X

Transaksi Bisnis Perusahaan dan Persamaan Dasar Akuntansi

Dalam bisnis atau kegiatan perusahaan, tentunya tak lepas dari transaksi bisnis. Bisa dibilang, transaksi bisnis adalah roda penggerak supaya perusahaan dapat terus berjalan dengan lancar. Karena itu, penting bagi kita untuk memahami lebih mendalam mengenai transaksi bisnis perusahaan. (Baca juga: Tujuan Akuntansi Biaya)

Maka disini akan diulas secara lengkap tentang transaksi bisnis yang sering terjadi pada dunia perusahaan. Setiap perusahaan akan selalu hati – hati dalam menjalankan bisnisnya. Selain menjalan kan bisnis maka juga harus meneliti disetiap transaksi – transaksi yang terjadi pada kegiatan bisnisnya. Maka simak ulasan di bawah ini agar bisnis anda akan berjalan dengan lancar dan akan sukses terus.

Pengertian Transaksi Bisnis

Transaksi bisnis (business transaction) merupakan sebuah kejadian  yang bernilai ekonomis, yang dilakukan dan dijalani perusahaan serta menyebabkan perubahan kondisi perusahaan terutama kondisi keuangan. Transaksi bisnis yang terjadi mempengaruhi tiga hal mendasar dalam keuangan perusahaan, yaitu harta atau aset, hutang atau kewajiban, dan modal. Selain itu, transaksi bisnis juga memberikan pengaruh pada hasil operasional perusahaan.

Kegiatan perusahaan yang dilakukan memiliki tujuan utama yaitu menghaasilkan laba. Untuk meraih tujuan ini, perusahaan perlu melakukan kegiatan operasional seperti melakukan penjualan, kerjasama dengan klien, memperluas jaringan penjualan, dan lain sebagainya. Kegiatan operasional yang kemudian menghasilkan atau mengurangi dana perusahaan, merupakan ilustrasi sederhana dari transaksi bisnis. (Baca juga: Prosedur Pengelolaan Dana Kas Kecil)

Dana yang didapat dari transaksi bisnis akan diputar lagi untuk kelangsungan operasional perusahaan. Kegiatan operasional bukan hanya terkait penjualan produk atau segala sesuatu yang berhubungan dengan barang yang kita produksi. Kegiatan operasional juga mencakup pembayaran gaji pegawai, pembayaran biaya-biaya yang ditanggung perusahaan, penanaman modal untuk kerjasama dengan pihak lain, dan lain sebagainya.

Pengelompokan Transaksi Bisnis

Setelah memahami apa itu transaksi bisnis, selanjutnya adalah pengelompokkan transaksi bisnis. Transaksi bisnis sendiri dibagi menjadi dua kelompok, yaitu transaksi berdasarkan pihak yang melakukannya dan transaksi berdasarkan sumbernya. Berikut penjelasan lebih lengkapnya. (Baca juga: Jenis Jenis Laporan Keuangan)

1. Transaksi Bisnis Berdasarkan Pihak yang Melakukannya

Berdasarkan pihak yang melakukan transaksi atau kegiatan bisnis, transaksi bisnis dibagi ke dalam dua jenis. Jenis transaksi tersebut adalah:

  • Transaksi Bisnis Eksternal

Pengertian transaksi bisnis eksternal adalah segala transaksi atau kejadian bisnis yang berhubungan dengan pihak di luar perusahaan. Transaksi eksternal biasanya berkaitan erat dengan usaha mendapatkan laba dari kegiatan operasional perusahaan. Atau kegiatan perputaran modal guna menjalankan kegiatan operasional perusahaan. (Baca juga: Macam-Macam Akuntansi)

Beberapa contoh transaksi bisnis eksternal adalah:

  1. Pembelian bahan baku produk.
  2. Pembelian perlengkapan untuk menjalankan usaha.
  3. Pembayaran untuk sewa gedung.
  4. Pembelian tempat usaha.
  • Transaksi Bisnis Internal

Pengertian transaksi bisnis eksternal adalah segala transaksi atau kejadian ekonomis yang berhubungan dengan pihak di dalam perusahaan. Atau dengan kata lain, pihak dalam perusahaan adalah bagian-bagian dari perusahaan itu sendiri. Seperti divisi dalam perusahaan, pegawai, dan lain sebagainya. Transaksi internal biasanya berhubungan dengan segala sesuatu yang menjalankan kegiatan operasional perusahaan. (Baca juga: Macam-Macam Rasio)

Beberapa contoh transaksi internal:

  • Pembayaran gaji pegawai.
  • Penggunaan perlengkapan perusahaan.
  • Pemanfaatan nilai guna mesin.

