X

Rasio Likuiditas – Pengertian, Jenis, Rumus dan Contoh

Rasio likuiditas berbeda dengan rasio profitabilitas. Rasio ini adalah gambaran posisi uang kas dan kemampuan suatu perusahaan untuk melunasi atau membayar kewajiban utang sesuai pada waktu jatuh tempo yang telah disepakati (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sedangkan menurut Fred Weston yang dikutip oleh Kasmir, rasio likuiditas merupakan gambaran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban utang jangka pendek dengan memakai aktiva lancar. Rasio likuiditas termasuk unsur unsur laporan keuangan yang digunakan untuk memaparkan seberapa likuid (cair) suatu perusahaan untuk melunasi kewajiban (utang) jangka pendek mempergunakan aktiva lancar pada saat jatuh tempo atau sebelum jatuh tempo.

Kondisi likuiditas penting untuk pertimbangan dampak dari ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka  pendeknya sehingga perusahaan tidak akan mendapat keuntungan dari diskon serta kesempatan dan tindakan manajemen lebih terbatas yang bisa dilihat dari pencatatan transaksi keuangan perusahaan. Jika terjadi masalah masalah likuiditas maka investasi dan aktiva akan dijual secara terpaksar.

Masalah likuiditas bukan mengarah pada kebangkrutan tetapi jika perusahaan sering gagal memenuhi kewajiban lancarnya maka kelangsungan usahanya dipertanyakan. Pengertian kewajiban dalam akuntansi berarti utang yang harus dilunasi. Kesehatan suatu perusahaan tercermin dari tingginya rasio likuiditas yang biasanya diukur dengan current ratio. Jika likuiditas digunakan sebagai ukuran kinerja, perusahaan yang memiliki rasio likuiditas rendah harus memberi informasi tambahan yang lebih rinci dengan rasio lainnya dibandingkan perusahaan yang memiliki rasio likuiditas tinggi. Setelah memahami pengertian analisis rasio keuangan barulah pahami tentang jenis-jenis rasio keuangan.

Jenis Jenis Likuiditas

  1. Current Ratio

Rasio ini untuk menilai kecukupan aktiva lancar perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendek atau utang lancarnya yang dipakai dalam perhitungan akuntansi sesuai jenis jenis laporan keuangan. Jika perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar bernilai tinggi maka kemampuan perusahaan juga tinggi untuk melunasi utang lancarnya. Jika rasio lancar (current rasio) menunjukkan perbandingan 1:1 atau 100% berarti aktiva lancar bisa melunasi kewajiban jangka pendek.

Kondisi perusahaan tergolong lebih aman jika rasio lancar di atas satu atau lebih dari 100% maka perusahaan tersebut sudah pasti mampu membayar utang lancarnya tanpa mengganggu kegiatan operasional perusahaan. Current ratio sebesar 200% dinilai sebagai current ratio yang memuaskan untuk perusahaan industri atau perusahaan komersil besar. Untuk perusahaan penghasil jasa seperti perusahaan listrik dan hotel rasio sebesar 100% sudah mencukupi. Untuk itu pemahaman tentang kerangka konseptual akuntansi keuangan sangat diperlukan.

Tingginya rasio lancar berarti jumlah uang kas sangat banyak (berlebih) sehingga kegiatan operasional berjalan lancar. Namun rendahnya rasio likuiditas berarti aktiva lancar (persediaannya) berlebihan. Tingginya tingkat rasio harus dikhawatirkan, hal itu terjadi mungkin akibat aktiva tidak digunakan secara efektif oleh perusahaan. Jika tingkat rasio rendah menunjukkan bahwa aktiva telah digunakan secara efektif, namun berbahaya bagi keberlangsungan kegiatan operasional. Saldo kas harus dibuat sesuai dengan tingginya tingkat perputaran piutang dan persediaan supaya sumber daya tidak dipakai secara sia-sia. Rumus Current Ratio yaitu:

Rasio Lancar = Aktiva Lancar (Current Ratio) / Utang Lancar (Current Liabilities) x 100%

Keterangan: kas adalah segala bentuk alat pembayaran yang bisa dipakai segera untuk transaksi seperti uang logam, uang kertas dan saldo rekening giro atau tabungan di bank. Setara kas adalah bentuk investasi yang likuid, berjangka pendek dan bisa diubah menjadi kas (tunai) dalam waktu  cepat tanpa risiko perubahan nilai yang signifikan. Utang lancar adalah utang perusahaan yang harus dilunasi sesuai jangka waktu yang disepakati atau dalam siklus operasional perusahaan.

