X

2 Metode Pengumpulan Biaya Produksi

Metode pengumpulan biaya, di dalam sebuah proses pembuatan sebuah produk atau barang terdapat dua jenis kelompok biaya yaitu biaya non produksi dan biaya produksi. Yang dimaksudkan biaya produksi disini adalah ketika seluruh biaya yang dikeluarkan di dalam proses produksi bahan baku menjadi sebuah produk atau barang jadi. Sedangkan yang dimaksudkan dengan biaya non produksi merupakan biaya yang dikeluarkan di luar dari kegiatan produksi, misalnya saja pada kegiatan pemasaran, administrasi ataupun kegiatan-kegiatan umum lainnya.

Biaya produksi akan membentuk sebuah kos produksi yang nantinya akan digunakan ketika akan mengitung ataupun menentukan kos produk jadi dan yang masih di dalam proses hingga pada akhir periode akuntansi. Sedangkan untuk biaya non produksi akan ditambahkan pada kos produksi untuk menghitung total dari kos produk. (baca juga: Pengertian Akuntansi Persediaan)

Pada dasarnya, pengumpulan kos produksi akan sangat ditentukan dari cara memproduksi sebuah barang. Sehingga secara garis besar, proses memproduksi sebuah barang didasarkan dari dua metode yaitu berdasarkan pesanan yang ada dan berdasar massa atau harga pokok proses. Sehingga dalam sebuah perusahaan manufaktur atau industri yang aktivitas utamanya memproduksi barang atau produk, memiliki dua tipe yaitu perusahaan yang melakukan produksi berdasar dari pesanan dan perusahaan yang melakukan produksi berdasar pada harga pokok produksi.

Berdasarkan Pesanan

Perusahaan yang melakukan produksi berdasarkan pesanan biasanya melakukan proses olah produk sesuai dengan pesanan yang ada dari pihak luar. Biasanya perusahaan yang berproduksi berdasar pesanan adalag perusahaan percetakan, mebel, mesin dan masih banyak lainnya. Karakteristik dari perusahaan yang menggunakan metode produksi berdasar pesanan adalah:

  • Proses produksi biasanya terjadi secara terputus-putus. Bila satu  pemesanan telah selesain dikejakan, maka proses produksi diberhentikan. Proses produksi baru berjalan lagi ketika ada pesanan yang datang.
  • Proses produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan yang ada, bukan untuk memenuhi persediaan di gudang.
  • Produk yang dihasilkan biasanya sudah sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan pihak pemesan. Sehingga bisa saja barang yang dihasilkan akan berbeda dengan pesanan lainnya. (baca juga: Tujuan Akuntansi Biaya)

Metode pengumpulan biaya yang didasarkan pada pesanan biasanya memiliki produk dan jasa yang mudah untuk diidentifikasi menurut unit atau kumpulan individu masing-masing menerima masukan bahan baku, tenaga kerja, serta overhead pabrik. Pengumpulan biaya yang didasarkan padatiap-tiap  pemesanan digunakan kartu harga pokok. Dan untuk memudahkan dalam mencatat biaya-biaya langsung ke kartu harga pokok, maka nomor order produksi harus dituliskan diatas kartu harga pokok di masing-masing pesanan. Harga pokok per barang yang dihasilkan di dapat dengan cara berikut ini.

Harga pokok persatuan= jumlah biaya produksi tiap pesanan : jumlah produk yang dipesan

Contoh: Sebuah perusahan mengerjakan pesanan 100 pesanan jas hujan, dan diperlukan biaya-biaya berikut ini.

  • Bahan baku: Rp. 600.000
  • Bahan tambahan: Rp 100.000
  • Tenaga kerja: Rp 500.0000
  • Overhead pabrik: Rp 150.000

Jumlah dari biaya produksi: Rp 1.350.000

Maka harga satuan dari produk jasa hujan adalah:

Rp 1.350.000 : 100 buah= Rp 13.500 (per unit)

Sehingga harga jual dari jas hujan per unit dihargai Rp 13.500,-

Manfaat dari adanya informasi harga pokok pesanan adalah:

  • Dapat digunakan untuk menentukan harag yang akan diberikan kepada pihak pemesan
  • Memantau realisasi dari proses produksi
  • Mempertimbangkan penerimaan ataupun penolakan terhadap pesanan yang ada
  • Digunakan untuk menghitung keuntungan dan kerugian yang didapat perusahaan
  • Menentukan harga dari pokok persediaan produk jadi dan produk yang masih di dalam tahap proses (baca juga: Sistem Ekonomi Syariah)

