Pengertian Kewajiban dalam Akuntansi Jangka Panjang
Dalam rumus dasar akuntansi aset = kewajiban + Ekuitas Pemilik hal ini memiliki arti bahwasannya aset bersumber dari kewajiban dan modal pemilik. Dalam pembahasan kali ini dosen akuntansi akan membahas salah satu sumber tersebut, yaitu kewajiban atau biasa disebut hutang. (baca juga : pengertian kas kecil)
Pengertian kewajiban
Seperti yang telah saya sebutkan diatas kewajiban dalam istilah lumrahnya yaitu hutang. Pasti para pembaca sudah tergambar definisi dari hutang itu sendiri. Jika dapat di rumuskan pengertian kewajiban dalam akuntansi adalah hutang suatu perusahaan yang muncul karena transaksi pada waktu yang lalu dan harus di bayar dengan kas, barang atau jasa dimasa depan.
Secara simpelnya kewajiban ini merupakan akun yang muncul pada waktu transaksi selesai namun belum mendapat timbal balik dari transaksi itu sendiri. Seumpama jika kita menjual jasa kita berhak mendapatkan uang tersebut. setelah pembeli membayar jasa kita namun kita belum membayarkan jasa kita yang notabene merupakan hak dari pembeli. Maka kita berhutang jasa atas transaksi yang kita lakukan kepada pembeli.
Baca juga:
Mungkin lebih simpelnya seperti itulah contoh transaksi yang dapat menimbulkan hutang pada transaksi yang telah dilakukan. Intinya adanya transaksi yang telah dilakukan namun belum sesuai perjanjian antara penjual dan pembeli dalam pemenuhan transaksi tersebut.
Sebetulnya akun ini hanya akun sementara untuk mengantisipasi tidak tercatatnya kewajiban yang harus dibayarkan. Untuk menambah referensi pembaca dalam mengartikan kewajiban atau liabilities saya sertakan beberapa pengertian yang kewajiban menurut para ahli:
- Menurut PSAK : liabilitas adalah kewajiban saat ini yang timbul akibat peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi; (baca juga : jenis-jenis piutang)
- Menurut FASB : Hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi masa mendatang yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang suatu entitas untuk menyerahkan aset atau memberikan jasa kepada entitas lain dimasa mendatang; ( Baca juga : transaksi bisnis perusahaan)
- Menurut Jusuf (2001) : Hutang adalah kewajiban suatu perusahaan yang timbul dari transaksi pada waktu lain dan harus dibayar dengan kas, barang dan jasa di waktu yang akan datang; (baca juga : fungsi buku besar )
- Menurut Nurwahyudi dan Mardiyah (2004) : Hutang adalah pengorbanan ekonomi yang harus dilakukan perusahaan di masa yang akan datang karena tindak atau transaksi sebelumnya; (Baca juga : dasar-dasar akuntansi)
- Menurut Munawir (2004) : Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana utang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor. (baca juga : unsur-unsur laporan keuangan)
Kewajiban sendiri memiliki tiga karakteristik yang dapat memudahkan para pembaca dalam menelaah pengertian kewajiban yaitu: penyelesaiannya di masa datang melalui penyerahan kas, barang dan jasa sesuai perjanjian; tidak dapat dihindari; timbul akibat transaksi masa lalu. Untuk kewajiban sendiri terbagi menjadi 2 yaitu kewajiban lancer dan jangka panjang. (Baca juga : jenis-jenis akuntansi)
Kewajiban lancar
Kewajiban lancer atau kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang diharapkan terbayar dalam jangka waktu paling lambat 1 tahun dari transaksi yang menimbulkan kewajiban tersebut. cara pembayarannya dapat mengambil dari pos aktiva lancar atau dengan menciptakan kewajiban jangka pendek lainnya. Ini berarti kewajiban lancar ini dapat dibayarkan dengan aktiva lancar seperti kas atau dapat menciptakan kewajiban lancar lainnya alias hutang lagi untuk menutup hutang sebelumnya.
