Akuntansi sangat erat kaitannya dengan laporan keuangan. Setiap pencatatan keuangan yang dilakukan tentu akan dituangkan dalam laporan yang menggambarkan data yang ada. Dalam pembahasan ini, kita akan membahas mengenai laporan keuangan dan unsur-unsur di dalamnya. Kita perlu memahami dulu apa itu laporan keuangan.(Baca juga: Jenis Jenis Laporan Keuangan)
Laporan Keuangan
Pengertian laporan keuangan adalah informasi mengenai keuangan sebuah perusahaan, yang dapat digunakan untuk melihat bagaimana kinerja dan keadaan perusahaan tersebut dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan sendiri merupakan bagian dari proses kegiatan akuntansi yang pasti dilakukan oleh perusahaan. Tanpa adanya laporan keuangan, perusahaan akan kesulitan melihat dan menganalisa kondisi dan keadaan yang terjadi dalam perusahaan.
Laporan keuangan terdiri dari laporan arus kas (cash flow), laporan laba rugi (income statement), neraca (balance sheet), laporan perubahan modal (capital statement), dan laporan atas laporan keuangan. Laporan arus kas adalah laporan yang memuat informasi tentang arus kas masuk dan kas keluar perusahaan. Laporan laba rugi adalah laporan yang memberikan informasi mengenai hasil yang diperoleh perusahaan dalam periode tertentu, mendapat laba atau rugi. (Baca juga: Cara Membuat Laporan Laba Rugi)
Neraca adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan pada periode tertentu, yang mencakup laporan aset atau aktiva, hutang atau liability, dan modal atau equity. Laporan perubahan modal adalah laporan yang memberikan informasi mengenai perubahan modal dan apa yang menyebabkan terjadinya perubahan tersebut. Sedangkan laporan atas laporan keuangan adalah laporan yang dibuat untuk memberikan penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan yang lainnya. (Baca juga: Cara Membuat Laporan Keuangan)
Secara umum, laporan keuangan berguna untuk membantu para pimpinan perusahaan melihat keadaan perusahaan terutama keadaan keuangan. Berikut adalah beberapa kegunaan laporan keuangan:
- Laporan keuangan sebagai bahan review dan evaluasi kinerja perusahaan.
- Sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan.
- Sebagai bahan pertimbangan untuk membuat strategi baru.
- Merupakan tanda kredibilitas suatu perusahaan.
Unsur Unsur Laporan Keuangan
Dalam laporan keuangan terdapat beberapa unsur yang harus di gunakan, berikut ini adalah unsur unsur laporan keuangan :
Neraca
1. Aktiva atau Aset
Aktiva atau aset adalah sumber dari daya ekonomi yang di miliki oleh perusahaan, yang timbul dari suatu peristiwa masa lampau dan akan mmemeberikan manfaat di waktu yang akan datang. Di dalam neraca ini sebagian besar dari aktiva perusahaan akan disusun secara urut dan berdasarkan tingkat kelancarannya (likuiditas), tetapi untuk aktiva tetap akan disusun secara berurutan dengan berdasarkan tingkat kekekalannya. Kelancaran (likuiditas) adalah kecepatan dari putaran aktiva yang habis di gunakan atau dirubah menjadi kas, sehingga semakin cepat perubahan menjadi kas atau sudah habis dipakai maka aktiva ini akan dikatakan semakin lancar. (Baca juga: Prinsip-Prinsip Akuntansi)
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diklasifikasik unsur – unsur aktiva :
- Aktiva Lancar : adalah sebuah aset yang akan habis jika di gunakan dan akan mendapatkan manfaat atau berubah bentuk dari aktiva menjadi kas yang dalam waktu kurang dari satu tahun. Contoh dari aktiva perusahaan adalah kas dan persediaan barang dagang.