2. Transaksi Bisnis Berdasarkan Sumbernya

Berdasarkan sumber transaksi atau kegiatan bisnis, transaksi bisnis dibagi ke dalam dua jenis. Jenis transaksi tersebut adalah:

  • Transaksi Usaha

Pengertian transaksi usaha adalah segala transaksi atau kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan kegiatan usaha atau operasional perusahaan. (Baca juga: Metode Pencatatan Kas Kecil)

Berikut adalah beberapa contoh transaksi usaha yang dilakukan perusahaan:

  1. Pendapatan yang diperoleh perusahaan dari operasional.
  2. Penjualan barang dagangan baik tunai maupun kredit.
  3. Pembelian bahan baku untuk produksi.
  4. Pendapatan yang belum diterima atau piutang.
  5. Pendapatan yang diterima di awal/ di muka.
  • Transaksi Modal

Pengertian transaksi modal adalah segala transaksi atau kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan modal perusahaan, pemilik perusahan, atau penanam saham (investor). (Baca juga: Metode Penghapusan Piutang)

Berikut adalah beberapa contoh transaksi modal yang terjadi dalam perusahaan:

  1. Penyerahan investasi atau dana modal dari pemilik perusahaan.
  2. Penanaman investasi atau dana modal dari investor.
  3. Pengambilan dana oleh pemilik perusahan, atau yang disebut juga prive atau drawing.
  4. Pembayaran gaji pegawai perusahaan.
  5. Pembayaran biaya-biaya rutin seperti biaya listrik, telepon, air, dan lain sebagainya.

Bukti Transaksi

Setelah memahami apa saja jenis-jenis transaksi, ada juga yang disebut bukti transaksi. Bukti transaksi sangat penting dalam melakukan kegiatan atau transaksi bisnis, terutama jika menyangkut perusahaan dan dana yang tidak sedikit. Dengan adanya bukti transaksi, para pihak yang terlibat dalam transaksi bisnis terhindar dari kemungkinan terjadinya masalah atau sengketa di masa mendatang. (Baca juga: Pengertian Akuntansi Perpajakan)

Bukti transaksi sendiri merupakan bukti tertulis yang mencatat dan merangkum setiap kegiatan transaksi yang dilakukan perusahaan. Bukti transaksi terbagi menjadi dua, yaitu bukti transaksi internal dan eksternal. Berikut adalah penjelasannya.

  • Bukti Transaksi Internal

Sesuai namanya, bukti transaksi internal adalah bukti transaksi yang digunakan dalam internal perusahaan. Biasanya perusahaan memiliki format dan macam-macam bukti tersendiri, yang berkaitan dengan kebutuhannya masing-masing. Bukti transaksi internal juga dapat berupa memo tertulis dari bagian tertentu, misalnya bagian keuangan. (Baca juga: Fungsi Buku Besar)

  • Bukti Transaksi Eksternal

Bukti transaksi eksternal merupakan bukti transaksi yang mencatat transaksi yang terjadi antara perusahaan dengan pihak luar perusahaan. Terdapat beberapa jenis bukti transaksi eksternal, yaitu:

  1. Faktur, yaitu bukti dari perhitungan penjualan yang dilakukan secara kredit. Faktur dibuat oleh pihak penjual dan diberikan pada pihak pembeli dan dibuat rangkap dua. Faktur yang asli diberikan kepada pembeli sebagai bukti pembelian, dan yang salinan disimpan penjual sebagai bukti penjualan. (Baca juga: Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik)
  2. Kwitansi, atau official receipt. Kwitansi mungkin sudah lebih familiar di telinga kita, merupakan bukti transaksi atas penerimaan uang dari pembayaran sesuatu. Kwitansi harus ditanda tangani oleh kedua belah pihak, dan dibuat rangkap dua juga lalu disimpan masing-masing. Kegunaan kwitansi adalah sebagai bukti pencaatatan penerimaan uang.
  3. Nota debet, atau debit memo, yaitu bukti transaksi mengenai pemberitahuan atau perhitungan yang dikirim perusahaan kepada konsumen. Dalam nota debet, perusahaan menyampaikan bahwa akun konsumen telah ditambah di bagian debet. (Baca juga: Cara Membuat Buku Besar)
  4. Nota kredit, yaitu bukti transaksi mengenai pemberitahuan atau perhitungan yang dikirim perusahaan kepada konsumennya. Namun berberbeda dengan nota debet, di nota kredit perusahaan memberi tahu pada konsumen mengenai perubahan akun di bagian kredit.
  5. Cek, yaitu bukti transaksi yang digunakan sebagai surat perintah kepada bank untuk mencairkan sejumlah dana pada nasabah atau pemilik cek. Cek biasanya digunakan sebagai alat pembayaran transaksi bisnis yang dilakukan perusahan, karena menggunakan uang tunai akan tidak praktis. Cek memiliki dua lembar, yaitu lembar utama dan struk. Lembar utama diserahkan pada pihak lain untuk pembayaran, sedangkan lembar struk disimpan sebagai bukti transaksi berikut kwitansi pembayaran.
  6. Bilyet giro, yaitu bukti transaksi yang juga merupakan surat perintah kepada bank. Namun berbeda dengan cek, bilyet giro berisi perintah untuk memindah bukukan sejumlah dana dari rekening nasabah ke rekening penerima. Bilyet giro juga tidak bisa dicairkan langsung menjadi uang tunai, namun dapat disetorkan  kepada bank untuk menambah saldo pada rekeningnya. (Baca juga: Jurnal Pengeluaran Kas)
  7. Bukti kas masuk dan kas keluar. Bukti kas merupakan bukti transaksi penerimaan uang masuk dan pengeluaran uang perusahaan. Contoh bukti kas masuk adalah kwitansi yang diberikan pada pembeli dan nota, sedangkan contoh bukti kas keluar adalah kwitansi dari penjual dan nota kontan. 

Pengaruh Transaksi Bisnis dalam Akuntansi

Sebagai kejadian ekonomi, tentunya transaksi bisnis memiliki pengaruh dalam akuntansi. Pengaruh transaksi bisnis ini akan berimbas pada terjadinya perubahan ketiga unsur dasar persamaan akuntansi. Ketiga umsur tersebut adalah:

  • Aset atau harta perusahaan.
  • Kewajiban atau hutang perusahaan.
  • Modal atau ekuitas perusahan.

Perubahan pada ketiga unsur itu adalah terjadinya kenaikan atau penurunan salah satu atau seluruh ketiga unsur diatas. Dengan adanya perubahan  pada ketiga unsur tadi, maka pencatatan keuangan yang dilakukan pun terdapat perubahan, penambahan atau update data yang terkait. (Baca juga: Cara Membuat Laporan Laba Rugi)

Persamaan dasar akuntansi adalah sebagai berikut:

Aset = Kewajiban + Modal

Aset merupakan harta atau sumber daya yang dimiliki perusahaan untuk digunakan dalam proses operasional dan kelancaran kegiatan perusahaan. Aset dapat dikatakan sebagai hal yang memiliki kapasitas untuk memberikan manfaat secara ekonomis bagi perusahaan. Aset terdiri dari gabungan atau total jumlah kewajiban dan modal.

Kewajiban dikenal juga sebagai hutang, yaitu klaim atas aset tertentu. Hutang muncul dari peminjaman kepada pihak lain guna menambah modal, membeli perlengkapan, dan lain sebagainya. Hutang juga dapat muncul dari pembelian yang dilakukan secara kredit, bukan tunai. (Baca juga: Cara Membuat Neraca Lajur)

Sedangkan modal adalah kepemilikan dana atau aset yang ada di perusahaan oleh pemilik perusahaan. Modal dihitung dari total aset keseluruhan dikurangi dengan kewajiban yang ditanggung perusahaan. Modal digunakan untuk melaksanakan perputaran kegiatan dan kelancaran operasional perusahaan.

Ketiga hal tadi sangat berpengaruh jumlahnya jika terjadi transaksi bisnis. Transaksi bisnis yang dilakukan perusahaan akan menimbulkan kebutuhan akan pencatatan unsur dasar akuntansi tersebut. Akan ada unsur yang bertambah dan unsur lain berkurang. (Baca juga: Manfaat Jurnal Khusus)

Misalnya, perusahaan membeli suku cadang untuk bahan pembuatan produk yang akan mereka jual. Transaksi pembelian suku cadang ini menambah aset perusahaan yaitu persediaan bahan baku. Namun secara bersamaan, pembelian suku cadang juga mengurangi modal yang dimiliki perusahan. Dengan begitu, perlu dilakukan pencatatan update berdasarkan transaksi bisnis tersebut.

Demikian pembahasan mengenai transaksi bisnis perusahaan. Semoga tulisan ini dapat berguna bagi anda yang mencari informasi mengenai transaksi bisnis, kelompok transaksi bisnis, bukti transaksi, dan pengaruh transaksi bisnis.

Categories: Akuntansi Bisnis