X

Pengertian Hutang Dalam Akutansi Terlengkap

Pengertian Hutang Dalam Akutansi, Hutang akutansi merupakan bagian dari sebuah perusahaan. Hal ini karena hutang ada dan bertumbuh karena adanya aktifitas didalam perusahaan. Jadi satu hal yang dapat dipastikan dari hutang ini adalah bahwa setiap perusahaan pasti memiliki hutang.

Walaupun hampir semua perusahaan memiliki hutang, besarnya hutang yang dimiliki oleh satu perusahaan tidak sama dengan perusahaan yang lainnya. Besarnya hutang yang dimiliki biasanya berdasarkan besarnya permasalahan yang dihadapi perusahaan dalam masalah keuangannya. Semakin besar jumlah keuangan yang dibutuhkan akan semakin besar pula beban yang dimiliki oleh suatu perusahaan untuk melunasinya.

Salah satu permasalahan yang dihadapi perusahaan yang memiliki tanggungan hutang yang besar adalah sistem pengembalian hutang tersebut. Sistem pengembalian hutang harus diperhitungkan dengan matang. Jika tidak diperhitungkan dengan matang, sudah pasti keuangan perusahaan menjadi tidak stabil dan kemungkinan keterpurukan ekonomi perusahaan akan terjadi. Apabila sudah seperti ini munculnya permasalahan baru bagi perusahaan akan sangat mungkin terjadi.

Baca juga:

Namun bukan berarti hutang selalu tentang beban perusahaan. Hutang yang dimanfaatkan dengan baik dengan tujuan yang jelas dan pasti sudah pasti akan menumbuhkan perusahaan kearah yang lebih baik. Pada dasarnya hutang bisa menjadi batu sandungan tapi juga bisa menjadi batu pijakan bagi perusahaan.

Menurut undang-undang RI tentang Pasar Modal, hutang adalah bagian dari efek. Menurut undan-undang tersebut, efek adalah sebuah surat berharga yang bisa berupa:

  • Surat berharga komersil,
  • Unit penyertaan kontrak investasi kolektif,
  • Unit penyertaan kontrak berjangka atas efek,
  • Surat pengakuan hutang,
  • Saham,
  • Obligasi,
  • Tanda bukti hutang, dan sebagainya.

Dalam Pengertian Hutang Dalam Akutansi singkatnya, hutang dalam akutansi adalah kewajiban perusahaan terhadap pihak ketiga dalam masalah keuangan yang harus diselesaikan.  Selain itu, hutang juga sering disebut sebagai sumber dana atau sumber modal yang didapatkan dari pemberi hutang atau kreditor.

Baca juga:

Secara umum, berdasarkan waktu pelunasan, hutang dalam akutansi dibagi menjadi tiga jenis. Yaitu hutang dengan jangka waktu pendek, hutang dengan jangka waktu menengah, dan hutang dengan jangka waktu panjang.

1. Hutang Jangka Waktu Pendek

Sama seperti namanya, hutang dengan jangka waktu pendek adalah jenis hutang yang harus segera dilunasi oleh perusahaan. Biasanya jangka waktu pelunasan untuk hutang dengan jangka waktu pendek ini adalah satu tahun dari tanggal neraca. Pelunasan dapat dilakukan melalui aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.

Hutang dengan jangka waktu pendek biasa juga dikenal dengan nama Hutang Lancar dimana dalam pelunasannya biasa menggunakan sumber-sumber yang dapat menimbulkan hutang-hutang baru bagi perusahaan.  Beberapa contoh hutang jangka waktu pendek adalah:

  • Taksiran Hutang Pajak.

Setiap penjualan yang dilakukan oleh perusahaan biasanya akan dikenai pajak. Jika perusahaan selalu melakukan penjualan sudah pasti pajak yang harus dibayarkan juga cukup banyak dan harus dilunasi dalam waktu yang relatif singkat.

Baca juga:

  • Hutang Biaya.

Hutang biaya sudah seperti hutang yang harus dilunasi dan sudah menjadi beban perusahaan sejak awal. Salah satu contoh dari hutang biaya ini adalah hutang gaji karyawan yang harus dibayarkan setiap bulannya.

  • Hutang Dagang.

Setiap perusahaan sudah pasti membutuhkan bahan-bahan untuk proses produksinya sehingga akhirnya dapat melakukan aktifitas penjualan. Hutang dagang biasanya terjadi ketika perusahaan membeli bahan-bahan produksi kepada produsen dimana pembayarannya tidak langsung dilakukan pada waktu yang sama.

  • Hutang Wesel.

Hutang jenis ini merupakan hutang yang melibatkan bukti tertulis tentang kesanggupan perusahaan untuk membayar sejumlah hutang dalam waktu yang telah disepakati kedua belah pihak. Hutang-hutang lain yang harus dilunasi pembayarannya sebelum bulan ke 12 semenjak tanggal neraca.

