedua pihak, bukan hanya ditentukan oleh bank secara sepihak.
c. Tidak Ada Riba
Konsep syariah dalam lingkungan finansial tidak menerapkan bunga yang mengandung riba atau keuntungan yang tidak sebanding dengan nilai barang yang ditransaksikan. Prinsip akuntansi syariah dalam penyajian laporan keuangan tidak hanya memakai konsep time value of money yang dibuat sesuai konsep dasar akuntansi dan memenuhi kebutuhan para investor atau stakeholder lainnya. Akuntansi syariah menunjukkan nilai-nilai moral dalam transaksi bisnis yang semakin pudar dalam sistem konvensional sehingga hanya satu pihak (bank) yang diuntungkan.
d. Ada Tenggang Rasa
Lingkungan menjadi faktor yang penting dalam menentukan sebuah teori akuntansi. Akuntansi konvensional dibentuk oleh akuntan negara-negara Barat yang menganut paham kapitalis sehingga teori akuntansi konvensional bersifat pro kapitalis. Sedangkan akuntansi syariah disusun berdasarkan lingkungan islami sehingga tidak hanya mengatur mengenai kepentingan bisnis, tetapi juga mengandung unsur toleransi kepada semua pihak. Akuntansi syariah mengatur perhitungan zakat yang mementingkan pihak lain sehingga ada tenggang rasa yang dilakukan oleh sebuah perusahaan.
e. Landasan Hukum Berasal dari Tuhan
Kelebihan akuntansi syariah yang paling penting adalah mengandung kaidah agama Islam dengan berpatokan kepada ketentuan dan dasar hukum yang tidak dibuat oleh manusia tetapi oleh Tuhan. Ketentuan-ketentuan manusia memiliki kelemahan yang terus berubah seiring perubahan zaman. Sebuah perusahaan yang menerapkan akuntansi syariah akan memiliki tanggung jawab sosial yang lebih besar dan etika yang lebih baik.
Setelah mengetahui tentang kelebihan akuntansi syariah akan membuat para pembaca lebih mudah untuk mempelajari karakteristik akuntansi syariah, penyusunan tujuan laporan keuangan sesuai standar akuntansi syariah, dan penyajian manfaat laporan keuangan.