Salah satu jenis perusahaan yang mudah untuk di geluti adalah perusahaan dagang. Mengapa mudah? Karena kegiatan usahanya hanya sebatas membeli barang dagangan kemudian menjualnya kembali tanpa merubah bentuk barang dagangan tersebut. Oleh sebab itu perusahaan ini disebut dengan perusahaan dagang, perusahaan yang memperdagangkan produk barang melalui pembelian dan penjualan kembali.
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatan usahanya hanya sebatas pada pembelian barang dagang lalu dijual kembali barang tersebut kepada konsumen tanpa mengubah bentuk. Yang boleh dilakukan terhadap barang dagangan hanya sebatas menambah bungkus atau kemasan. Jika melebihi itu, dalam arti perusahaan mengubah bentuk barang dagangan yang artinya terjadi proses produksi, maka perusahaan tersebut tidak lagi disebut sebagai perusahaan dagang, melainkan perusahaan manufaktur. (Baca juga : Pengertian Akuntansi Perpajakan untuk Piutang)
Barang dagangan yang dibeli berasal dari supplier atau pemasok. Dengan adanya pembelian barang dagangan maka terjadi penambahan persediaan. Maka perusahaan dagang perlu melakukan pencatatan atas persediaan tersebut dengan cermat agar tidak terjadi kerugian. Metode pencatatan persediaan yang umum dipakai pada perusahaan dagang adalah metode First In First Out (FIFO), Last In First Out (LIFO) dan average (rata-rata).
Perusahaan dagang memiliki karakteristik yang membedakannya dengan perusahaan jenis lain, yaitu memiliki transaksi khusus yang hanya ada di perusahaan dagang. Transaksi yang dimaksud antara lain pembelian barang dagangan, retur pembelian, potongan pembelian, biaya angkut pembelian, penjualan barang dagangan, retur penjualan, potongan penjualan, beban angkut penjualan serta persediaan barang dagangan. Semua elemen karakteristik tersebut nantinya akan berpengaruh pada perhitungan harga pokok penjualan yang termasuk dalam laporan laba-rugi. Lalu apa saja laporan keuangan perusahaan dagang? Apakah sama atau berbeda dengan perusahaan lain? Apa saja kegunaan dari laporan keuangan perusahaan dagang? Berikut pemarannya. (Baca juga : Standar Akuntansi Keuangan)
Jenis Laporan Keuangan Perusahaan Dagang
Pada dasarnya laporan keuangan perusahaan dagang sama saja seperti perusahaan lain, yaitu meliputi neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan modal. Namun yang berbeda adalah elemen-elemen atau jenis akun yang termasuk di dalam laporan keuangan tersebut. Mari kita urai laporan tersebut satu per satu.
- Neraca (Balance Sheet)
Neraca adalah laporan yang menyajikan posisi aset, utang dan modal perusahaan pada periode tertentu. Neraca disebut sebagai balance sheet karena ia memiliki 2 sisi yaitu debet dan kredit yang harus seimbang atau sama nilai nominalnya. Jika tidak sama, maka saldo tidak balance yang berarti terjadi kesalahan dalam pencatatan. Kesalahan tersebut bisa berupa salah menulis nilai nominal, salah memasukkan jenis akun, atau salah masuk ke buku besar.
Nominal neraca diperoleh setelah menyelesaikan saldo dari masing-masing buku besar. Jadi teknisnya, nilai saldo dari semua buku besar dipindahkan ke dalam neraca. Namun yang perlu digarisbawahi adalah yang dipindahkan ke neraca hanya buku besar dari akun riil yaitu aset lancar, aset tetap, utang dan modal. (Baca juga : Fungsi Akuntansi Manajemen Bagi Perusahaan)
Neraca dapat disusun ke dalam 2 bentuk, yaitu bentuk skontro dan bentuk laporan. Namun biasanya perusahaan dagang memakai neraca berbentuk laporan.
Sesuai dengan pengertiannya, neraca memiliki kegunaan untuk menampilkan posisi keuangan perusahaan dagang. Berapa kas di tangan yang bisa digunakan untuk membeli barang dagangan atau membayar utang, berapa jumlah piutang kepada debitur yang harus ditagih, berapa total aset tetap yang dimiliki, berapa jumlah utang yang masih harus dibayar, berapa modal keseluruhan pemilik perusahaan. Semua itu terpampang jelas pada sisi debet-kredit neraca.
- Laporan Laba Rugi (Profit and Loss Report)
Laporan laba rugi adalah laporan yang menyajikan ikhtisar atas keuntungan dan kerugian perusahaan dagang pada periode tertentu. Laporan ini memuat semua pendapatan yang diperoleh dikurangi dengan biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh pendapatan tersebut. Dan di dalam perusahaan dagang, akun pendapatannya menggunakan “penjualan”, karena kegiatan utama perusahaan dagang adalah menjual kembali barang dagangan yang sudah dibeli dari pemasok. Untuk biaya sesuai dengan biaya usaha dan biaya di luar usaha apa saja yang dikeluarkan selama periode tersebut. (Baca juga : Fungsi Laporan Keuangan Secara Umum))0
Yang membedakan dengan laporan perusahaan lain, laporan laba rugi perusahaan dagang memuat komponen Harga Pokok Penjualan (HPP). Komponen ini merupakan perhitungan atas seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang dagangan yang akhirnya dijual kembali tersebut.
