X

5 Fungsi Akuntansi Biaya Dalam Perusahaan

Bisnis pada intinya adalah pertukaran antara produk dengan uang sebagai tujuan aktivitas utama perusahaan. Produk tersebut bisa berupa barang maupun jasa. Perusahaan bisnis, terutama tipe perusahaan manufaktur, pasti memproduksi produk tersebut. Jika berupa barang, maka produk diolah dari barang mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang siap dijual. Sementara jika perusahaan tersebut merupakan perusahaan jasa, maka mereka akan mengolah dengan memberikan kemampuan yang nantinya akan dijual.

Khusus dalam perusahaan manufaktur, akuntansi biaya memiliki fungsi yang relatif spesifik membantu. Akuntansi biaya hadir sebagai metode akuntansi yang akan mendukung operasional perusahaan hingga memberikan harga yang pantas untuk barang produksi tersebut. Beberapa fungsi akuntansi biaya dalam perusahaan akan dijabarkan dalam poin-poin berikut ini.

(Baca Juga: Dasar-dasar Akuntansi)

1. Penentuan Perhitungan serta Pelaporan Harga Pokok Produk

Fungsi pertama yang paling terlihat dari penggunaan Akuntansi Biaya dalam Perusahaan adalah menentukan perhitungan serta membuat laporan mengenai Harga Pokok Produk atau HPP.

Manfaat akuntansi biaya antara lain mencatat, menggolongkan, serta meringkas biaya pembuatan produk dari proses-proses yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur. Akuntansi Biaya akan memberikan data pasti mengenai harga produksi dan HPP yang wajar untuk sebuah produk bahkan sampai harga per unit yang dihasilkan.

HPP penting untuk dicatat dan diketahui untuk selanjutnya digunakan dalam pengambilan keputusan lanjut, misalkan sebagai dasar untuk menentukan harga jual produk ketika beredar di pasaran.

2. Rincian Harga Pokok Produk dengan Segenap Unsur

Sebuah produk yang dihasilkan sangat tidak mungkin hanya memuat harga yang berasal dari Departemen Produksi saja. Ada bagian dari harga pokok produk tersebut yang merupakan hasil dari produksi Departemen Non Produksi, misalkan seperti Departemen Riset dan Pengembangan, yang bisa kita dapatkan dari manfaat laporan keuangan.

Meski tak terlihat hasil produksi dari Departemen Non Produksi ini, bukan berarti tidak ada biaya yang harus dibebankan pada produk. Tetap ada bagian yang harus menjadi bagian dari biaya produksi departemen ini. Akuntansi Biaya menyediakan cara yang mudah untuk menentukan harga pokok dari departemen non produksi ini. Nantinya produk yang beredar dengan harga jual yang sudah ditetapkan harus memuat biaya riset dan pengembangan juga.

3. Informasi Dasar Perencanaan Biaya dan Beban

Sebuah perusahaan pasti diharapkan akan terus beroperasi dalam jangka waktu tak ditentukan, bukan sekadar dalam periode tertentu saja. Maka dari itu akan selalu ada periode produksi baru. Akuntansi Biaya juga melahirkan laporan yang akan digunakan untuk produksi periode selanjutnya. Laporan ini bisa digunakan sebagai informasi dasar dalam merencanakan biaya produksi dan biaya normal yang mungkin dibebankan pada hasil akhir produk.

(Baca Juga: Siklus Akuntansi)

Perencanaan produksi ini penting untuk melihat kinerja di masa lalu. Produksi di masa lalu harus dijadikan sebagai patokan untuk melakukan produksi baru di periode sekarang. Paling tidak, biaya produksi yang digunakan untuk kuantitas yang sama dan kondisi yang relatif sama di masa ini tidak melebihi biaya produksi di masa lampau.

Tanpa adanya perencanaan dengan laporan produksi berdasarkan Akuntansi Biaya, sebuah perusahaan manufaktur tidak bisa menjalankan suatu produksi dengan standar yang sudah pernah dicapai dan dinilai baik. Jika perusahaan terus menerus melakukan produksi tanpa berkaca dari pengalaman produksi di masa lalu, kecil kemungkinannya untuk membuat sebuah perubahan dalam produksi agar lebih efektif dan efisien.

4. Data untuk Penyusunan Anggaran

Hampir sama seperti poin ke-tiga, Akuntansi Biaya juga digunakan untuk menyusun anggaran produksi. Dalam skala besar seperti sebuah perusahaan, penting untuk menyusun anggaran produksi. Gunanya adalah sebagai guideline seberapa banyak biaya yang boleh dikeluarkan untuk membuat produk tertentu. Akuntansi Biaya berperan dalam hal ini untuk melahirkan anggaran produksi yang rasional berkaca dari laporan produksi di masa lampau.

(Baca Juga: Persamaan Dasar Akuntansi)

Penyusunan anggaran ini memiliki fungsi untuk menunjukkan hubungan semua hal terkait dengan proses produksi, baik itu penyediaan bahan mentah, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan, berapa banyak kapasitas mesin produksi, dan lain-lain. Anggaran ini juga berfungsi sebagai alat koordinasi untuk memproduksi produk disesuaikan dengan kondisi perusahaan ditinjau dari segi finansial, modal, dan tingkat penjualan.

5. Informasi Biaya Bagi Manajemen untuk Pengendalian Manajemen

Paling krusial, Akuntansi Biaya digunakan sebagai alat dan metode untuk pengendalian yang dilakukan tingkat manajerial. Penting untuk manajemen mengetahui bagaimana proses produksi yang dilakukan departemen produksi mereka, apakah prosesnya sesuai dengan prosedur dan anggaran atau ada penyimpangan yang terjadi.

(Baca Juga: Ruang Lingkup Akuntansi)

Penyimpangan ini, terutama dilihat dari biaya yang dikeluarkan departemen tersebut, akan menjadi bahan evaluasi dan pengendalian untuk perencanaan produksi di periode selanjutnya. Manajemen memiliki kewenangan untuk mengoreksi penyimpanan tersebut dengan mengambil keputusan yang terkait dengan proses produksi sehingga tetap berada dalam guideline yang telah ditetapkan. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan juga anggaran biaya ini justru yang mendapatkan koreksi karena menyesuaikan dengan kondisi eksternal dan pastinya tujuan perusahaan tersebut.

Klasifikasi Beban Akuntansi Biaya

Akutansi biaya memang tidak lepas dari penentuan harga pokok produksi dan memang ini tujuan utamanya. Berhubungan dengan beban, maka ada beberapa klasifikasi beban yang banyak digunakan dalam Akuntansi Biaya untuk menentukan biaya-biaya pada beban tertentu. Klasifikasi tersebut dibedakan dalam beberapa hal seperti berikut. (Baca Juga: Macam-Macam Akuntansi)

1. Fungsi Pokok

Fungsi pokok ini terdiri dari beberapa aktivitas utama dari produksi tersebut yang kemudian melahirkan berbagai biaya dari Biaya Produksi (seperti biaya bahan mentah, tenaga kerja langsung, dan operasional), Biaya Pemasaran, dan Biaya Administrasi Umum.

2. Kegiatan atau Volume Produksi

Akutansi Biaya juga tidak akan lepas dari beban biaya yang muncul dari berbagai kegiatan produksi. Hal ini meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang pasti dikeluarkan berapapun jumlah unit yang diproduksi sementara biaya variabel akan muncul dengan jumlah yang tergantung pada berapa banyak unit produksi dihasilkan.

(Baca Juga: Bidang-Bidang Akuntansi)

3. Obyek yang Dibiayai

Beban biaya menurut Akuntansi Biaya juga muncul berdasarkan klasifikasi obyek yang dibiayai dan terdiri dari Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung. Biaya langsung adalah biaya yang memiliki hubungan langsung dengan proses produksi seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Sementara itu, biaya tidak langsung akan muncul meski tak ada kaitan langsung dengan proses produksi, contohnya adalah biaya overhead pabrik.

4. Pembebanan Periode Akuntansi

Proses produksi juga harus memperhitungkan beban yang muncul dari biaya pembebanan periode akutansi seperti biaya investasi dan biaya pengeluaran penghasilan.

Demikianlah sekilas informasi mengenai fungsi akuntansi biaya dalam perusahaan. Memang akuntansi biaya sangat spesifik dalam membantu perencanaan, pengawasan, dan pengendalian proses produksi. Hal inilah yang akan menjaga produksi tetap berada dalam jalurnya dan tidak membengkakkan anggaran yang mungkin berdampak pada kinerja perusahaan secara keseluruhan.



Categories: Akuntansi Biaya