Pengertian Akuntansi Syariah Menurut Para Ahli
Pengertian Akuntansi Syariah, Saat ini di Indonesia banyak lembaga-lembaga baik perusahaan, bank, dan lainnya yang menerapkan sistem akuntansi syariah. Bahkan tak hanya di Indonesia saja, beberapa negara lainnya yang menganut agama islam terbanyak seperti Malaysia, negara-negara teluk juga menganut sistem akuntansi syariah. Bahkan lembaga-lembaga keuangan berbasis syariah juga hadir di negara-negara yang penduduknya minoritas muslim seperti Amerika Serikat, Inggris, Swiss, dll. (baca juga: Cara Membuat Laporan Laba Rugi)
Tentunya akuntansi syariah berbeda dengan akuntansi pada umumnya. Jika melihat dari penggalan kata yang ada yaitu akuntansi dan syariah, maka:
- Akuntansi
Merupakan proses identifikasi pencatatan, penggolonga, pengikhtisaran hingga transaksi-transaksi yang dilakukan sehingga tercipatalah informasi keuangan di dalam bentuk laporan keuangan yang nantinya digunakan untuk mengambil sebuah keputusan. (baca juga: Metode Penghapusan Piutang)
- Syariah
Merupakan aturan yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT agar dapat dipatuhi oleh manusia-manusia yang ada di dunia ini.
Jika kedua kata tersebut digabungkan, maka akuntansi syariah merupakan ilmu akuntansi yang di dalamnya sesuai dengan aturan-aturan yang sudah ditetapkan Allah SWT. Kehadiran akuntansi syariah sangat penting dibutuhkan, karena:
- Kewajiban yang harus dilakukan atas pelaksanaan syariah
- Kebutuhan karena meningkatnya perkembangan transaksi keuangan syariah
- Kebutuhan akuntabilitas (pertanggung jawaban) pada lembaga-lembaga yang menerapkan sistem syariah.
Kali ini akan dibahas lebih lanjut mengenai pengertian akuntansi syariah dan hal-hal yang terkait di dalam akuntansi syariah.
Pengertian Akuntansi Syariah Menurut Para Ahli
1. Menurut Toshikabu Hayashi
Akuntansi syariah merupakan ilmu akuntansi yang memiliki konsep pada hukum syariah yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT, bukan dari hukum-hukum yang diciopatakan oelh manusia. Akuntansi syariah menuntut sebuuah lembaga untuk memiliki etika serta tanggung jawab sosial, bahkan pertanggung jawaban tersebut dapat diajukan di akhirat kelak. Yang mana ketika hal tersebut terjadi, maka semua manusia dimintai pertanggung jawabannya atas tindakan, sikap, dan perilakukanya selama di bumi. Dalam hal ini Tuhan memiliki akuntan tersendiri (Malaikat Rakib dan Atid) yang bertugas untuk mencatat segala tindakan dan perilaku manusia di bumi, tak hanya hal ekonomi saja melainkan ke segala hal sosial serta pelaksanaa hukum syariah. (baca juga: Prinsip Akuntansi Syariah Di Indonesia)
2. Menurut Napier (2007)
Akuntansi syariah merupakan bidang di dalam ilmu akuntansi yang lebih menekankan pada dua hal yaitu pelaporan dan akuntabilitas. Yang dimaksudkan dengan akuntabilitas dapat tercemin melali tauhid, segala sesuatu yang ada di bumi ini tentunya harus berjalan sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan Allah SWT dan manusia berperan menjadi khalifah Allah di bumi. Dapat dikatakan akuntansi syariah adalah bentuk dari pertanggung jawaban manusia pada Allah SWT serta bentuk pertanggungjawaban manusia terhadap manusia lainnya. (baca juga: Dasar-Dasar Akuntansi Keuangan)
3. Menurut Adnan M Akhyar (Akuntansi Syariah: Arah, Prospek dan Tantangannya 2005:70)
Akuntansi syariah merupakan akuntansi yang memiliki tujuan untuk membantu pencapaian keadilan sosial ekonomi (Al Falah) serta mengenal penuh mengenai kewajiba-kewajiban kepada Tuhan, masyarakat, serta individu yang terkait di dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan ekonomi sebagai sarana ibadah. Badan yang mengeluarkan standar akuntansi syariah adalah AAO-IF yang sudah didirikan pada tahun 1991. (baca juga: Perbedaan Bank Konvensional Dan Bank Syariah)
4. Menurut Karim (Islamic Accounting:1990)
Akuntansi syariah merupakan bidang baru di dalam ilmu akuntansi yang mana dikembangkan dengan menggunakan landasan-landasan nilai, etika, serta syariah islam. Sehingga akuntansi syariah sering dikenal dengan nama akuntansi Islam. (baca juga: Macam-Macam Rasio Keuangan)
5. Menurut Sofyan S.Harahap (Akuntansi Sosial Ekonomi dan Akuntansi Islam:56)
Akuntansi syariah merupakan penggunaan ilmu akuntansi untuk menjalankan syariah-syariah agama islam, bahkan penggunaan ini sudah diterapkan pada jaman Nabi Muhammad SAW, Khulaurrasyidiin serta pemerintahan-pemerintahan Islam lainnya. (baca juga: Pengertian Hutang Lancar)
6. Menurut Dr Omar Abdullan Zaid (Akuntansi Syariah: Kerangka Dasar dan Sejarah Keuangan Dalam Masyarakat Islam
Menurut Dr Omar yang sudah diterjemahkan oleh Syafi’i Antonia serta Sofyan S.Harahap, Akuntansi syariah atau Muhasabah merupakan aktivitas yang dilakukan secara teratur dan berkaitan dengan pencatatan transaksi, tindakan, keputusan yang memang sesuai dengan syariat Islam serta jumlahnya akan dicatat dalam bentuk yang representatif dan berhubungan dengan pengukuran dengan hasil-hasil keuangan yang berimplikasi pada transaksi, tindakan, serta keputusan yang digunakan untuk membentuk pengambilan sebuah keputusan yang tepat. (baca juga: Manfaat Akuntansi)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa akuntansi syariah tak hanya digunakan sebagai alat dalam menerjemahkan fenomena ekonomi saja, namun juga digunakan menjadi metode untuk menjelaskan kegiatan ekonomi yang dapat berjalan di dalam masyarakat Islam. Akuntansi syariah ini memiliki orientasi yang cenderung ke arah bidang sosial, meliputi isu-isu yang tidak dibahas pada akuntansi konvesional.