Contoh kongkrit dari kewajiban lancar yaitu hutang usaha. Hutang usaha tidak mungkin dapat dibayar melebihi satu tahun. Cara pembayarannya dapat menggunakan kas atau hutang lagi dengan jangka pembayaran pendek. (Baca juga : hakikat akuntansi)
Jenis-jenis kewajiban lancar
Jenis-jenis kewajiban lancar sendiri terbagi menjadi 2 yaitu
- Kewajiban Lancar yang Sudah Pasti
Syarat suatu kewajiban dapat dimasukkan sebagai kewajiban lancar yang sudah pasti terdiri dari 2 syarat. Syarat pertama yaitu adanya kepastian tanggal dan jumlah yang harus di bayarkan. Yang termasuk dalam kelompok ini antara lain seperti hutang dagang, hutang wesel, hutang dividen, pendapatan dibayar dimuka dan lain sebagainya. (Baca juga : harga pokok produksi)
- Kewajiban Bersyarat
Jika kewajiban tidak memenuhi dua syarat yang saya sebutkan diatas dapat masuk menjadi klompok kewajiban bersyarat. Kewajiban bersyarat ini hanya dapat ditaksir nominal pembayarannya karena tidak adanya kepastian jumlah yang harus dibayarkan. Jadi kewajiban yang sudah timbul tidak dapat di perkirakan waktu pembayaran dan nominal yang harus dibayarkan. Dalam suatu kasus ada juga kemungkinan tidak adanya nominal yang harus di bayarkan pada masa mendatang. Contoh kewajiban ini yaitu hutang garansi. Hutang garansi biasanya muncul pada jurnal perusahaan penjual mobil dan motor. Kewajiban tersebut akan di bayarkan jika memenuhi syarat yang mengharuskan garansi tersebut keluar berdasarkan perjanjian yang sudah di sepakati antara pembeli dan penerima. (Baca juga : pengertian akuntansi piutang)
Penyajian kewajiban di laporan keuangan
Dalam laporan keuangan kewajiban masu dalam laporan neraca pada sisi debit. Seperti yang saya tuliskan diatas aset bersumber dari ekuitas dan kewajiban jadi kewajiban masuk di sisi kanan pada laporan neraca. Nantinya kewajiban ini dapat di buatkan rasio yang dapat menggambarkan perkembangan perusahaan. Dengan membandingkan kewajiban pada neraca keuangan tahun ini dengan kewajiban pada neraca keuangan tahun kemaren. (Baca juga : metode pengumpulan biaya)
Seperti yang sudah saya sebutkan diatas untuk membayar kewajiban lancar biasanya di ambil dari pos aktiva lancar yang berbentuk kas dan aktiva lancar lainnya. Ini berarti dalam menentukan rasio keuangan kewajiban lancar tidak boleh melebihi aktiva lancar. Jika kewajiban lancar melebihi aktiva lancar, maka untuk pembayaran kewajiban lancar yang memiliki tenggat waktu hanya di bawah 1 tahun ini harus menambah kewajiban lancar lagi.
Alias harus mencari hutang lagi untuk membayar hutang yang sebelumnya. Hal ini berdampak buruk pada cash flow perusahaan karna pada setiap hutang pasti akan di bebankan bunga. Entah bunga tersebut berdasarkan waktu atau berdasarkan tempo pembayaran. Toh akhirnya bunga yang di ciptakan dari adanya kewajiban akan berdampak pada laba perusahaan. (Baca juga : pengelolaan kas kecil perusahaan)
Untuk perhitungan kewajiban bersyarat kita harus mengandalkan taksiran atau estimasi. Seperti contoh misalnya hutang garansi. Hutang garansi baru dicatat jika adanya kontrak yang menyatakan perusahaan memberikan garansi kepada pembeli. Hal ini dapat menjadi dokumen landasan bagi akuntan dalam mencatat transaksi. Jika ada hal yang mengharuskan perusahaan membayar garansi tersebut akuntan dapat mencatat biaya tersebut dan secara otomatis biaya yang dicatat tersebut mengurangi kewajiban perusahaan.