Pengumpulan biaya produksi di dalam metode harga pokok pesanan terdiri dari beberapa proses, yaitu:

  1. Pencatatan biaya bahan baku utama, pada proses ini terbagi menjadi dua proses yaitu proses pencatatan pembelian bahan baku utama dan catatan pemakaian dari bahan baku.
  2.  Pencatatan biaya tenaga kerja langsung. Biasanya memerlukan pengumpulan dua jenis jam kerja yaitu, jam kerja total selama periode terentu dan jam kerja yang digunakan hanya dalam setiap pengerjaan pesanan.
  3. Pencatatan biaya overhead pabrik. Hal ini biasanya dibagi ke dalam beberapa golongan, antara lain adalah biaya bahan penolong, biaya reparasi, biaya tenaga kerja tak langsung, biaya yang timbul karena adanya penilai terhadap aktiva tetap, serta biaya lainnya yang memerlukan uang tunai langsung.
  4.  Pencatatan produk selesai. Harga produk yang suda jadi nantinya akan dicatat dalam kartu persediaan dan kartu harga pesanan.

Berdasarkan Harga Pokok Proses

Perusahaan yang melakukan proses produksi berdasar dari produksi massaa biasanya melakukan proses olah produksi untuk memenuhi persediaan di dalam gudnag penyimpanan. Biasanya perusahaan yang melakukan produksi berdasar harga pokok proses adalah perusahaan tekstil, pupuk, semen, dan lainnya. Metode harga pokok proses biasanya akan mengumpulkan kos produksi nya dengan menggunakan metode process cost method. Metode ini akan mengumpilkan biaya produksi nya melalui departemen produksi. Karakteristik dari perusahaan yang menggunakan metode harga pokok proses ini antara lain adalah:

  • Produk yang dihasilkan adalah produk standar
  • Produk yang dihasilkan di setiap bulannya biasanya sama
  • Aktivitas produksi dimulai ketika adanya perintah produksi yang berisikan rencana produksi dalam jangka waktu tertentu.

Sehingga proses  produksi akan terus menerus dilakukan meskipun ada atau tidaknya pesanna yang datang. Untuk menentukan harga per unit dari produk atau barang tersebut, digunakan cara seperti ini.

Harga pokok persatuan= jumlah biaya produksi (pada periode tertentu) : jumlah produk yang dihasilkan selama periode tertentu

Misalnya:

Perusahaan mebel A memproduksi meja selama bulan Februari 2017 dengan total biaya seperti berikut:

  • Bahan Baku: Rp 20.000.000
  • Bahan tambahan: Rp 4.000.000
  • Tenaga kerja: Rp 5.000.000
  • Biaya overhead pabrik: Rp 1.000.000

Total biaya produksi: Rp. 30.000.000. (baca juga: Prinsip Akuntansi Syariah)

Pada bulan Februari 2017 ini, perusahaan mebel A telah memproduksi sekitar 100 meja kayu, sehingga harga pokok per unit nya adalah:

Rp 30.000.000 : 100 (unit) = Rp. 300.000 (per unit)

Manfaat dari adanya informasi yang di dapat dari metode harga pokok proses antara lain adalah:

  • Dapat mementukan harga jual dengan tepat
  • Memantau biaya realisasi dari biaya produksi
  • Menghitung kerugian dan keuntungan secara periodik dan transparan
  • Menentukan harga pokok dari barang persediaan yang sudah jadi dan disajikan ke dalam sebuiah neraca

Proses pengumpulan biaya produksi dari metode harga pokok proses antara lain adalah:

  1. Pencatatan biaya bahan baku yang digunakan
  2. Pencatatan biaya bahan baku tambahan
  3. Biaya tenaga kerja, baik langsung ataupun tidak langsung
  4. Biaya overhead pabrik, pada BOP metode harga pokok proses merupakan biaya lain diluar biaya bahan baku, bahan tambahan, serta biaya tenaga kerja.

