7 Tujuan Laporan Keuangan Perusahaan
Sebuah badan usaha, baik sederhana maupun yang sudah berkembang dan kompleks, membutuhkan adanya pelaporan usaha berjalan mereka. Kita kerap mengenalnya dengan istilah laporan akhir. Laporan ini bisa merupakan laporan tahunan dan juga laporan keuangan.
Konten laporan keuangan sendiri memuat deretan informasi mengenai operasi perusahaan dalam kurun waktu tertentu, biasanya selama satu tahun. Ini adalah salah satu manfaat laporan keuangan. Sesuai dengan namanya, laporan ini memberikan informasi detil berkaitan dengan operasi bisnis dalam bentuk nominal angka.
Butuh kemampuan mendukung untuk membaca dan menganalisis gerak-gerik bisnis jika dilihat hanya dari angka saja. Berbeda halnya dengan laporan tahunan yang mungkin akan merangkum kinerja 5 tahun belakangan, refleksi terhadap kinerja tahun terkait, dan rencana-rencana jangka panjang.
(Baca Juga: Ruang Lingkup Akuntansi)
Tujuan Laporan Keuangan Perusahaan
Tidak mungkin laporan keuangan dibuat tanpa ada maksud. Beberapa hal yang dilansir sebagai tujuan laporan keuangan menurut Silvi dan Siti (2012) adalah sebagai berikut.
1. Menginformasikan Jenis dan Jumlah Harta
Untuk menghitung berapa banyak harta yang dimiliki perusahaan (sekali lagi ditekankan pada perusahaan atau badan bisnis, bukan kepada para pemiliknya secara personal), dibutuhkan penghitungan yang tepat. Tidak semua harta perusahaan dalam bentuk dana cair yang siap digunakan. Aset perusahaan seperti gedung, tanah, kendaraan kantor, dan berbagai jenis investasi lainnya juga harus diakui sebagai sebuah harta.
Dikarenakan beberapa jenis harta, seperti yang sudah disebutkan di atas, tidak dalam bentuk dana cair, maka harus dilakukan penghitungan nilai yang kemudian dikonversi dalam satuan mata uang yang digunakan. Dengan sistem seperti ini, pemangku kepentingan bisa lebih mudah dalam memahami seberapa besar kekayaan perusahaan yang turut diampunya.
2. Menginformasikan Jenis, Jumlah Kewajiban dan Modal
Konsepnya sama seperti informasi kekayaan perusahaan, laporan keuangan juga menginformasikan adanya utang atau kewajiban serta modal yang dimiliki dan dilaporkan dalam konversi mata uang yang digunakan.
Sifat laporan keuangan mungkin akan lebih terlihat dari tujuan keduanya ini. Tidaklah mungkin sebuah perusahaan benar-benar bisa berdiri sendiri tanpa adanya sokongan utang dan modal. Utang memang bukan sebuah pilihan yang salah, tetapi porsinya harus tetap diatur sehingga nantinya tidak menimbulkan kerugian yang mungkin harus dibayarkan dengan harta perusahaan secara berlebihan.
Sedangkan modal juga harus dilaporkan lewat laporan keuangan dengan maksud menginformasikan pada pemegang kepentingan perusahaan tentang seberapa besar alokasi dana yang bisa digunakan untuk investasi perusahaan jangka panjang lainnya.
3. Menginformasikan Jenis dan Jumlah Pemasukan
Dalam bisnis, adanya uang masuk tak selalu berarti pemasukan atau pendapatan. Sekilas, mungkin hal tersebut terlihat sama, padahal pada pencatatan atau akuntansi dianggap berbeda. Laporan keuangan berkewajiban melaporkan adanya berbagai jenis serta jumlah pemasukan dalam periode tertentu.
(Baca Juga: Fungsi Akuntansi)
Sebagai contoh, perusahaan dagang A memiliki aktivitas utama jual-beli semen. Transaksi jual-beli semen kepada konsumennya bisa mendatangkan pendapatan yang dikategorikan sebagai pendapatan utama. Perusahaan boleh mengklaim demikian dan dicatat dengan jurnal yang sama.
Namun ketika perusahaan tersebut memilih untuk menjual salah satu asetnya, misalkan gerobak dorong yang sudah usang, uang yang masuk akibat transaksi tersebut tidak bisa dianggap sebagai pendapatan. Uang tersebut adalah pemasukan tetapi perlakuannya tidak bisa disamakan dengan uang yang masuk sebagai pendapatan dari aktivitas utama bisnis jual beli semen tersebut.
