Pengertian Pendiskontoan Wesel Tagih Tanpa Bunga dan Berbunga Terlengkap
Salah satu jenis piutang dalam jenis-jenis akuntansi piutang yang cukup umum selain piutang dagang adalah piutang wesel. Piutang wesel merupakan surat hak untuk mengklaim sejumlah dana kepada seseorang yang tempo hari menjanjikan diri untuk melunasi tagihan. Tagihan tersebut muncul dari transaksi jual-beli yang dilakukan secara kredit. Piutang wesel hadir sebagai surat janji resmi yang bisa digunakan untuk menagih hak dengan dasar hukum yang jelas. Nominal pada piutang wesel biasanya tergolong besar sehingga harus dilunasi secara kredit. (Baca juga: Tujuan Akuntansi Biaya)
Dikarenakan nominal nya yang besar dan sulit untuk dilunasi bagi beberapa pembeli, para pemegang surat wesel ini biasanya akan melakukan pendiskontoan wesel. Apa itu? (Baca juga: Pengertian Persamaan Dasar Akutansi)
Pengertian Pendiskontoan Wesel
Pendiskontoan wesel adalah aktivitas menjaminkan surat wesel untuk mendapatkan sejumlah dana cair. Besaran dana cair yang didapatkan dengan menjaminkan surat wesel tersebut biasanya lebih kecil dari nominal piutang wesel yang dimiliki namun tidak terlalu jauh bedanya. Penjaminan surat wesel ini tidak bisa ke sembarang orang. Biasanya, pihak yang dipercaya sebagai tempat untuk menjaminkan surat wesel adalah bank. Piutang wesel ini merupakan salah satu surat resmi yang dasar hukumnya cukup kuat sehingga bisa digunakan untuk melakukan pencairan dana secara resmi ke lembaga keuangan. (Baca juga: Sistem Akuntansi Biaya)
Pihak pemegang surat wesel biasanya akan melakukan pendiskontoan wesel ketika ia mendapati si pembuat wesel tidak bisa melunasi kewajibannya pada tanggal jatuh tempo. Meski begitu, bank tidak akan berhubungan langsung dengan si pembuat wesel ini. Kewajiban untuk menagih hak kepada pembuat wesel ada di pemegang surat wesel itu. (Baca juga: Fungsi Akuntansi Biaya)
Pengertian Diskonto
Setelah memahami konsep dasar dari pendiskontoan wesel, kita beralih pada topik selanjutnya yaitu diskonto. Diskonto adalah potongan atau bunga yang harus dibayarkan saat awal peminjaman sejumlah uang. Hal ini mengakibatkan seseorang tidak bisa mendapatkan pinjaman dengan besaran yang utuh dari yang diajukan. Diskonto juga dikenal dengan istilah bunga dibayar di muka. (Baca juga: Manfaat Akuntansi Manajemen)
Sebagai contoh akan dijabarkan cerita sederhana berikut ini.
Tuan A memiliki surat wesel dari pembelinya yang membeli barang secara kredit dengan nilai Rp 10.000.000. Karena Tuan A membutuhkan dana untuk keperluan pribadi yang jumlahnya setara, ia memutuskan untuk meminjam uang dari bank dengan jaminan surat wesel yang dimilikinya. Bank menyetujui namun dengan syarat tingkat diskonto 10% per tahun. Diskonto 10% ini jika ditunaikan akan setara dengan Rp 1.000.000 (didapat dari perhitungan 10% x Rp 10.000.000). Jika Tuan A setuju dengan syarat diskonto tersebut, maka uang yang bisa didapatkan oleh Tuan A bukan genap Rp 10.000.000 melainkan Rp 9.000.000 (dari perhitungan Rp 10.000.000 – Rp 1.000.000).
