Dalam jenis jenis laporan keuangan, biaya (cost) dan beban (expense) sangat penting sehingga tidak boleh tertinggal atau terlupakan. Sebuah laporan keuangan memuat pengeluaran yang meliputi biaya (cost) dan beban (expense) serta pemasukan dalam akuntansi. Namun, tahukah perbedaan cost and expense dalam hakikat akuntansi? Banyak orang yang menganggap sama, padahal keduanya berbeda dalam pencatatan transaksi keuangan. Perbedaan beban dan biaya dalam akuntansi sebagai berikut.
1. Pengertian Biaya (Cost) dan Beban (Expense)
a. Pengertian Biaya
Biaya adalah pengeluaran yang dilakukan untuk memproduksi barang atau jasa agar mendapatkan keuntungan atau mendapatkan manfaat yang bernilai ekonomis pada masa yang akan datang. Contohnya, pembelian aktiva tetap sesuai prinsip prinsip akuntansi disebut biaya pembelian. Pembelian aktiva ini tentunya mengeluarkan biaya atau uang sehingga jumlah kas akan berkurang agar bisa mendapatkan manfaat secara ekonomis pada masa yang akan datang.
Biaya (cost) dicatat sebagai harta sehingga memiliki kemungkinan menjadi pengeluaran jika dihabiskan pada waktu yang akan datang. Menurut PSAK No. 16 Revisi 2007, biaya perolehan (cost) adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk mendapatkan aset pada saat perolehan atau kontruksi. Jika dapat diterapkan, jumlah yang dikontribusikan ke aset pada saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain.
b. Pengertian Beban (Expense)
Beban (expense) adalah penurunan nilai ekonomi sebagai kas keluar atau aktiva yang berkurang. Expense ini biasanya dianggap kewajiban karena bisa menyebabkan nilai ekuitas menurun. Pada umumnya, beban (expense) juga dianggap sebagai pengorbanan atau kewajiban yang sudah terjadi sebelumnya. Expense dicatat dalam laporan laba rugi dengan nama akun antara lain beban sewa, penyusutan, listrik, gaji, dan lainnya.
2. Contoh Transaksi Cost dan Expense
a. Biaya (Cost)
Perusahaan membeli sebuah motor untuk dimanfaatkan sebagai kendaraan untuk kurir sehingga memberi manfaat ekonomis karena motor bisa mempercepat atau mempermudah pengiriman barang.
b. Beban (Expense)
Beban (expense) akan mengurangi pendapatan dan menghasilkan laba yang bersih sebelum ada pajak di dalam laporan. Contohnya, perusahaan membayar bunga atas pinjaman berupa uang di Bank X. Perusahaan membayar bunga karena menerima manfaat berupa penggunaan sumber daya yang berasal dari pinjaman Bank X.
3. Letak Posisi Laporan Keuangan
a. Biaya (Cost)
Biaya pada laporan keuangan ada di neraca dan biasanya berwujud biaya yang belum digunakan atau biaya prediksi yang mampu memberikan manfaat sehingga dianggap sebagai aktiva.
b. Beban (Expense)
Beban di laporan keuangan dicatat dalam laporan laba rugi berupa pengeluaran yang digunakan, tidak memberikan manfaat untuk masa yang akan datang, dan periodenya tidak lebih setahun.
4. Periode Akuntansi
a. Biaya (Cost)
Biaya memiliki periode yang lama, yakni lebih dari satu tahun karena dianggap sebagai pengeluaran modal. Pengeluaran modal ini bertujuan mendapatkan aktiva tetap untuk meningkatkan efisiensi operasional bisnis perusahaan dan kapasitas produktif aktiva tetap. Selain itu, jumlah biaya yang dikeluarkan dalam satuan rupiah lebih besar daripada jumlah beban sesuai konsep dasar akuntansi.
b. Beban (Expense)
Beban memiliki periode tidak lebih dari satu tahun (maksimal 1 tahun) yang dianggap sebagai pengeluaran pendapatan sehingga memberikan manfaat dalam periode berjalan saja. Biaya yang dikeluarkan tidak dikapitalisasikan sebagai aktiva tetap di neraca (cara membuat neraca), tetapi langsung dibebankan dalam laporan laba rugi (cara membuat laporan laba rugi perusahaan jasa). Jumlah beban dihitung dengan satuan rupiah, tetapi tidak begitu besar dan lebih kecil daripada jumlah pada beban.
Cost dan expense dalam akuntansi memang berbeda, tetapi banyak orang yang menganggap sama. Perhitungan keduanya sangat memengaruhi cara membuat laporan keuangan dan siklus akuntansi.