- Investasi Jangka Panjang: adalah sumber yang ekonomis dari aktiva yang di miliki perusahaan dan bertujuan tidak untuk digunakan pada kegiatan operasioinal perusahaan tetapi akan memiliki tujuan yang lain yaitu untuk membeli sebuah saham dan untuk membeli perusahaan lain. (Baca juga: Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa)
- Aktiva Tetap : adalah aktiva yang hampir sama dengan aktiva lancar akan tetapi aktiva tetap memiliki periode yang lebih panjang (lebih dari satu tahun). Ciri – ciri aktiva yang bisa dikategorikan menjadi aktiva tetap yaitu :
- Aktiva tersebut sudah dibeli dan memiliki tujuan untuk digunakan dalam kegiatan operasi di perusahaan.
- Memiliki waktu periode lebih dari satu tahun, misalnya kendaraan, mesin – mesin produksi, dan lain – lain.
- Aktiva tidak Berujud : adalah aktiva yang sudah melekat di perusahaan secara keseluruhan dan tidak bisa di identifikasi secara fisik tetapi perusahaan bisa merasakan manfaatnya. Contoh dari aktiva tidak berujud ini adalah merek dari perusahaan, hak cipta, goodwill, dan lain – lain. Merek tidak akan bisa di identifikasi secara fisik akan tetapi perusahaan bisa merasakan manfaat dari merek tersebut. Misalnya konsumen akan menggunakan suatu produk maka mereka cenderung memilih produk dengan mengutamakan merek. Aktiva tetap ini tidak berujud dan merupakan aset perusahaan sehingga aktiva tetap ini harus dilindungi keberadaannya agar tidak ada pihak yang ingin meniru. (Baca juga: Ruang Lingkup Akuntansi Syariah)
- Aktiva Lain – lain : adalah aktiva perusahaan yang tidak memenuhi klasifikasi di atas. Contoh dari aktiva ini adalah peralatan mesin – mesin kantor yang masih mempunyai umur ekonomis tetapi kondisinya sudah tidak layak atau rusak, dana jaminan, dan lain – lain. (Baca juga: Perbedaan Laporan Keuangan Syariah dan Konvensional)
2. Kewajiban
Kewajiban adalah sebuah hutang yang di miliki oleh perusahaan pada saat ini dan timbul dari peristiwa lampau perusahaan dan hutang akan di bayar oleh perusahaan di masa yang akan datang dengan menggunakan sumber daya ekonomi yang tersedia. Kewajiban ini sering disebut hutang oleh perusahaan. Penyajian kewajiban di dalam neraca ini juga akan diatur secara berurutan dari yang paling dekat dengan jatuh tempo atau tanggal bayar. Kewajiban dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
- Kewajiban Jangka Pendek: merupakan kewajiban yang harus dibayar dalam jangka waktu satu tahun, atau bahkan kurang dari satu tahun, tergantung dengan siklus periode keuangan perusahaan yang terkait. Kewajiban jangka pendek dilunasi dengan menggunakan sumber dari aktiva lancar atau kewajiban jangka pendek yang baru. Yang termasuk pada kewajiban jangka pendek adalah hutang dagang, hutang deviden, wesel bayar, hutang biaya, dan lain sebagainya. (Baca juga: Cara Membuat Jurnal Umum)
- Kewajiban Jangka Panjang: merupakan kewajiban yang dibayar dalam periode yang lebih lama dan bersifat periodik. Periode yang berlaku dalam kewajiban jangka panjang tergantung pada kesepakatan kedua belah pihak, dan bisa mencapai periode lebih dari sepuluh tahun. Yang termasuk kewajiban jangka panjang adalah hutang hipotek dan hutang obligasi yang memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun.
Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual atau sisa dari aktiva perusahaan setelah dikurangi oleh semua kewajiban yang ada. Sehingga bisa dirumuskan sebagai berikut. (Baca juga: Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah)
AKTIVA – KEWAJIBAN = EKUITAS
- Modal : adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendirikan dan menjalankan usaha operasional perusahaan, dapat berupa uang maupun tenaga. Modal dapat berasal dari pemilik usaha itu sendiri, atau dari pihak lain yang menanamkan modal untuk bekerja sama. (Baca juga: Dasar-Dasar Akuntansi)
- Agio Saham : adalah kekayaan bersih perusahaan yang didapat dari menjual saham dengan harga lebih tinggi dari harga yang berlaku. Agio saham didapat ketika saham berada pada kurs diatas rata-rata, atau diatas 100%, atau diatas nilai nominal seharusnya. Agio saham adalah selisih dari harga saham yang dijual dengan harga saham seharusnya (jika tidak dijual mahal atau tidak berada di kurs tinggi).