4. Menginformasikan Jenis dan Jumlah Pengeluaran
Tujuan keempat ini sama dengan tujuan ketiga, namun dilihat dari sisi pengeluaran. Ada berbagai macam pengeluaran dan tidak semuanya bisa dianggap sebagai pengeluaran pokok. Laporan keuangan wajib melaporkan kondisi tersebut.
Misalkan, untuk contoh yang sama, perusahaan dagang A membeli semen yang merupakan bahan utama bisnisnya dari berbagai pemasok. Maka perusahaan tersebut harus mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli semen yang akan dijual kembali dan dalam kondisi ini perusahaan bisa mencatat transaksi tersebut sebagai pengeluaran utama.
Berbeda halnya ketika perusahaan memutuskan untuk membeli sebidang tanah guna perluasan area toko. Ini bukan sebuah aktivitas utama dari bisnisnya sehingga pengeluaran ini wajib dicatat namun tidak dianggap sebagai pengeluaran utama. Efeknya hanya terlihat sebagai bentuk perkembangan usaha tersebut.
5. Menginformasikan Perubahan
Segala perubahan yang terkait dengan harta, kewajiban, dan juga modal perusahaan harus dilaporkan melalui laporan keuangan. Dalam hal ini, laporan keuangan akan menunjukkan perkembangan perusahaan secara keseluruhan dilihat dari kepemilikan harta, kewajiban, dan modal.
Laporan keuangan akan menginformasikan adanya perubahan harta yang mungkin terjadi selama tahun terkait. Perubahan harta tersebut bisa merupakan hal baik ketika ada peningkatan sekaligus hal buruk ketika ada penurunan. Bertolak belakang dengan naik-turunnya kewajiban.
Sementara porsi modal yang meningkat bisa dianggap sebagai salah satu bentuk kemajuan perusahaan untuk mampu investasi lebih banyak di berbagai bidang yang mendukung bisnis tersebut.
(Baca Juga: Siklus Akuntansi)
6. Merefleksikan Kinerja Manajemen
Laporan tahunan bisa dikatakan sebagai laporan untuk menilai kinerja dari perusahaan di periode tertentu. Namun laporan ini cenderung tidak langsung menjurus pada kinerja perusahaan yang dinilai dari nominal. Laporan tahunan akan menginformasikan hampir semua hal yang terkait dengan perusahaan mulai dari jajaran direksi, rangkuman refleksi kinerja dalam waktu terkait, sampai rencana jangka panjang.
Sedangkan laporan keuangan akan menyertakan kondisi perusahaan secara blak-blakan tanpa ada kalimat-kalimat persuasif yang meyakinkan pemegang kepentingan bahwa perusahaan sedang dalam kondisi baik-baik saja seperti yang bisa kita lihat pada laporan tahunan banyak perusahaan.
Laporan keuangan akan menunjukkan kinerja dari sisi nominal yang dihasilkan dan dikeluarkan. Kelemahannya, kenaikan nominal tak selalu berarti kenaikan kinerja dan mungkin hanya orang dengan bekal ilmu mendukung yang mengerti pergerakan nominal dalam laporan keuangan.
7. Menginformasikan Catatan Laporan Keuangan
Laporan keuangan juga akan menyertakan notes yang memuat catatan terkait dengan laporan keuangan itu sendiri. Catatan ini juga termasuk dengan surat konsolidasi yang dilakukan dengan pihak independen untuk memastikan bahwa laporan keuangan tersebut sudah valid menggambarkan kondisi perusahaan yang nyata.
Catatan atas laporan keuangan merupakan suatu hal wajib yang akan membantu menjelaskan tentang perhitungan pada item-item tertentu. Catatan ini nantinya juga berfungsi untuk memberikan penilaian yang lebih komprehensif baik tentang utang atua kewajiban, piutang, sampai kelangsungan usaha tersebut.
(Baca Juga: Bidang-bidang Akuntansi)
Demikian beberapa tujuan laporan keuangan yang umum menjadi landasan perusahaan atau badan bisnis menyusun nya. Laporan ini nantinya akan digunakan oleh semua pemangku kepentingan terkait badan usaha tersebut. Dikarenakan sifatnya krusial dan menyangkut nominal, dibutuhkan pengerjaan dan pelaporan atas data yang valid untuk menyusun laporan keuangan yang kredibel.