Dari sekian banyaknya jenis akuntansi yang kita kenal, mungkin kita paling akrab dengan akuntansi satu ini. Akuntansi piutang erat hubungannya dengan transaksi kredit alias utang. Ketika orang membeli barang kita dengan cara menyicil atau kredit, berarti orang tersebut memiliki utang dan kitalah yang mempunyai piutang. Seberapa penting akuntansi piutang ini untuk diketahui dan dibahas? Sebelum beranjak lebih jauh kepada materi-materi inti terkait prinsip-prinsip akuntansi piutang, akan lebih baik jika kita mengetahui pengertian akuntansi piutang menurut para ahli berikut ini.
Akuntansi Piutang
Akuntansi piutang memiliki pengertian yang berbeda-beda. Para ahli punya cara sendiri untuk mendefinisikan istilah satu ini meski sebenarnya bisa kita simpulkan sendiri. Akuntansi piutang atau juga dikenal dengan istilah piutang saja memiliki berbagai pengertian sebagai berikut. (Baca juga: Macam-macam Rasio).
- Enny Pudjiastuti (2004:117) berpendapat pituang sebagai proses penjualan barang hasil produksi secara kredit.
- Baridwan (2004:123) menyatakan bahwa piutang adalah klaim sebuah perusahan atas uang,barang, atau jasa terhadap pihak lain.
- Soemarso (2004:338) menyatakan pituang sebagai kebiasaan bagi perusahaan untuk memberikan kelonggaran pada para pelanggan pada waktu melakukan penjualan. Kelongan tersebut biasanya dalam bentuk izin bagi para pelanggan untuk membayar kemudian atas penjualan barang atau jasa yang dilakukan.
- Jusup (2005:52) menyatakan piutang sebagai hak untuk menagih sejumlah uang dari si penjual kepada di pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi.
- Wibowo dan Abu Bakar Arif (2005:151) menyatakan bahwa piutang sebagai klaim terhadap sejumlah uang yang diharapkan akan diperoleh pada masa yang akan datang.
- Warren Reeve dan Fess (2005:404) punya pendapat lain soal piutang sebagai semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lain, termasuk individu, perusahaan, atau organisasi lain.
- Niswonger (2006:240) memiliki pendapat bahwa piutang usaha merupakan utang pelanggan, tetapi karena kurang formal bila dibandingkan dengan wesel dan tidak memperhitungkan bunga.
- Martono dan Harjito (2007:95) menyatakan piutang sebagai tagihan perusahaan kepada pelanggan atau pembeli atau pihak lain yang membeli produkperusahaan.
- Rudianto (2009:224) menyatakan piutang sebagai klaim perusahaan atas uang, barang, atau jasa kepada pihak lain akibat transaksi di masa lalu.
- Kieso dan Weygandt, yang namanya sudah terkenal dalam dunia akuntansi, menyatakan piutang sebagai klaim yang diadakan terhadap pelanggan untuk uang, barang, jasa, dan lain-lain.
Ciri-ciri Akuntansi Piutang
Sebuah hal yang spesifik pasti memiliki ciri-ciri yang membedakannya dengan hal lain. Berlaku pula untuk akuntansi piutang. Akuntansi piutang memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Ada Nilai Jatuh Tempo
Nilai jatuh tempo adalah istilah yang menggambarkan penjumlahan dari nilai transaksi utama ditambah nilai bunga yang dibebankan untuk dibayarkan pada tanggal jatuh tempo. Pembeli yang melakukan transaksi secara kredit bukan hanya membayar berapa nilai barang yang dibelinya, tetapi juga bunga karena ia meminta waktu untuk membayar barang tersebut. (Baca juga: Pengelolaan Kas Kecil)
2. Ada Tanggal Jatuh Tempo
Unsur kedua yang harus ada piutang wesel dan juga merupakan bagian dari ciri-ciri akuntansi piutang adalah adanya tanggal jatuh tempo. Tanggal jatuh tempo bisa diketahui dari umur piutang wesel itu sendiri. Biasanya, penjual menggunakan dua jenis pengukuran umur surat promes, yaitu bulan dan hari. Jika suatu promes berumur bulanan, maka tanggal jatuh temponya sama dengan tanggal pembeli melakukan transaksi kredit tersebut, hanya berbeda bulan. Sedangkan kita promes berumur hari, maka harus dilakukan penghitungan untuk menentukan kapan tanggal jatuh tempo secara pasti.
Sebagai tambahan, dalam pelajaran akuntansi, untuk memudahkan penghitungan bunga, penjual akan menganggap 1 tahun sama dengan 360 hari. (Baca juga: Fungsi Buku Besar)
3. Ada Bunga yang Berlaku
Piutang wesel terjadi karena pembeli memutuskan melakukan transaksi secara kredit dan hal ini menimbulkan bunga. Bunga ini harus dibayarkan sebagai bentuk konsekuensi pembeli meminta waktu pembayaran tertentu dan sebagai keuntungan bagi penjual karena harus bersabar menunggu pelunasan tersebut. Besaran bunga tersebut tidak pasti, tergantung kebijakan penjualnya dalam menentukan tingkat bunga yang berlaku. (Baca juga: Ruang Lingkup Akuntansi Syariah)
Jenis Akuntansi Piutang
Ada beberapa jenis piutang yang lazim dimiliki sebuah perusahaan bisnis. Jenis-jenis akuntansi piutang yang umum tersebut adalah Piutang Dagang (Account Receivable), Piutang Wesel (Notes Receivable), dan Piutang Lain-lain. Penjelasan secara singkat tentang masing-masing jenis piutang akan disampaikan berikut ini.
