Contoh Piutang Bukan Usaha Terlengkap Beserta Penjelasannya
Piutang bukan usaha (non account receivable) adalah piutang yang terjadi bukan dari penjualan barang atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan. Jenis-jenis piutang bukan usaha biasanya ditentukan oleh jangka waktu penagihan. Pengelompokan sebagai aset lancar seperti piutang bunga, persekot piutang dividen dan lain-lain, juga dikelompokkan sebagai aset tidak lancar.
Transaksi yang termasuk piutang bukan usaha adalah piutang dividen, persekot asuransi, piutang bunga, piutang pegawai, piutang pesanan pembelian saham, piutang pendapatan sewa, tagihan kepada pelanggan untuk pengembalian tempat barang misal botol, drum, dan lain-lain serta berbagai transaksi dengan istilah dibayar di muka seperti gaji dibayar di muka dan sewa dibayar di muka biasanya termasuk piutang bukan usaha juga.
Piutang sesuai standar akuntansi keuangan dicatat dalam neraca sebesar jumlah yang akan didapatkan sesuai nilai realisasi/penyelesaian/realizable/settlement value), yaitu jumlah yang diharapkan bisa ditagih sesuai dengan nominal transaksi yang disepakati. Jumlah yang diharapkan bisa didapat dengan menagih dapat dihitung dengan mengurangi jumlah piutang yang ada dengan taksiran piutang yang tidak dapat ditagih. Piutang non usaha ini bisa menjadi sumber pendapatan tambahan bagi perusahaan seperti piutang pendapatan sewa yang menunjukkan bahwa perusahaan bisa menyewakan tempat atau barang apapun sebagai sumber pendapatan juga.
Contoh Soal
PT Aserehe selama bulan April 2016 memberikan pinjaman kepada karyawan sebesar Rp 12.000.000 dan membayar jasa angkutan sebesar Rp 15.000.000 kepada PT Ranspor yang telah mengangkut barang ke Bali. Berikut ini jurnal yang dibuat oleh PT Aserehe
Piutang Karyawan (D) Rp 12.000.000
Piutang Jasa Angkutan (D) Rp 15.000.000
Kas (K) Rp 27.000.000
PT Cantika pada tanggal 31 Desember 2016 memiliki saldo piutang pendapatan sewa sebesar Rp. 100.000.000 yang diperkirakan tidak bisa tertagih sebesar Rp. 15.000.000 karena penyewa mengalami kebangkrutan. Nominal uang yang telah diterima adalah Rp. 85.000.000 yang telah dikurangi Rp. 15.000.000 sehingga jumlah piutang yang tidak dapat tertagih diakui sebagai kerugian piutang. Kerugian piutang dicatat dalam laporan laba rugi (baca: cara membuat laporan laba rugi) periode berjalan sebagai beban lain-lain. Besarnya kerugian piutang bisa diketahui dengan memakai metode penghapusan langsung atau metode cadangan. Berikut ini jurnal yang dibuat oleh PT Cantika untuk transaksi tersebut.
Kas (D) Rp 85.000.000
Piutang Pendapatan Sewa Rp 85.000.000
Jurnal Untuk Penghapusan Piutang
Cadangan Kerugian Piutang (D) Rp 15.000.000
Piutang pendapatan Sewa (K) Rp 15.000.000
- Brilian yang berlokasi di Jakarta menjual produk senilai Rp 175.000.000 kepada Toko Cemerlang di Bandung. PT Cemerlang baru membayar sebesar Rp 50.000.000. pada saat terjadinya transaksi dan sisanya dilunasi pada bulan berikutnya. Atas transaksi ini jurnal yang perlu dibuat sebagai berikut.
Kas (D) Rp 50.000.000
Piutang Usaha (D) Rp 125.000.000
Penjualan Rp 175.000.000
Setelah memahami tentang piutang bukan usaha biasanya para pembaca akan bisa memahami contoh piutang lain lain, contoh piutang dagang, dan contoh piutang biaya. Piutang bukan usaha ini memang pada hakikatnya sama dengan piutang non dagang pada laporan keuangan perusahaan dagang tetapi piutang bukan usaha ini lebih bersifat luas (global) karena bisa dipakai oleh perusahaan jasa juga.
Baca: tujuan laporan keuangan, manfaat laporan keuangan, karakteristik beban akuntansi, karakteristik akuntansi biaya tradisional.