Perbedaan Utang dan Piutang dalam Akuntansi yang Wajib Dipelajari
Utang dan piutang tentu sudah sering mendengar kedua istilah ini, tetapi umumnya kedua istilah ini berkaitan dengan dunia usaha baik perorangan ataupun perusahaan. Utang dan piutang sebenarnya tidak selalu negatif asalkan bisa dikelola dengan baik. Utang dan piutang sebenarnya dapat menjadi salah satu sumber keuangan dan modal sebagai alternatif sumber keuangan. Masalah yang terjadi pada utang adalah adanya kemungkinan tidak bisa mengembalikan karena kondisi keuangan yang tidak baik. Sedangkan masalah yang terjadi pada piutang adalah kesulitan untuk menagih seseorang atau badan usaha yang berutang. Berikut beberapa perbedaan utang dan piutang dalam prinsip prinsip akuntansi.
1. Pengertian Utang dan Piutang
Utang adalah kewajiban atau hak milik orang atau pihak lain berupa uang, barang, atau jasa berupa uang yang harus dibayar dari pengutang (debitur) kepada pembeli utang (kreditur). Sedangkan pengertian akuntansi piutang adalah pemberian pinjaman dengan nominal tertentu kepada perorangan atau perusahaan.
2. Pencatatan Akuntansi
a. Utang
Utang sebagai pengertian kewajiban dalam akuntansi bisa berupa pinjaman modal, pembelian bahan baku yang belum dibayar, tagihan beban usaha, dan lainnya. Dalam pencatatan jenis jenis akuntansi, utang berada di posisi kredit yang mengurangi aktiva atau aset dalam bisnis dan tergolong pasiva. Utang tidak selalu bermakna negatif selama dipakai untuk kegiatan produktif. Untuk memulai bisnis dengan modal besar atau memperluas bisnis tentu butuh dana yang banyak sebagai modal usaha sehingga utang bisa menjadi penolong bisnis selama dikelola dan dipertanggungjawabkan dengan baik.
b. Piutang
Piutang adalah kebalikan dari utang termasuk dari segi pencatatan akuntansi. Piutang dapat berupa pinjaman yang diberikan pada orang lain, tagihan yang belum dibayar, dan pendapatan yang belum diterima karena pembayarannya tertunda. Piutang dianggap sebagai aset perusahaan walaupun belum diterima secara langsung sehingga tergolong aktiva atau harta lancar dalam jenis jenis laporan keuangan. Pemberian piutang kepada pihak lain boleh dilakukan asalkan dengan keterangan yang jelas dan rinci terutama mengenai syarat dan waktu jatuh tempo agar memudahkan penagihan piutang dan menghitung jumlah piutang yang harus diterima.
3. Jenis-Jenis Utang dan Piutang
a. Jenis-Jenis Utang
Secara garis besar, utang terbagi menjadi dua jenis sesuai dengan jangka waktu pembayaran. Dua jenis utang dalam fungsi akuntansi yang perlu diketahui sebagai berikut.
- Utang Lancar
Utang lancar adalah utang yang memiliki jangka waktu pembayaran cukup pendek,yaitu maksimal satu tahun. Utang lancar dapat digunakan untuk kebutuhan operasional yang bersifat rutin atau investasi jangka pendek. Beberapa hal yang termasuk ke dalam utang lancar antara lain pendapatan diterima di muka, utang dagang, deviden atau bagi hasil keuntungan saham, gaji karyawan, pajak, utang wesel, dan lainnya.
- Utang Tidak Lancar
Utang tidak lancar adalah utang jangka panjang dengan jatuh tempo pembayaran hingga lebih dari sepuluh tahun. Utang tidak lancar digunakan untuk membiayai kebutuhan yang berskala lebih besar seperti perluasan usaha, membeli gedung baru, atau pembelian mesin produksi. Beberapa utang yang termasuk jenis utang ini antara lain obligasi dan utang hipotik.
Beberapa jenis piutang dalam kegiatan bisnis sebagai berikut.
- Piutang Dagang Atau Piutang Usaha
Piutang dagang atau piutang usaha (account receivable) adalah piutang yang berasal dari transaksi bisnis atau penjualan yang belum dibayarkan. Dalam konsep jual beli secara sederhana, uang harus dibayar saat mendapat barang, tetapi dalam bisnis tidak selalu seperti itu. Dalam bisnis skala besar atau pembelian untuk dijual lagi (business to business), pembayaran tidak langsung dilakukan saat menerima produk.
- Piutang Wesel
Piutang wesel (notes receivable) disebut juga wesel tagih adalah piutang yang berasal dari perjanjian untuk membayar atas pembelian yang dilakukan. Piutang wesel tidak berbeda dengan piutang dagang atau piutang usaha, tetapi lebih formal dan terjamin karena ada perjanjian tertulisnya.
- Piutang Lain-Lain
Piutang lain-lain (other receivable) adalah piutang yang tidak termasuk piutang dagang atau usaha dan piutang wesel. Bentuk piutang ini beragam dan bisa muncul dari pihak internal maupun eksternal bisnis. Jenis piutang ini antara lain pinjaman modal pada pebisnis lain, pinjaman kepada karyawan, piutang di luar kegiatan operasional, dan lainnya.
Setelah memahami tentang perbedaan utang dan piutang dalam hakikat akuntansi tentu akan mudah untuk mempelajari tentang unsur unsur laporan keuangan lainnya dan cara membuat laporan keuangan.