1. Piutang Dagang atau Account Receivable
Dikenal juga dengan istilah Piutang Usaha. Piutang usaha merupakan sejumlah tagihan yang muncul dari pembelian kredit yang dilakukan. Piutang usaha biasanya akan memiliki jangka waktu 30 sampai 60 hari untuk dilunasi oleh pemilik utang. Tipe piutang ini merupakan tipe piutang yang paling besar yang dimiliki oleh perusahaan. Piutang usaha penting untuk dianalisis karena jarang sekali transaksi jual-beli dalam jumlah besar dilakukan secara tunai. (Baca juga: Pemeriksaan Saldo Kas Kecil)
Dalam praktiknya, piutang dagang yang bernilai besar ini mengkhawatirkan perusahaan. Hal ini berkaitan dengan track record pembelinya. Jika pembelinya merupakan orang yang disiplin dalam melunasi, maka perusahaan tidak harus mencadangkan kerugian piutang. Perusahaan punya landasan kepercayaan bahwa pembeli akan melunasinya. Berbeda dengan pembeli dengan track record utang yang buruk, perusahaan kemungkinan akan memiliki beban kerugian piutang yang besar juga. (Baca juga: Cara Membuat Laporan Laba Rugi)
2. Piutang Wesel atau Notes Receivable
Jenis akuntansi piutang kedua yang tak kalah lazimnya adalah piutang wesel atau notes receviable. Apa itu piutang wesel? Piutang wesel sebenarnya penguatan dari piutang dagang. Dalam praktiknya, piutang wesel merupakan sebuah janji tertulis yang tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang di tanggal tertentu dimasa yang akan datang akibat transaksi jual-beli secara kredit di masa sekarang. Janji tertulis tersebut seringkali juga dikenal dengan istilah lain, yaitu surat promes. Dalam surat promes, tertera perjanjian kapan terjadi transaksi jual-beli secara kredit dan pernyataan bahwa pembeli akan menyanggupi kewajibannya untuk melunasi utang tersebut dengan nilai tertentu di masa depan.(Baca juga: Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa)
Sub jenis dari piutang wesel adalah piutang wesel berbunga, di mana sesuai namanya, piutang ini disertai dengan tingkat bunga tertentu. Rumus untuk menentukan berapa nominal bunga piutang wesel itu adalah rate (suku bunga) piutang wesel x waktu pelunasan x jumlah piutang wesel.
3. Piutang Lain-lain atau Other Receivable
Apa ada jenis piutang lain selain piutang dagang dan piutang wesel? Tentu ada. Kita sebut jenis satu ini dengan istilah Piutang Lain-lain atau Other Receivable. Piutang lain-lain merupakan apapun bentuk tagihan yang tidak terklasifikasi dalam jenis piutang dagang dan piutang wesel. Beberapa contoh piutang yang termasuk dalam jenis piutang lain-lain adalah piutang dividen, piutang bunga, uang muka pembelian, tagihan langganan untuk pengembalian tempat barang, dan tuntutan kerugian pada perusahaan asuransi. (Baca juga: Tujuan Akuntansi Biaya)
Dokumen Pendukung Akuntansi Piutang
Piutang membutuhkan sejumlah dokumen pendukung dalam pencatatan. Kehadiran dokumen-dokumen ini akan membantu pencatatan, penagihan, dan pelunasan terhadap piutang yang dimiliki perusahaan. Beberapa dokumen pendukung tersebut akan dibahas secara singkat dalam uraian poin-poin berikut ini.
- Faktur Penjualan
Dalam praktiknya, faktur penjualan dikenal dengan istilah Sales Invoice. Dokumen ini merupakan lembar bukti penagihan atau bukti transaksi yang dialamatkan pada pelanggan atas pembelian suatu produk. Biasanya dokumen ini dikirim baik bersamaan dengan pengiriman produk maupun setelah pengiriman selesai dilakukan. Faktur penjualan dibuat dalam 3 lembar yang masing-masing akan dialamatkan untuk pembeli yang sudah melunasi, arsip bagian penjualan, dan arsip untuk jenis-jenis laporan keuangan.
- Memo Kredit
Dokumen satu ini merupakan catatan utang pada pelanggan yang timbul ketika terjadi retur pada transaksi yang sudah dilunasi. (Baca juga: Cara Membuat Neraca Lajur)
- Bukti Memorial
Merupakan bukti transaksi dari pimpinan perusahaan (selaku penjual) pada bagian akuntansi untuk melakukan pencatatan suatu kejadian. (Baca juga: Sistem Akuntansi Biaya Perusahaan)
- Bukti Kas Masuk
Dokumen terakhir yang berperan penting dalam akuntansi piutang adalah bukti kas masuk, yaitu bukti transaksi bahwa penjual telah menerima uang dalam bentuk tunai sebagai pelunasan piutang maupun penjualan tunai. Bisa kita ringkas, akuntansi piutang adalah klaim penjual kepada pembeli atas transaksi pembelian kredit yang mereka lakukan untuk dilunasi dalam jangka waktu tertentu. Jenis-jenis piutang ada piutang dagang, piutang wesel, dan piutang lain-lain. Sebuah piutang yang baik harus mengandung 3 ciri-ciri utama yaitu nominal jatuh tempo, bunga berlaku, dan tanggal jatuh tempo. Piutang juga membutuhkan dokumen-dokumen pendukung untuk mencatat transaksi mulai dari kesepakatan untuk diadakannya piutang sampai pelunasan piutang itu sendiri.
Informasi singkat ini kami sajikan seringkas dan sepadat mungkin bagi Anda. Semoga artikel singkat ini bisa membantu pembaca dalam mempelajari akuntansi piutang pada dasarnya. Selamat belajar!