  1. Quick Ratio

Quick Ratio dipakai untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan memakai aktiva lancar, namun tanpa persediaan karena persediaan butuh waktu lama untuk diubah menjadi uang dibandingkan aset lainnya. Quick asset meliputi piutang dan surat-surat berharga. Semakin besar nilai rasio maka kondisi perusahaan semakin baik. Jika rasio sebesar 1:1 atau 100% maka ini likuiditas perusahaan baik. jika terjadi masalah likuiditas maka perusahaan akan mudah untuk mengubah aktiva menjadi uang untuk membayar kewajiban (utang). Berikut ini rumus Quick Ration.

Quick Ratio = Current Assets – Inventory / Current Liabilities x 100%

  1. Cash Ratio

Cash Ratio digunakan untuk mengukur ketersediaan uang kas untuk melunasi kewajiban (utang) jangka pendek. Uang kas bisa berbentuk rekening giro. Jika rasio sebesar 1:1 atau 100% berarti perbandingan kas atau setara kas dengan utang akan semakin baik sehingga perusahaan bisa melunasi utang sesuai jatuh tempo atau sebelum jatuh tempo.

Cash Ratio = Cash or Cash Equivalent /Current Liabilities x 100%

  1. Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover Ratio)

Rasio Perputaran Kas menampilkan perbandingan nilai penjualan bersih terhadap modal kerja bersih. Modal kerja bersih berupa semua komponen aktiva lancar dikurangi total utang lancar. Rasio ini juga untuk mengetahui seberapa besar penjualan untuk modal kerja yang dimiliki perusahaan. Rumus Rasio Perputaran Kas sebagai berikut.

Rasio Perputaran Kas = Penjualan Bersih / Modal Kerja Bersih x 100%

  1. Working Capital to Total Asset Ratio

Rasio ini dipakai untuk menilai likuiditas dengan menghitung total aktiva dan posisi modal kerja. Hakikat akuntansi sangat berpengaruh pada rasio jenis ini. Rumus rasio ini sebagai berikut.

Working Capital to Total Assets Ratio = Current Assets – Current Liabilities / Total Assets x 100%

Contoh Perhitungan Rasio Kas (Cash Ratio)

PT HIJ memiliki aktiva lancar sebesar Rp. 100 juta yang terdiri dari Rp. 30 juta dalam bentuk uang tunai dan Rp. 20 juta berupa rekening giro di bank. Sedangkan utang lancar perusahaan  sebesar Rp. 70 juta. Berapakah Rasio Kas Perusahaan PT HIJ?

Diketahui:

Kas dan Setara Kas = Rp. 50 juta yang diperoleh dari perhitungan (Rp. 30 juta + Rp. 20 juta)
Utang lancar = Rp. 70 juta
Rasio Kas = ?

Jawaban

Rasio Kas = (Kas + Setara Kas) / Hutang Lancar
Rasio Kas = Rp. 50 juta / Rp. 70 juta = 0,71 kali

Jadi rasio kas PT. HIJ sebesar 0,71 kali

Dari contoh soal tersebut diperoleh informasi bahwa rasio kas PT HIJ sebesar 0,71 kali yang berarti PT HIJ memiliki kas dan setara kas untuk membayar utang hanya sebesar 71% dari kewajiban lancarnya. Rasio kas ini terbilang cukup tinggi karena saldo kas sebesar itu relatif tinggi sepanjang tahun. Rasio Kas atau Cash Ratio tidak begitu populer digunakan dalam analisis likuiditas seperti rasio lancar dan rasio cepat karena fungsinya sangat terbatas.

Tidak ada penilaian umum terhadap rasio kas ini karena di beberapa negara rasio kas sebesar 0,2 juga sudah bisa diterima. Rasio Kas yang terlalu tinggi menandakan bahwa pemakaian aset yang tidak maksimal bagi perusahaan sebab uang tunai pada neraca keuangan terlalu banyak. Sebelum memahami tentang neraca keuangan, pahami terlebih dahulu tentang pengertian neraca saldo.

Itulah beberapa rasio likuiditas yang umum digunakan untuk menilai kondisi likuiditas suatu perusahaan. Salah satu rasio likuiditas tidak bisa dibilang rasio terbaik dari rasio lainnya karena semua penilaian rasio bersifat relatif tergantung kondisi perusahaan dan perekonomian di suatu negara sesuai dengan standar akuntansi keuangan.

Categories: Akuntansi Keuangan