- Laba di Tahan: adalah laba yang tidak diberikan pada pemegang saham dalam pembagian deviden atau pembagian keuntungan modal. Laba ditahan digunakan untuk keperluan perusahaan selanjutnya, seperti menambah usaha atau memperluas area usaha. Ketentuan mengenai laba ditahan ini diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham atau RUPS. (Baca juga: Laporan Keuangan Perusahaan Dagang)
Contoh untuk cadangan kerugian piutang :
Piutang | Rp. 950.000,00 |
---|---|
Cadangan Kerugian Piutang | Rp. 50.000,00 |
Piutang yang Dapat di Realisasi | Rp. 900.000,00 |
Laporan Laba/Rugi
Laporan ini disebut juga Income Statement, adalah laporan yang berfungsi untuk memberikan informasi mengenai hasil laba atau rugi yang didapat oleh perusahaan dalam periode tertentu. Berikut hal-hal yang terdapat dalam laporan laba/rugi:
1. Penghasilan
Penghasilan adalah segala sesuatu yang diperoleh perusahaan berdasarkan hasil usaha atau kegiatan bisnis dan operasional mereka. Penghasilan didapat dari pendapatan dari penjualan, keuntungan yang diperoleh dari penjualan, maupun pendapatan yang diperoleh dari bidang lain selain usaha utama perusahaan. Dalam laporan laba rugi, penghasilan yang lebih besar dari biaya akan menunjukkan bahwa perusahaan berada di posisi laba. Dan sebaliknya, jika penghasilan lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan maka laporan itu menunjukkan bahwa perusahaan berada di posisi rugi. (Baca juga: Manfaat Mempelajari Akuntansi)
Unsur dari pendapatan atau penghasilan meliputi :
- Pendapatan : adalah kenaikan dari manfaat ekonomis yang berasal dari kegiatan operasional sebuah perusahaan. Kegiatan operasional utama perusahaan adalah kegiatan – kegiatan perusahaan yang di fokuskan oleh perusahaan. Contoh : Pada perusahaan dagang maka kegiatan yang wajib dilakukan adalah jual beri barang dagang jadi pendapatan perusahaan bisa di hasilkan dari penjualan barang dan bukan dari penjualan aktiva tetap yang ada. Dan pendapatan nya adalah penjualan barang dagang.
- Keuntungan : adalah manfaat dari ekonomis yang mungkin terjadi atau tidak terjadi di dalam pelaksanaan aktivitas pada perusahaan. Contoh nya yaitu keuntungan dari penjualan aktiva tetap, penjualan aktiva ini tidak terjadi di setiap periode, dan juga tidak setiap penjualan ativa tetap pada perusahaan yang akan mendapatkan laba. Kegiatan utama yang di lakukan oleh perusahaan bukan jual beli aktiva tetap tetapi laba dari penjualan aktiva tetap ini akan dimasukkan ke dalam kategori keuntungan.
- Pendapatan Lain-lain : adalah tempat yang di gunakan untuk menumpuk penghasilan yang tidak akan di masukkan kedalam kategori seperti diatas. Contoh dari pendapatan lain – lain ini adalah pendapatan bungan oleh perusahaan dagang yang menggunakan atau memiliki rekening di sebuah Bank.