Harga pokok penjualan disebut juga sebagai harga perolehan dari barang yang dijual. Perhitungan harga pokok penjualan meliputi persediaan barang dagangan awal ditambah dengan elemen-elemen yang termasuk dalam pembelian barang dagangan (pembelian, potongan pembelian, retur pembelian, biaya angkut pembelian). Hasilnya kemudian disebut dengan barang dagangan yang tersedia untuk dijual. Selanjutnya hasil tersebut dikurangi dengan persediaan barang dagangan akhir. Hasilnya diketahui sebagai harga pokok penjualan.
Adapun fungsi dari perhitungan harga pokok penjualan adalah sebagai dasar untuk menentukan harga jual barang dagangan dan menghitung laba yang diinginkan. Jika menginginkan laba, harga jual yang ditentukan harus lebih tinggi dari harga pokok penjualan. Karena jika harga jual sama atau bahkan lebih rendah dari harga pokok penjualan, maka perusahaan tidak akan memperoleh keuntungan, malah mengalami kerugian. Itulah mengapa menjadi perlu bagi perusahaan dagang untuk menghitung harga pokok penjualan. (Baca juga : Tujuan Akuntansi Keuangan dalam Perusahaan)
Untuk lebih jelasnya cara menghitung harga pokok penjualan adalah sebagai berikut :
Harga Pokok Penjualan = Persediaan Barang Dagangan Awal + (Pembelian + Biaya Angkut Pembelian – Retur Pembelian – Potongan Pembelian) – Persediaan Barang Dagangan Akhir
Kemudian untuk menghitung laba rugi perusahaan dagang yaitu :
Laba Bersih = Laba Kotor – Biaya usaha
Laba Bersih = (Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan) – (Biaya Penjualan + Biaya Administrasi dan Umum)
Laporan laba rugi perusahaan dagang dapat disajikan melalui 2 bentuk laporan, yaitu :
- single step (langsung), yaitu bentuk laporan laba rugi yang menjumlahkan semua jenis penjualan dan biaya menjadi satu. Setelah diketahui jumlah pendapatan maupun bebannya, kemudian dicari selisih antara keduanya untuk mengetahui perusahaan memperoleh laba atau mengalami rugi. Umumnya perusahaan memakai single step ini karena dianggap lebih mudah dan simpel.
- multiple step (bertahap), yaitu bentuk laporan laba rugi yang memisahkan atau mengelompokkan jenis penjualan usaha dan penjualan di luar usaha, juga memisahkan jenis biaya usaha dan biaya di luar usaha. Setelah itu dihitung selisih antara jumlah penjualan dan total biaya untuk mengetahui jumlah laba atau rugi perusahaan. (Baca juga : Standar Akuntansi Syariah Internasional di Indonesia)
Konsep laporan laba rugi adalah : Jika penjualan lebih besar dari biaya, maka perusahaan memperoleh laba. Demikian sebaliknya jika biaya yang lebih besar dari penjualan, maka perusahaan mengalami kerugian. Sesuai dengan hal itu, kegunaan dari laporan ini adalah untuk mengetahui besar laba atau rugi perusahaan dagang pada satu periode akuntansi.
- Laporan Perubahan Modal (Equity Report)
Laporan perubahan modal adalah laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan modal atau investasi pemilik perusahaan pada periode tertentu. Yang termasuk elemen perhitungan laporan perubahan modal terdiri dari besarnya modal awal, nilai laba bersih periode berjalan, nilai kerugian periode berjalan, adanya investasi tambahan dan pengambilan prive oleh pemilik (kalau ada), dan nilai modal akhir. Jadi rumus perhitungan pada laporan perubahan modal adalah sebagai berikut :
Modal Akhir = Modal Awal + Laba – Rugi + Investasi Tambahan – Pengambilan Prive
Kegunaan dari laporan ini adalah untuk mengetahui berapa jumlah modal sebenarnya yang menjadi hak pemilik perusahaan pada akhir b periode akuntansi. (Baca juga : Sistem Akuntansi Biaya Perusahaan Jasa)
- Laporan Arus Kas (Cash Flow Report)
Selain 3 laporan di atas, ada 1 jenis laporan lain yang juga perlu untuk disajikan yaitu laporan arus kas. Laporan ini termasuk dalam jenis laporan keuangan perusahaan dagang.
Laporan arus kas adalah laporan yang menampilkan aliran kas masuk maupun kas keluar yang berkaitan dengan investasi dan operasional perusahaan pada satu periode tertentu. Kegunaan dari laporan arus kas adalah untuk mengetahui nilai kas pada akhir periode akuntansi. Selain itu juga untuk melihat detail rincian dari penerimaan atau pun pengeluaran kas pada satu periode akuntansi.
Komponen penerimaan kas meliputi : penerimaan pelunasan piutang, penjualan barang dagangan secara tunai. Sedangkan komponen pengeluaran kas meliputi : pembelian barang dangangan secara tunai, pelunasan utang dagang, pembayaran biaya-biaya, retur penjualan dan potongan penjualan.
Jadi rumus perhitungan pada laporan arus kas adalah :
Saldo Akhir Kas = Saldo Awal Kas + Penerimaan Kas – Pengeluaran Kas
itulah penjelasan mengenai 4 jenis laporan keuangan perusahaan dagang beserta masing-masing kegunaannya. (Baca juga : Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang, Jasa dan Manufaktur)