2. Hutang Jangka Waktu Menengah

Sebenarnya hanya ada dua jenis hutang akuntasi. Yaitu jenis hutang dengan jangka waktu pendek dan jenis hutang dengan jangka waktu panjang. Namun karena terkadang waktu pelunasan yang disepakati perusahaan dan kreditor tidak selama waktu hutang jangka panjang, maka dibuatlah jenis hutang dengan jangka waktu menengah. Untuk jenis ini, waktu pelunasan yang dibebankan kepada perusahaan adalah selama kurang dari 10 tahun.

Baca juga:

3. Hutang Jangka Waktu Panjang

Tidak jauh berbeda dari hutang dengan jangka waktu pendek, hutang dengan jangka waktu panjang adalah jenis hutang yang memiliki masa pelunasan yang panjang semenjak tanggal neraca. Berlakunya hutang dengan jangka panjang ini tentu saja karena jumlahnya sangat besar dibandingkan jumlah pada hutang jangka pendek. Biasanya jenis hutang dengan jangka waktu panjang adalah jenis hutang yang waktunya bisa mencapai lebih dari 10 tahun dimana pembayaran hutang tersebut dibayarkan secara periodik waktu tertentu. Namun walaupun dibayarkan sudah ditentukan per periodik, biasanya jumlah yang dibayarkan perusahaan sudah termasuk bunga dan hutang pokok.

Hutang dalam akutansi adalah sesuatu yang sudah seharusnya dimengerti oleh masyarakat umum saat ini. Karena hutang akutansi pada dasarnya tidak hanya dimiliki oleh perusahaan menengah besar saja, perusahaan kecilpun pasti memilikinya. Terlebih bagi perusahaan yang baru berkembang dan sedang mencoba mengembangkan bisnisnya kearah yang lebih luas yang sudah pasti tidak akan terlepas dari hutang akutansi. Yang membedakan hutang perusahaan-perusahaan diatas hanyalah pengelolaan keuangan dalam hal pelunasan hutang tersebut.

Baca juga:

Salah satu hal yang perlu ditekankan masalah hutang adalah pandangan masyarakat terhadapnya. Hal ini karena banyak yang menganggap bahwa perusahaan yang memiliki hutang adalah perusahaan yang sedang mengalami kesulitan ekonomi. Walaupun hal tersebut ada benarnya dan ada perusahaan yang melakukannya, namun tidak semua perusahaan memiliki hutang karena alasan sedang kesulitan ekonomi.

Alasan lain sebuah perusahaan memiliki hutang adalah karena target yang ingin dicapai olehnya. Seperti dijelaskan diatas, perusahaan yang sedang merintis adalah perusahaan yang paling sering memiliki hutang. Hal ini karena mereka membutuhkan dana eksternal sebagai dana bantuan sehingga aktifitas inovasi dan ekspansi bisa berjalan dengan maksimal.

Baca juga:

Sebenarnya perusahaan yang sedang berkembang bisa saja tidak memiliki hutang akuntasi dan memilih untuk mengandalkan keuangan internal untuk membiayai seluruh aktifitas perusahaan. Hanya saja jika itu dilakukan sudah dipastikan pertumbuhan serta perkembangan perusahaan akan mengalami banyak kendala karena sumber daya keuangan yang terbatas. Dampaknya, perusahaan akan membutuhkan waktu yang cukup lama hingga akhirnya bisa berkembang secara maksimal.

Permasalahan lain yang sering menjadi pertanyaan banyak orang selain fungsi hutang akutansi bagi perusahaan adalah apa keuntungan pihak yang memberi hutang akutansi kepada perusahaan yang membutuhkannya? Bukankah mereka bisa mengalami kerugian? Sebenarnya, pemberi hutang akutansi atau biasa disebut kreditor sama sekali tidak mengalami kerugian. Justeru mereka akan mendapatkan keuntungan. Menurut sistem konvensional, kreditor akan mendapatkan keuntungan dari bunga pinjaman. Besarnya bunga pinjaman tentu menjadi kesepakatan antara debitur dan kreditor atau penerima hutang dan pemberi hutang.

Itulah Pengertian Hutang Dalam Akutansi beserta jenis-jenisnya yang dapat memberikan sedikit gambaran bagi anda tentang pengertian, fungsi, serta keuntungan yang didapatkan dari hutang. Hutang tidak selalu menjadi beban bagi perusahaan. Justeru dengan pengelolaan yang benar, hutang bisa menjadi ‘vitamin’ bagi perusahaan hingga akhirnya perusahaan bisa tumbuh dan berkembang lebih baik lagi dimasa mendatang. Apabila anda memiliki pandangan lain tentang hutang baik dalam sisi pengertian, fungsi, ataupun hal lainnya, silahkan menuliskannya di kolom komentar dibawah ini. Terima kasih, semoga bermanfaat.

Categories: Akuntansi Hutang