Berdasar Pesanan dan Harga Pokok Proses

  • Perbedaan Dari Karakteristik Metode Harga Pesanan dan Harga Pokok Proses

Bila dilihat dari proses pengolahan produk, perusahaan yang proses produksi berdasarkan pada pemesanan akan memiliki proses produksi yang terputus-putus (intermitten) sesuai dengan pemesanan yang ada. Berbeda lagi dengan perusahaan yang memproduksi berdasar pada harga pokok proses, proses produksi nya dilakukan secara terus menerus (kontinue) tanpa memperhatikan adanya pesanan atau tidak. (baca juga: Tujuan Akuntansi Sektor Publik)

Untuk tujuan dari proses produksi, pada perusahaan yang menggunakan metode harga pesanan yaitu bertujuan untuk memenuhi pesanan yang ada. Sedangkan untuk perusahaan yang berproduksi massa, biasanya proses produksi yang dilakukan adalah untuk mengisi persediaan yang ada di dalam gudang penyimpanan. Untuk jenis produk yang dihasilkan pada perusahaan berproduksi pemesanan biasanya tergantung dari spesifikasi yang diminta oleh pihak pemesan. Sedangkan untuk perusahaan yang berproduksi massa, biasanya produk yang dihasilkan hanyalah produk standar.  (baca juga: Perkembangan Akuntasi Syariah)

  • Perbedaan Dari Karakteristik Proses Produksi

Pada pengumpulan biaya produksi, metode harga pokok pesanan akan mengumpulkan biaya-biaya produksi berdasarkan apda pesanan yang ada. Sedangkan untuk metode harga pokok proses, proses pengumpulan biaya produksi akan didasarkan pada biaya produksi yang dihasilkan selama periode tertentu.

Pada perhitungan biaya produksi, untuk metode harga pokok proses akan melakukan perhitungan setiap bulan ataupun pada periode tertentuuntuk menentukan harga pokok dari produk yang dihasilkan. Sedangkan pada metode harga pokok pesanan, perhitungan biaya produksi akan dilakukan ketika adanya pesanan yang datang.

Untuk menghitung biaya harga pokok produksi per unit nya, akan dilakukan setiap akhir periode atau bulan pada mtode harga pokok proses. Sedangkan pada metode harga pesanan, harga per unit dari barang yang dihasilkan akan dihitung ketika pesanan telah selesai dikerjakan. (baca juga: Manfaat Jurnal Khusus)

Untuk menghitung harga produk per unit, pada metode harga pokok proses akan menggunakan cara dimana jumlah biaya produksi yang sudah dikeluarkan selama dalam periode atau bulan tertentu akan dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan dalam bulan atau periode tersebut. Sedangkan pada metode harga pokok pesanan, harga produk per unit akan dihitung dengan cara membagi antara jumlah biaya produksi yang sudah dikeluarkan dalam proses produksi sebuah pemesanan dengan jumlah unit yang dihasilkan dalam proses produksi pesanan yang bersangkutan. (baca juga: Jenis-Jenis Laporan Keuangan)

Pada penggolongan biaya produksi, dalam metode harga pokok pesanan akan terjadi pemisahan antara biaya produksi menjadi biaya produksi langsung dan tak langsung. Biaya produksi langsung akan dibebankan kepada produk yang dihasilkan berdasarkan pada biaya real yang terjadi. Sedangkan pada biaya produksi tak langsung akan dibebankan kepada produk berdasar pada tariff yang sudah ditentukan di muka. Untuk metode harga pokok proses, pemisahan antara biaya langsung dan tak langsung terkadang tak terlalu diperlukan. Apalagi pada perusahaan yang hanya menghasilkan satu jenis produk saja. Karena harga pokok per unit akan dihitung setiap akhir periode atau bulan, maka biaya overhead pabrik nantinya akan dibebankan kepada produk berdasar pada biaya yang terjadi sesungguhnya. (baca juga: Tujuan Laporan Keuangan)

Untuk menentukan biaya apa saja yang masuk ke dalam biaya overhead pabrik, pada metode harga pokok pesanan akan terdiri dari biaya bahan tambahan dan biaya tenaga kerja tak langsung. Pada metode ini, biaya overhead pabrik biasanya akan dibebankan pada produk yang tarif nya sudah ditentukan di awal pemesanan. Sedangkan pada metode harga pokok proses, biaya overhead pabrik akan terdiri dari biaya yang dikeluarkan selama proses produksi diluar dari biaya bahan baku utama, bahan penolong, serta biaya tenaga kerja baik langsung maupun tidak langsung. Pada metode ini, biaya overhead pabrik akan dibebankan pada produk sebesar biaya yang terjadi sesuungguhnya selama periode tersebut.

Seperti yang terlihat pada penjelasan diatas, metode pengumpulan biaya akan sangat berkaitan dengan sifat pengolahan sebuah produk, yaitu berdasar pada pesanan ataupun berdasarkan pada produksi massa. Setiap metode yang ada tentunya memiliki kelemahan dan kelebihannya masing-masing. Nah itu tadi penjelasan mengenai metode pengumpulan biaya harga pokok proses dan pesanan. Semoga informasi diatas bermanfaat untuk anda.

baca juga:

Categories: Dasar Akuntansi