Pada praktiknya, menghitung bunga wesel memiliki beberapa syarat yang harus diperhatikan. Syarat pertama adalah satu tahun dihitung 360 hari. Syarat kedua, jumlah hari dalam bulan dihitung sesuai jumlah hari dalam bulan bersangkutan. Syarat terakhir adalah tanggal transaksi tidak dihitung sebagai hari bunga sedangkan tanggal pelunasan dihitung sebagai hari bunga. (Baca juga: Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa)
Dalam mendiskontokan surat wesel, perlu diperhatikan apakah surat wesel tersebut termasuk dalam wesel berbunga atau tidak berbunga. Hal ini akan memengaruhi perhitungan diskonto. Penjelasan mengenai cara perhitungan diskonto baik untuk wesel berbunga dan wesel tidak berbunga akan dijabarkan sebagai berikut ini. (Baca juga: Sistem Pengendalian Manajemen Sektor Publik)
Perhitungan Diskonto Wesel Tanpa Bunga
Untuk kasus wesel tak berbunga, ada cara sendiri untuk menghitung diskonto wesel tanpa bunga. Sebelumnya, kita harus mengetahui unsur-unsur yang akan digunakan dalam perhitungan ini. (Baca juga: Pengelolaan Kas Kecil)
- Unsur pertama dari perhitungan ini adalah nominal wesel. Dikarenakan ini bukan wesel berbunga, maka nominal wesel saat jatuh tempo sama dengan nominal wesel ketika ditarik pertama kali.
- Periode diskonto adalah usia mulai dari piutang wesel dijaminkan sampai dengan tanggal jatuh temponya. Perlu diketahui bahwa hari pertama atau hari terjadinya transaksi diskonto wesel tanpa bunga ini tidak dihitung sebagai hari diskonto. Namun, hari jatuh tempo akan dihitung sebagai hari diskonto.
- Menghitung nominal diskonto dengan rumus = nilai jatuh tempo (nominal wesel ketika ditarik) x tarif x periode diskonto.
- Rumus akhir untuk mendapatkan uang yang diterima dari hasil pendiskontoan wesel tanpa bunga ini adalah = nilai jatuh tempo – nominal diskonto. (Baca juga: Jenis-jenis Laporan Keuangan)
Ketika perusahaan memutuskan untuk mendiskonto piutang wesel tanpa bunga yang mereka miliki, perusahaan akan mencatatnya seperti ini:
- mendebit kas sebesar nilai uang yang diterima.
- mendebit biaya bunga sebesar nilai diskonto.
- mengkredit piutang wesel sebesar nilai nominal wesel tagih.
Untuk lebih memudahkan pemahaman mengenai perhitungan diskonto wesel tidak berunga, akan dijabarkan soal cerita singkat berikut ini. (Baca juga: Pengertian Akuntansi Keuangan)
Perusahaan Dagang SAHABAT memiliki surat promes dari konsumennya bernama Tuan Andi dengan nominal Rp 300.000 tertanggal 1 Maret 2011. Jangka waktu piutang wesel tersebut adalah 2 bulan dengan bunga 12% per tahun. Dikarenakan pihak perusahaan punya kepentingan tersendiri, tanggal 25 Maret 2011 piutang wesel PD SAHABAT didiskontokan ke Bank Negeri dengan potongan diskonto sebesar 10% per tahun.
Dari ilustrasi sederhana di atas, kita bisa menghitung nilai jatuh temponya yaitu sebesar nilai nominal wesel ketika pertama kali ditarik, yaitu Rp 300.000.
Periode diskonto adalah 36 hari, dihitung sejak tanggal 26 Maret 2011 sampai dengan tanggal 30 April 2011 (jatuh temponya). Maka, diskontonya senilai Rp 3.000 (didapat dari perhitungan Rp 300.000 x 10% x 36/360).
Maka dari itu, kita bisa menghitung uang yang diterima PD SAHABAT pada tanggal 25 Maret 2011 yaitu sebesar Rp 297.000 (didapat dari perhitungan Rp 300.000 – Rp 3.000).