2. Biaya
Biaya adalah segala pengorbanan yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaan. Biaya dinyatakan dalam satuan uang sesuai dengan harga yang berlaku di masyarakat. Terdapat dua jenis biaya dalam akuntansi, yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit adalah biaya yang terlihat jelas dan dapat diketahui secara fisik. Contoh biaya eksplisit adalah uang. Sedangkan biaya implisit adalah biaya yang tidak terlihat secara langsung dan jelas fisiknya. Misalnya biaya implisit adalah biaya penyusutan modal, biaya penyusutan perlengkapan, dan biaya kesempatan. (Baca juga: Standar Akuntansi Syariah Intenasional)
Unsur – unsur yang ada di biaya adalah :
- Biaya : adalah perubahan dari manfaat ekonomis yang terjadi dari suatu kegiatan operasional utama sebuah perusahaan. Contoh nya adalah : Perusahaan manufaktur yang kegiatan utamanya adalah mengubah bahan baku menjadi bahan jadi dan menjual hasil nya kepada konsumen, jadi biayta merupakan kumpulan dari pengerluaran yang digunakan untuk membeli bahan baku, membayar gaji, dan pengeluaran lainnya yang masih ada sangkutan nya dengan proses bahan baku menjadi bahan jadi. Contoh nya yaitu biaya bahan baku.
- Beban : adalah pengorbanan dari sumber daya ekonomis yang menghasilkan, dalam laporan keuangan beban merupakan faktir yang akan mengurangi penghasilan. Contoh nya : gaji, beban penyusutan gedung, dan lain-lain.
- Kerugian : adalah menyusutnya manfaat ekonomis yang mungkin terjadi atau tidak terjadi dalam pelaksaan aktivitas di perusahaan. Contoh : kebakaran, bencana alam, banjir, dan lain sebagainya.
Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas (capital statement) adalah laporan yang memberikan informasi perubahan ekuitas perusahaan dalam satu periode. Fungsi dari laporan perubahan ekuitas adalah untuk menunjukkan seberapa besar perubahan ekuitas yang terjadi, dan apa yang menyebabkan perubahan itu. Dalam laporan perubahan ekuitas, terdapat tiga hal yang penting dalam pencatatan, yaitu:
- Saldo Awal Periode: yaitu nominal awal keseluruhan ekuitas yang dimiliki perusahaan. Ekuitas ini berasal dari investasi awal pemilik perusahaan atau penambahan investasi dari pihak lain. (Baca juga: Fungsi Sistem Informasi Akuntansi)
- Laba Bersih Periode Berjalan: yaitu keuntungan yang diperoleh setelah menjalankan kegiatan operasional dan usaha perusahaan. Laba ini akan ditambahkan dengan saldo awal perusahaan. Namun jika yang didapat perusahaan adalah rugi, maka saldo awal harus dikurangi jumlah kerugian yang ditanggung perusahaan.
- Prive: yaitu transaksi yang berkaitan dengan pemilik modal, atau dengan kata lain pengambilan dana perusahaan oleh pemilik untuk kepentingan pribadinya. Prive yang diambil akan mengurangi saldo awal perusahaan. (Baca juga: Standar Akuntansi Keuangan)
Tujuan Laporan Keuangan
Tentunya tak mungkin laporan keuangan dibuat jika tak memiliki tujuan yang menguntungkan perusahaan. Atau memberi manfaat bagi pihak-pihak yang terkait. Setelah memahami apa itu laporan keuangan, selanjutnya kita perlu memahami apa tujuan dari dibuatnya laporan keuangan. (Baca juga: Manfaat Laporan Keuangan)
Pada dasarnya, laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informsi pada pihak-pihak yang terkait. Pihak yang terkait ada yang dari perusahaan itu sendiri atau pihak internal, dan ada yang dari luar perusahaan atau pihak eksternal. Mereka adalah yang akan menggunakan laporan keuangan untuk kemajuan perusahaan atau bisnis. (Baca juga: Fungsi Laporan Keuangan)
Berikut adalah beberapa informasi yang didapat dari laporan keuangan:
- Informasi mengenai jenis aset yang dimiliki perusahaan dan jumlahnya masing-masing.
- Informasi mengenai jenis kewajiban yang ditanggung perusahaan dan jumlahnya.
- Informasi mengenai rincian modal yang dimiliki perusahaan dan jumlahnya.
- Informasi mengenai jenis pendapatan yang diperoleh perusahaan dan jumlahnya.
- Informasi mengenai jenis pengeluaran yang dilakukan perusahaan dan jumlahnya.
- Informasi mengenai perubahan yang terjadi pada aset, kewajiban, dan modal perusahaan.
- Informasi yang mencakup catatan atau hal tertentu akan laporan keuangan yang sudah dibuat.