Secara laporan keuangan biaya yang muncul pada saat adanya kejadian yang mengharuskan perusahaan membayar kewajiban di masukkan pada laporan laba rugi. Sedangkan untuk stok kewajiban yang belum terbayarkan nantinya masuk pada laporan neraca. jika sebuah akun sudah masuk laporan neraca keuangan otomatis akan terakumulasi jika setiap periode pencatatan tidak ada perubahan. maka dari itu akun ini dimasukkan dalam laporan neraca jika pada suatu periode tidak mengalami penambahan dan pengurangan tetap bisa diperhitungkan pada periode kedepannya. (Baca juga: prinsip-prinsip akuntansi)
Namun jika sampai pada masa akhir kontrak garansi masih belum ada hal yang mengharuskan perusahaan menanggung garansi maka sisa kewajiban tersebut dapat dimasukkan pada pendapatan lain-lain perusahaan. Yang nantinya pendapatan tersebut dilaporkan pada laporan laba rugi perusahaan. Memang untuk kewajiban bersyarat ada beberapa versi pelaporan, apalagi jika perusahaan tersebut memiliki potensi besar untuk memiliki kewajiban bersyarat. Seperti perusahaan asuransi misalnya, pasti memiliki sistem pelaporan tersendiri mengenai kewajiban bersyarat. Dan hal terseebut masih di perbolehkan selama para investor, pihak menejemen perusahaan dan auditor memahami laporan yang dibuat perusahaan tersebut. (Baca juga : cara membuat neraca keuangan)
Pengertian Kewajiban Jangka Panjang
Hutang jangka panjang adalah hutang yang penyelesaiannya memiliki jangka waktu lebih dari satu periode siklus akuntansi atau lebih dari satu tahun kalender. Hutang jangka panjang ini biasanya untuk mendanai biaya operasional perusahaan yang diperkirakan akan menuai laba pada tahun-tahun setelah laporan keuangan dibuat selama beberapa kali. Dalam konteks hutang jangka panjang para debitur atau pemberi hutang harus sangat hati-hati dalam memberikan pinjaman jangka panjang.
Karena hutang jangka panjang ini biasanya digunakan untuk modal perusahaan tanpa harus membagikan porsi kepemilikan saham kepada pihak lain. Jika perusahaan peminjam bangkrut maka tidak ada kewajiban untuk mengembalikan hutang yang sudah di pinjam. Maka dari itu para pemberi pinjaman harus lebih berhati-hati jika memberikan pinjaman dengn jangka waktu yang lama. Harus memiliki data akurat tentang perusahaan peminjam untuk mengantisipasi modal yang dapat tidak dikembalikan.
Terlepas darinya adanya risiko besar ini pemberi pinjaman juga di janjikan bunga yang biasanya melebihi bunga deposito. Karna perusahaan pasti sangat diuntungkan dengan adanya kucuran dana pinjaman yang memiliki jangka waktu yang sangat panjang tersebut. beberapa contoh kewajiban jangka panjang yaitu hutang obligasi, hutang pinjaman jangka panjang dan lain sebagainya. ( Baca juga : pengertian akuntansi biaya)
Karna jarak waktu yang sangat panjang biasanya perusahaan peminjam akan memberikan jaminan atau melegalkan secara hukum pada transaksi pinjam meminjam tersebut. contoh pada pemberian jaminan seperti halnya perusahaan leasing yang biasa kita temui. Jaminan tersebut dapat berupa surat berharga dan lain sebagainya.
Hal ini bertujuan untuk memberikan kepastian bahwa harta milik debitur dapat kembali pada waktunya jika tidak dapat kembali jaminan tersebut secara otomatis akan beralih menjadi hak debitur. Sedangkan contoh untuk peminjaman dimana perusahaan peminjam membuat kepastian secara hukum yaitu pada transaksi obligasi. (Baca juga : Jenis-jenis laporan keuangan)
Sedikit keterangan untuk obligasi agar para pembaca tidak bingung. Obligasi yaitu surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan peminjam yang berisi keterangan tenggat waktu pengembalian pinjaman dan bunga atau biasa disebut kupon yang akan di berikan oleh perusahaan peminjam pada waktu jatuh tempo pembayaran obligasi tersebut. seperti yang saya tuliskan di paragraf satu obligasi ini merupakan skenario peminjaman dengan tanpa jaminan sehingga para peminjam diwajibkan untuk lebih berhati-hati dalam memberi pinjaman. Selain itu pemberi pinjaman wajib melegalkan surat berharga tersebut kepada notaris agar memiliki kekuatan hukum yang mengikat. ( Baca juga : unsur-unsur laporan keuangan)
Sekian penjelasan singkat dosen akuntansi tentang kewajiban yang biasa disebut hutang. Semoga tulisan ini dapat memberikan penjelasan pada pembaca tentang pengertian kewajiban, jenis-jenis kewajiban berdasarkan waktu dan juga jenis-jenis kewajiban berdasarkan skenario pembayarannya.