Jurnal yang diperlukan PD SAHABAT ketika mendapat uang hasil diskonto wesel berbunga tersebut adalah sebagai berikut:
Kas Rp 297.000
Biaya Bunga Rp 3.000
Piutang Wesel Rp 300.000
(Baca juga: Tujuan Akuntansi Sektor Publik)
Perhitungan Diskonto Wesel Berbunga
Pada umumnya, piutang wesel yang kita kenal memiliki bunga yang akan menjadi keuntungan bagi pemegang surat promes atau piutang wesel tersebut. Dalam menghitung diskonto wesel berbunga, ada rumusnya yang sudah disediakan. Namun kita harus tahu unsur-unsur yang digunakan dalam rumus diskonto wesel berbunga berikut ini. (Baca juga: Sistem Akuntansi Biaya Perusahaan)
- Unsur pertama dari perhitungan ini adalah nominal wesel. Dikarenakan ini wesel berbunga, maka nominal wesel saat jatuh tempo sama dengan nominal wesel ketika ditarik pertama kali ditambah dengan bunga yang dihasilkan selama usia piutang wesel.
- Periode diskonto adalah usia mulai dari piutang wesel dijaminkan sampai dengan tanggal jatuh temponya. Perlu diketahui bahwa hari pertama atau hari terjadinya transaksi diskonto wesel berbunga ini tidak dihitung sebagai hari diskonto. Namun, hari jatuh tempo akan dihitung sebagai hari diskonto.
- Menghitung nominal diskonto dengan rumus = nilai jatuh tempo (nominal wesel dan bunganya) x tarif x periode diskonto.
- Rumus akhir untuk mendapatkan uang yang diterima dari hasil pendiskontoan wesel dengan bunga ini adalah = nilai jatuh tempo – nominal diskonto.
Baca juga:
Ketika perusahaan memutuskan untuk mendiskonto piutang wesel dengan bunga yang mereka miliki, perusahaan akan mencatatnya seperti ini:
- mendebit kas sebesar nilai piutang wesel jatuh tempo dikurangi dengan diskonto.
- mengkredit pendapatan bunga dengan nominal selisih antara nilai uang yang diterima dengan nilai nominal piutang wesel ditagih.
- mengkredit piutang wesel sebesar nilai nominal wesel tagih.
Untuk lebih memudahkan pemahaman mengenai perhitungan diskonto wesel berbunga, akan dijabarkan soal cerita singkat berikut ini.
(Baca juga: Unsur-unsur Laporan Keuangan)
Perusahaan Dagang SAHABAT memiliki surat promes dari konsumennya bernama Tuan Andi dengan nominal Rp 300.000 tertanggal 1 Maret 2011. Jangka waktu piutang wesel tersebut adalah 2 bulan dengan bunga 12% per tahun. Dikarenakan pihak perusahaan punya kepentingan tersendiri, tanggal 25 Maret 2011 piutang wesel PD SAHABAT didiskontokan ke Bank Negeri dengan potongan diskonto sebesar 10% per tahun.
Dari ilustrasi sederhana di atas, kita bisa menghitung nilai jatuh temponya yaitu sebesar nilai nominal wesel ditambah dengan bunganya (Rp 300.000 + (12% x 2/12 x Rp 300.000)) yaitu Rp 306.000.
Periode diskonto adalah 36 hari, dihitung sejak tanggal 26 Maret 2011 sampai dengan tanggal 30 April 2011 (jatuh temponya). Maka, diskontonya senilai Rp 3.060 (didapat dari perhitungan Rp 306.000 x 10% x 36/360).
Maka dari itu, kita bisa menghitung uang yang diterima PD SAHABAT pada tanggal 25 Maret 2011 yaitu sebesar Rp 302.940 (didapat dari perhitungan Rp 306.000 – Rp 3.060).
Jurnal yang diperlukan PD SAHABAT ketika mendapat uang hasil diskonto wesel berbunga tersebut adalah sebagai berikut:
Kas Rp 302.940
Piutang Wesel Rp 300.000
Pendapatan Bunga Rp 3.940
Demikianlah informasi yang bisa kami sajikan terkait dengan pendiskontoan piutang wesel. Bisa kita simpulkan bahwa pendiskontoan wesel artinya sama dengan menjaminkan surat promes atau piutang wesel yang memiliki dasar hukum kuat untuk mendapatkan dana cair secara lebih cepat dari tanggal jatuh tempo surat promes tersebut. Kekurangan dari pilihan ini adalah uang yang diterima tidak sama dengan nilai nominal jatuh tempo, pasti akan di bawah nominal tersebut.