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Laporan keuangan memiliki ciri khas, yaitu adanya karakterstik kualitatif dalam pelaporan. Hal ini sesuai dengan pengertian dalam Standar Akuntansi Keuangan atau SAK yang menyebutkan bahwa “karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai.”
Sedangkan mengacu pada Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan atau KKAP, karakteristik kualitatif adalah “ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat memenuhi tujuannya.” Dengan begitu, jelas diketahui bahwa laporan keuangan perlu memiliki ukuran normatif untuk memenuhi tujuan dibuatnya, yang mana tujuan-tujuan tersebut sudah dibahas di bagian sebelum ini. (Baca juga: Pengertian Akuntansi Keuangan)
Karakteristik kualitatif yang perlu ada dalam laporan keuangan ada empat, yaitu relevan, andal, dapat dipahami, dan dapat dibandingkan. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai masing-masing karakteristik tersebut.
- Relevan
Laporan keuangan haruslah memiliki informasi yang bersifat relevan. Relevan yang dimaksud adalah informasi dalam laporan keuangan dapat memberi pengaruh terhadap pengambilan keputusan, dan membantu para pengambil keputusan untuk mengevaluasi peristiwa masa lalu dan masa sekarang. Selain itu, informasi yang relevan dapat memprediksi perkiraan masa depan, dan melakukan evaluasi atas hasil di masa lalu. (Baca juga: Pengertian Hutang Lancar)
Informasi yang relevan memiliki kriteria sebagai berikut:
- Memiliki feedback value atau manfaat umpan balik yang memungkinkan informasi untuk memperbaiki atau mengaskan ekspektasi di masa lalu.
- Memiliki predictive value atau manfaat prediktif, yang dapat mmbantu pengguna informasi untuk memprediksi perkiraan masa lalu berdasarkan hasil masa sekarang dan masa lalu.
- Tepat waktu, dimana informasi yang disajikan tepat waktu supaya dapat segera digunakan dalam pengambilan keputusan yang tepat dan efisien. (Baca juga: Cara Membuat Neraca Lajur)
- Lengkap, yaitu informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus selengkap mungkin. Informasi perlu mencakup semua informasi keuangan dan akuntansi perusahaan guna memberikan laporan yang relevan dan mencegah terjadinya kekeliruan dalam penggunaan informasi.
- Andal
Karakteristik andal dalam laporan keuangan adalah informasi yang tercantum dalam laporan keuangan dapat diandalkan sebagai informasi yang bebas dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material. Andal juga berarti informasi disajikan secara jujur dan dapat diverifikasi kebenarannya. Supaya dapat menyajikan informasi yang bersifat handal, pembuatan laporan keuangan harus berdasarkan standar-standar yang berlaku dalam dunia akuntansi. (Baca juga: Cara Membuat Neraca Keuangan)
Berikut kriteria informasi yang memiliki karakter andal:
- Jujur, dimana informasi harus disampaikan apa adanya dan sesuai dengan transaksi atau kegiatan yang terjadi di perusahaan, tanpa ada manipulasi.
- Dapat diverifikasi kebenarannya melalui pengujian yang biasanya dilakukan oleh beberapa pihak. Hasil informasi dikatakan andal ketika telah diuji oleh beberapa pihak dan hasil kesimpulannya tidak berbeda jauh.
- Netral, dimana informasi pada laporan keuangan tidak boleh berpihak pada kebutuhan pihak tertentu. Informasi yang bersifat andal haruslah mengacu pada kebutuhan umum dan netral.
- Dapat Dipahami
Laporan keuangan harus memiliki informasi yang dipahami oleh para pengguna laporan. Makna dipahami adalah informasi harus disajikan dan dinyatakan dalam bentuk dan istilah yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna. Juga disesuaikan dengan standar umum akuntansi yang berlaku dan diterima semua pihak. (Baca juga: Sistem Akuntansi Biaya)
- Dapat Dibandingkan
Yang dimaksud dengan dapat dibandingkan adalah laporan keuangan harus dapat dibandingkan laporan pada periode sebelumnya, atau laporan yang memiliki entitas pelaporan lain. Agar dapat dibandingkan, laporan keuangan dapat disajikan minimal dengan laporan dari dua atau tiga periode sebelumnya. Perbandingan ini dilakukan untuk dapat mengidentifikasi dan menilai keadaan serta kinerja keuangan perusahaan, juga melihat perubahan yang terjadi secara relatif.
Perbandingan dapat dilakukan secara internal, yaitu membandingkan dengan laporan internal perusahaan jika menggunakan kebijakan yang sama dari tahun ke tahun. Atau dapat juga dilakukan dengan perbandingan secara eksternal, yaitu melakukan perbandingan dengan laporan dari luar perusahaan yang memiliki kebijakan yang sama dengan laporan yang dibuat perusahaan. (Baca juga: Tujuan Akuntansi Biaya)
Pengakuan Unsur Unsur Laporan Keuangan
Setelah memahami karakteristik kualitatif laporan keuangan, selanjutnya kita perlu memahami mengenai pengakuan unsur laporan keuangan. Pengakuan unsur laporan keuangan adalah proses pembentukan pos yang memenuhi defnisi dan kriteria laporan keuangan. Proses ini adalah proses menetapkan dan mengakui sejumlah nominal dan memasukkannya ke dalam pos untuk disajikan dalam laporan keuangan, yaitu neraca dan laporan laba rugi. (Baca juga: Jurnal Penerimaan Kas)
Terdapat empat pos pengakuan dalam unsur laporan keuangan, yaitu:
- Aset, yang akan diakui ketika terdapat perkiraan akan memiliki manfaat ekonomi di masa depan bagi perusahaan. Pos aset akan diakui dalam neraca.
- Kewajiban, yang akan diakui ketika terdapat perkiraan bahwa diperlukan pengeluaran sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi untuk melaksanakan atau menyelesaikan kewajiban. Pos kewajiban akan diakui dalam neraca. (Baca juga: Metode Penghapusan Piutang)
- Pendapatan, yang akan diakui ketika terdapat kenaikan manfaat ekonomi yang berkaitan dengan bertambahnya aset atau menurunnya kewajiban di masa mendatang. Pos pendapatan akan diakui dalam laporan laba rugi.
- Beban, yang akan diakui ketika terjadi penurunan manfaat ekonomi yang berkaitan dengan menurunnya aset dan menambahnya kewajiban di masa mendatang. Pos beban akan diakui dalam laporan laba rugi. (Baca juga: Macam-macam Rasio)
Pengukuran Unsur Unsur Laporan Keuangan
Hal lain yang penting dalam unsur laporan keuangan adalah pengukuran. Pengukuran unsur laporan keuangan memiliki tiga jenis pengukuran, yaitu:
- Biaya Historis.
Pengukuran biaya historis mencatat aset sebesar dengan kas yang dikeluarkan atau dibayar, atau sebesar nilai yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Sedangkan kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima, atau setara dengan kas yang dibayarkan untuk memenuhi kewajiban. (Baca juga: Fungsi Akuntansi Biaya)
- Biaya Kini (Current Cost)
Pengukuran biaya kini mencatat aset sejumlah kas yang seharusnya, atau sesuai dengan nilai aset jika diperoleh sekarang. Sedangkan pernyataan kewajiban dicatat sebesar kas yang mungkin akan diperlukan untuk menyelsaikan kewajiban sekarang. (Baca juga: Transaksi Bisnis Perusahaan)
- Nilai Realisasi
Dalam pengukuran ini, pencatatan aset dinyatakan sejumlah kas yang dapat diperoleh sekarang jika aset tersebut dijual secara normal. Sedangkan pencatatan kewajiban dinyatakan sebesar jumlah kas yang diharapkan untuk dibayar dalam pelaksanaan operasional normal.
Demikian pembahasan mengenai unsur-unsur dalam laporan keuangan. Semoga tulisan ini dapat berguna bagi anda yang mencari informasi mengenai unsur-unsur laporan keuangan, tujuan laporan keuangan, karakteristik kualitatif laporan keuangan, pengakuan unsur-unsur laporan keuangan, dan pencatatan unsur-unsur laporan keuangan.