Konsep Dasar Akuntansi Syariah
Pada ilmu akuntansi syariah, terdapat tiga konsep dasar yang tercantum di dalamnya:
- Entitas Bisnis
Entitas atau yang dikenal dengan kesatuan bisnis merupakan lembaga yang dianggap sebagai entitas ekonomi serta hukum yang terpisah dari pihak yang memiliki kepentingan atau pihak pemilik pribadi. (baca juga: Sistem Akuntansi Syariah Internasional)
- Kesinambungan
Akitivitas-aktivitas yang dianggap akan berjalan terus menerus. (baca juga: Hakikat Akuntansi)
- Stabilitas Daya Beli Unit Moneter
Merupakan uang atau alat tukar yang penggunaannya harus tetap dan stabil. Bentuk uang yang mungkin saja digunakan dalam hal ini adalah yang berbahan dasar emas, sehingga nilai uang tersebut dapat setara dengan benda. (baca juga: Pengertian Akuntansi Piutang)
- Periode Akuntansi
Tujuan dari adanya akuntansi syariah adalah dapat digunakan dalam perhitungan zakar. Seperti yang anda ketahui, zakat merupakan hal wajib yang harus dilakukan seseorang ketika harta benda yang dimilikinya mencapai nishob dan haul. Periode akuntansi syariah akan mengikuti haul pada zakat yaitu satu tahun dan perhitungannya akan dilakukan pada akhir tahun. (baca juga: Manfaat Jurnal Khusus)
Prinsip Akuntansi Syariah
Tentunya di dalam sebuah ilmu, pastinya memiliki prinsip-prinsip yang digunakan. Tak terkecuali dengan akuntansi syariah. Berikut ini beberapa prinsip-prinsip yang diterapkan dalam Akuntansi Syariah:
- Prinsip Pengungkapan Penuh
Di dalam prinsip ini mengharuskan sebuah laporan keuangan akuntansi agar dapat mengungkapkan hal atau info penting sehingga membuat laporan tersebut jelas dan detail serta tidak menyesatkan. Tidak ada manipulasi ataupun kekurangan lainnya yang ditutupi. Landasan dari prinsip ini ada dalam Surat Al Baqarah ayat 282. (baca juga: Pengertian Persamaan Dasar Akuntansi)
- Prinsip Konsistensi
Prosedur yang telah disepakati di awal serta dipergunakan, dianut, dan dilaksanakan dengan konsisten dari waktu ke waktu. (baca juga: Cara Membuat Jurnal Umum)
- Prinsip Dasar Akrual
Pada prinsip ini, kas diakui pada saat terjadi. Misalnya saja, ketika seorang ibu menginginkan membeli sesuatu namun ternyata lupa membawa uang. Pihak penjual ternyata memperbolehkan ibu tersbeut untuk membawa barang terlebih dahulu, dengan catatan akan dibayar di kemudian harinya. Maka dengan kondisi tersebut, uang ibu tersebut akan masukke dalam kas yang mana pada saat barang tersebut dibawanya. (baca juga: Jenis Jenis Akuntansi)
- Prinsip Nilai Tukar Uang Yang Berlaku
Harta, modal, hutang, laba, dan hal-hal lainnya yang ada pada laporan keuangan menggunakan nilai tukar uang yang sedang berlaku saat itu. Misalnya, jika pada laporan keuangan tersebut berisikan catatan transaksi beberapa bulan sebelumnya. Katakanlah dalam catatan tersebut, terdapat pembelian buku sebanyak 12 lusin dengan harga 20 ribu rupiah per lusinnya. Namun ketika anda akan memasukkannya ke dalam laporan keuangan saat ini, harga buku meningkat menjadi 25 ribu rupiah per lusin. Namun tentunya harga yang anda masukkan tetaplah harga buku 20 ribu rupaih per lusinnya. (baca juga: Pengertian Harga Pokok Produksi)
- Prinsip Penandingan
Beban yang diakui dalam sebuah periode tentunya harus sama dengan pendapatan yang ada. (baca juga: Prinsip-Prinsip Akuntansi)
Nah itu tadi berbagai penjelasan mengenai pengertian akuntansi syariah, mulai dari pendapat para ahli hingga prinsip-prinsip serta konsepan yang ada di dalam ilmu akuntansi syariah. Meskipun berbeda dengan akuntansi konvensional pada umumnya. Konsep yang dimiliki akuntansi syariah tak jauh berbeda dengan konsepan pada akuntansi konvensional. Semoga informasi diatas dapat bermanfaat untuk anda.
baca juga: